"Maaa...apa maksudmu, aku sendirian di kamar ini"
Sangkal Jin sambil menendang celana jeans Namjoon yang tergeletak dilantai ke kolong bawah tempat tidur.
"Baiklah, aku sendiri yang akan menjumpainya ke kamar mandi"
"Ah tidak-tidak !! Jangan !! Tuhaaaann...."
Jin memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing lagi. Dua hari berturut-turut dia harus menghadapi dua orang keras kepala secara bersamaan.
"Okay !! Kalau begitu suruh dia keluar, aku hanya ingin bertemu dengannya, itu saja. Sebagai...ibumu. Mama pikir kau sudah lebih dari cukup untuk berkeluarga, mama yakin kau tak memilih 'teman tidur' secara sembarangan. Jadi....perkenalkan kami"
"Ma, oh Tuhan baiklah, tapi kami....okay aku memang bersama seseorang di kamar ini. Ah tidak dengar dulu, tapi....aku...kami tak melakukan apapun. Sumpah, hanya sahabat lama dan kami...hanya berbincang saja karena...tolong jangan kaget atau marah. Kami hanya bersahabat saja, terlepas dari semua rumor...."
"Jinnie kau terlalu bertele-tele...tidak biasanya...kan mama sudah bilang mama tak akan melakukan apapun padanya. Okay dia temanmu, teman tidur...okay...nona keluar sekarang !!"
"Maaa....!!"
Jin masih terus berusaha mencegah agar ibunya keluar dari kamarnya agar tak pernah melihat siapa seseorang yang bersembunyi di dalam kamar mandinya. Dan ia sangat menyesal dan tak menyangka mengapa sang ibu harus muncul dan mengacau sesuatu yang baru saja dia selesaikan.
Namun suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat Jin langsung berdiri tegak dan memandang nanar pada arah pintu kamar mandi. Sama halnya dengan sang mama yang langsung mengarahkan pandangannya pada pintu kamar mandi yang terbuka.
Sebagai ibu, ibu Jin sangat tahu bahwa gadis bertubuh mungil dan sedikit berisi adalah tipe gadis kesukaan Jin sejak remaja dulu. Meski tak pernah terekpose media namun putranya pernah memiliki hubungan dengan gadis-gadis yang memiliki spesifikasi seperti itu.
Dan sang ibu menunggu sosok gadis mungil dan sedikit berisi, berambut panjang dan cantik keluar dari pintu kamar mandi itu.
Namun tak pernah terlintas di pikiran sang ibu bahwa ia akan melihat sepasang kaki yang kuat yang dibalut jas handuk hingga pertengahan kakinya. Maka dengan cepat mata ibu Jin bergerak keras mencari wajah pemilik sepasang kaki kuat itu.
Jin sudah tak melihat kearah pintu namun mendongakkan wajah tampannya pada langit-langit kamar dan sudah membayangkan bagaimana reaksi sang ibu ketika pemuda itu dengan percaya diri keluar kamar mandi dibalut oleh jas handuk berwarna putih.
Dan benar saja, sang ibu langsung berdiri dari sofa yang didudukinya sambil terkesiap. Ketika ia melihat wajah tampan pemilik sepasang kaki kuat yang keluar dari kamar mandi. Dan pemuda itu sangat dikenalinya.
"B-B-Bjorka ??!"
"Ma dia datang tadi malam dari Italia dan aku membawanya kesini. Aku...kami hanya mengobrol tadi malam..."
"Diam kau !! Bjorka...hei apa kabar nak ??!!"
"B-baik sajangnim"
Dengan membungkuk sopan lalu pemuda itu menyalami wanita yang telah melahirkan pria yang sangat dicintai itu dengan hormat.
Sementara ibu Jin tampak bingung melihat putranya dan Namjoon secara bergantian.
"Maa...kami berteman kau tahu ?? Dia sudah aku anggap adikku jadi tolong jangan... aneh-aneh seperti... seperti pandangan mereka dan juga...papa....aku...kami..."
Jin secara spontan memandang kearah Namjoon yang secara mengejutkan tampak tenang dan santai, tidak seperti dirinya yang bingung setengah mati melihat betapa terkejutnya sang ibu hingga terlihat ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bjorka
FanfictionI choose him as my on screen partner. Never know his face but... Bjorka...please be my partner...on screen !!