Pengakuan

290 46 8
                                    

"Hyung...ini...huufft ini tidak ada dalam script..."

Namjoon memindahkan remasan tangannya pada pinggang kecil Jin lalu meremas celananya pendeknya sendiri agar tak menyakiti pria yang duduk  mengangkangi dirinya.

Kepalanya bersandar pada sofa mendongak ke langit-langit balkon dengan pasrah, antara geli...dan rasa aneh...hingga dirinya ingin memukul sesuatu.

Sh*ttt !!! F*ckkkk !!

Namun anehnya semakin lama seluruh inderanya serasa semakin berpusat pada telinga kirinya yang dikunyah-kunyah dengan gemas.

Rambut lebat dan halus pria itu jatuh pada dahi, pipi dan leher Namjoon menambah sensasi rasa yang sangat aneh pada dirinya.

Namun dibalik itu semua, hidung Namjoon mulai peka akan aroma yang melingkupi hidungnya, aroma lembut sutra kemeja serta kain lembut tuksedo yang menempel pada pria itu.

Dan alkohol. Entah itu aroma nafas atau aroma tinner.

Tapi wangi tubuh serta aroma sutra pria yang bertengger diatas tubuh Namjoon mulai membutakan hatinya.

Namjoon memejamkan matanya, membuka mulutnya untuk memberi ruang nafas pada paru-parunya yang mulai sesak.

"Kalian menyebalkan...."

Ujar Jin ditelinga Namjoon sesaat setelah melepaskan telingan Namjoon yang sudah dirasakan berdenyut karena sekian lama dihisap dengan brutal.

"Okay...okay...menyebalkan....siapa ??"

Namjoon mulai paham pria ini dibawah pengaruh alkohol, dan seharusnya dia masih berada di acara award itu.

"Kau....kau menyebalkan...!! Aku susah-susah membersihkan tapi kau.....hiiiiihh !!!"

"Aaawwww....!!! Hyung...Hyung... ampun !! Okay aku minta maaf"

''Minta maaf apa ??"

''Karena tidur diluar"

Mendengar jawaban itu, Jin menegakkan tubuhnya, melepaskan jas ditubuhnya dan melemparkannya begitu saja lalu mengambil kepala pemuda itu lagi, ditekan pada sofa lalu menunduk dan menggigit leher kiri Namjoon keras-keras.

"Hyung...Hyung..."

Namjoon menggelinjang merasakan lidah panas memutar-mutar dikulit leher itu. Begitu keras dan panas. Tak seperti ketika dihisap seorang...gadis. Ini lebih kuat dan intens dan....

"Aku harus menjaga....kondisi kulitku....leherku akan memar ....sumpah..."

"Kalian menyebalkan...sumpah menyebalkan !!"

Baru setelah perkataan kesekian kalinya Namjoon memahami ada sesuatu dibalik tindakan Jin yang tak dipahaminya.

"Ada apa Hyung ?? Awww sudah jangan gigit lagi, kau akan dimarahi sutradara kalau meninggalkan bekas dikulitku...huuufftss !! Owwhh Hyung...."

Kedua jempol kaki pemuda itu melingkar mencengkeram jari kakai lainnya karena merasakan perasaan membuncah di dadanya dan ingin membalas apa yang dilakukan Jin. Tapi dia tak berani. Karena tak ada kesepakatan mereka sedang berlatih.

Dadanya mulai bergemuruh, buku roma ditubuhnya rasanya sudah berdiri semua, pikirannya kacau dan mulai tak karuan. Dan Namjoon yakin otot-otot dilehernya sudah keluar sekarang. Ini berbahaya dan tak boleh dibiarkan.

Dengan sigap Namjoon berusaha duduk dengan tegak, dan menemukan tubuh Jin yang ramping terawat menjadi semakin menempel padanya dengan erat dan pas.

"Baiklah aku menyebalkan, kami menyebalkan, siapa orang menyebalkan selain aku itu ?"

BjorkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang