Dua jam sebelum sidang mereka mendarat di Florence, dan setengah diseret, Jin masuk ke dalam apartemen Namjoon, tampak lelah dengan mata merah karena mengantuk.
Kemarin pria itu sedang di lokasi syuting dan sudah 11 jam bekerja di depan layar. Sampai kemudian staf mengabarkan ponselnya berbunyi oleh nomer asing.
Namun meski telpon tersebut berasal dari nomer asing, berhasil membuatnya meninggalkan lokasi syuting secepatnya.
Dan akhirnya ia bertemu dengan sumber kepanikannya, wajahnya lebam dan bibirnya pecah. Karena dipukul ayahnya. Karenanya. Karena memutuskan tetap mencintainya. Apapun yang terjadi.
Setelahnya, ia cancel semua jadwal dan sekretarisnya disuruh menscedule ulang jadwal shooting. Untuk pertama kalinya.
Dan beberapa jam berikutnya, ia sudah berada di apartemen si orang sidang tesis hari ini, satu jam setengah dari mereka sampai di apartemen bergaya Italia itu.
Tempat tidur besar di kamar itu membuat Namjoon mengibaskan kepalanya berulang dengan keras, ada sosok yang gelendotan padanya, semakin seksi ketika mengantuk, ada tempat tidur besar, bersih dan rapi menunggu. Namun tak ada waktu. Dia harus bersiap karena setidaknya setengah jam sebelum sidang, pemuda itu harus sudah ada di tempat.
"Hyung, kau tak ingin mandi dulu ?? Huh ?? Bagaimana kalau mandi dulu lalu makan dan tidur sepuasmu ??"
"Mmmm...Hyung ngantuk, capek, bagaimana kalau...bercinta dulu ??"
Kedua lengan Jin mengalung di leher Namjoon dan merebahkan kepalanya di dada bidang pemuda itu. Namun Namjoon sadar bahwa Jin sedang menggodanya karena tak mungkin mereka lakukan 'kegiatan' itu di saat dirinya harus menghadapi sidang penting dalam hidupnya.
"Hahaha...aku tahu Hyung menggodaku, kau tahu aku tak punya waktu untuk itu. Rebahlah dulu sementara aku mandi, lalu aku akan buatkan sarapan buatmu. Dan setelahnya tidurlah, tidak usah ikut ke kampus. Tunggu saja aku dirumah dan tunggulah aku pulang membawa selembar kertas yang bisa membuatmu tak usah bekerja, karena aku bisa mencari uang untukmu..."
Jin terkikik di sela leher Namjoon lalu mendongak untuk mengecup sudut bibir pemuda yang masih jelas terlihat pecah.
"Baby, jangan sampai papa mendengar kata-katamu ini, dia akan marah dan memukulmu lagi. Apapun yang terjadi dia tak mau kelelakianku berkurang. Lagipula biaya hidupku banyak, kau sanggup ??"
Namjoon menghela nafas panjang lalu membelai rambut Jin.
"Jangan meremehkanku, selama ini aku masih gunakan 50 % kekuatanku. Kalau Hyung bersedia disampingku selamanya, aku akan gunakan 100% kekuatanku untuk membahagiakanmu"
"Wah lihatlah kau sudah pandai berkata-kata sekarang, okay aku ingin bahagia sekarang, bisa kita lakukan ??"
Ujar Jin sambil melepaskan diri dari pelukan Namjoon lalu naik ke tempat tidur dengan tatapan menggoda.
"Oh tidaaak, aku harus mandi sekarang, tolong jangan buat profesor-profesor ku memarahiku"
"Okay kid"
Namjoon langsung masuk ke kamar mandi disela-sela Jin yang tertawa mengejeknya.
Awas saja nanti...
Dengan cepat pemuda itu mandi, berusaha keras melupakan sosok yang terus menggodanya dan tergeletak di ranjangnya.
Di kamar dan ada ranjang tapi...
Saat pemuda itu keluar kamar mandi dia melihat sosok ditempat tidurnya itu sudah tertidur pulas dengan posisi wajah menghadap kamar mandi dimana Namjoon mandi.
![](https://img.wattpad.com/cover/322483587-288-k786050.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bjorka
FanfictionI choose him as my on screen partner. Never know his face but... Bjorka...please be my partner...on screen !!