Bjorka side story 5

372 41 11
                                    

"Kenapa ?? Kau takut ?? Peluk Hyung kalau berani, kenapa tanganmu tetap didalam saku hah ??"

Kedua tangan Jin menarik lengan kemeja Namjoon keatas agar kedua tangannya bisa menelusuri kedua lengan Namjoon naik turun, sementara wajahnya dibenamkannya di leher pemuda itu, membaui keseluruhan kulit yang selama ini rindu disentuhnya.

"Hyung.... tolong, jangan begini, kita semua tahu kita tak boleh begini lagi"

Namjoon tetap memejamkan mata dan menahan diri setengah mati karena dadanya mulai berdegup begitu kencang tak beraturan dan seperti hendak mau meledak.

"Kenapa ?? Kau marah ?? Ayo marahlah"

Jin menaikkan wajahnya dan berhenti disudut bibir Namjoon dan menyentuhkan ujung hidungnya disana. Kedua lengannya memeluk pinggang Namjoon dengan erat lidahnya menjilat bibir bawah Namjoon dengan berlahan.

"Hyung !!"

Jin tersentak kaget ketika pemuda itu tiba-tiba berteriak padanya, pelukannya juga terlepas. Dan wajahnya memerah dan memundurkan tubuhnya.

Namjoon langsung tersadar dan maju mengejar tubuh Jin.

"Ma-af....!!"

"Tadi kau memaki hyung sekarang kau meneriaki Hyung"

Kena kau !!

"Maaf aku tak bermaksud begitu, aku hanya...hanya...."

"Okay, tidak apa-apa, bisa peluk Hyung ??"

Namjoon ragu sesaat tapi Jin yakin 100 % setelah ini ia akan mendapatkan pelukan yang dimintanya. Usia adalah tempat belajar banyak hal yang paling ampuh bagi Jin.

Dengan berdebar Jin memandang pemuda yang sedang ragu di depannya, melihat pada titik-titik tubuh kuat didepannya yang akan segera bersentuhan dengannya.

Dan seperti kucing kecil, jin menyambut tubuh bugar yang seperti perkiraan nya akan segera ia dapatkan kembali dalam hidupnya.

Dengan lembut Jin masuk ke dalam pelukan Namjoon, mengalungkan kedua lengannya di leher pemuda itu. Setengah berjinjit ia menumpukan seluruh berat tubuhnya pada tubuh Namjoon. Menggosok-gosokkan ujung hidungnya pada rahang kokoh Namjoon sampai pemuda itu merengkuh pinggang ramping Jin yang bisa direngkuhnya hanya dengan satu lengannya saja.

Sementara itu satu tangan Jin turun, mengambil telapak tangan kiri Namjoon dan meletakkannya dibokongnya.

"Hyung...."

"Mmmm...??"

Telapak tangan Namjoon yang besar membentang dibongkahan salah satu bokong Jin, tak berani bergeser sedikitpun.

"Baby...."

Kembali Jin berbisik dan menarik kepala Namjoon kebawah, lalu menjentik sudut bibir pemuda itu, dengan basah dan berlahan, hingga bibir itu terbuka. Dengan ragu Jin memasukkan ujung lidahnya ke dalam mulut Namjoon.

Dan Jin langsung mendesah dengan puas ketika pemuda itu meraup lidahnya dan menyedotnya dalam-dalam ke dalam mulutnya di saat telapak tangannya yang besar meremas kuat bongkahan pantat Jin dengan kedua tangannya.

Jin serasa diliputi oleh euforia kebahagiaan saat merasakan kenikmatan diseluruh tubuhnya. Kedua tangannya naik pada kepala Namjoon, bermaksud menjambak rambutnya tapi ia berteriak frustasi saat ia tak mendapatkan apa-apa karena rambut pemuda itu dipotong begitu pendek.

Dengan gemas Jin mengambil kelepak kerah kemeja Namjoon, menariknya dengan kencang kearahnya di saat bibir pemuda itu bergerak diatas bibirnya.

Sekujur tubuh Jin merasa bahagia, nikmat tak terkira karena ciuman pemuda itu tetap seperti dahulu, dominan dan seksi.

BjorkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang