51- Dua kecebong

47.8K 2.7K 129
                                    

Kenzia menatap Algio dari kejauhan. Ia sedang berada di ruang kelas nya dan menatap Algio yang sedang bermain bola basket lewat jendela kelas nya yang mengarah langsung ke lapangan.

Pemuda itu terlihat semakin tampan saat keringat mulai membasahi wajah serta leher nya. Kenzia menggeleng pelan mengenyahkan pikiran nya.

Bagi nya Algio adalah Algio dan Geo adalah Geo. Mereka dua orang yang berbeda namun memiliki rupa yang sama.

Ada beberapa kesamaan diantara mereka. Wajah, postur tubuh, wewangian, suara dan yang terakhir adalah tatapan tajam khas Geo yang benar-benar mirip dengan Algio.

Kenzia menghela nafas panjang. Jika yang dialami nya di dunia novel adalah mimpi, mengapa rasa di hati nya terasa sangat nyata?

.

.

.

Kenzia hidup dengan tenang setelah pindah keluar kota. Ia tak pernah bertemu lagi dengan Algio dan itu membuat nya merasa lega. Tanpa hadir nya pemuda itu, ia tak pernah terbayang lagi dengan Geo.

Bertahun-tahun ia jalani, kini ia sudah lulus dari Universitas terbaik di kota tempat ia tinggal dan menjadi salah satu dokter anak di salah satu rumah sakit.

"Kak Geo.. Disana kakak baik baik aja kan? Kabar nya Rion gimana ya?" lirih Kenzia menatap indah nya malam dari rooftop rumah sakit.

Kenzia turun dari rooftop rumah sakit. Ia berjalan di Koridor yang sepi. Kenzia langsung pulang ke rumah nya karena memang tak ada jadwal lagi di rumah sakit.

20 menit di perjalanan Kenzia akhirnya sampai di rumah nya. Ia menatap mobil sport asing yang terparkir di halaman depan rumah nya.

"Mobil siapa ya? " monolog nya.

Kenzia langsung keluar dari mobil nya. Membuka pintu rumah nya sambil mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum.. "

"Waalaikumsalam. "

Kenzia mengernyit melihat seorang pria yang memakai jas hitam sedang duduk di sofa. Kenzia mencoba mengingat pria itu karena wajah nya yang tak asing.

Algio. Pria itu adalah Algio. Maura menarik tangan Kenzia agar duduk di sofa.

"Ma—

"Zia.. Tuan Matthew mau melamar kamu. " ucap Rajendra.

Mata Kenzia membola kaget. "Algio mau ngelamar aku?! "

"Kamu udah kenal? " tanya Maura.

Kenzia mengangguk. "T-temen waktu SMA. "

"Bagus deh kalo saling kenal. " ucap Rajendra tersenyum.

"Pah aku ga mau ya ni—

"Tuan Ashkara, bisa saya bicara berdua dengan putri anda? " Rajendra mengangguk.

"Silahkan."

Algio berjalan ke arah halaman depan rumah terlebih dahulu. Kenzia terpaksa menyusul karena paksaan Maura.

"Sesuai ucapan aku, setelah lulus aku bakal lamar kamu. Aku ga bawa keluarga karena sekarang aku sebatang kara. " ucap Algio memulai obrolan.

"Zia, aku tau kamu pernah menempati raga Navaila. " lanjut nya.

Kenzia terkejut namun langsung mengubah ekspresi wajah nya kembali normal.

"Kamu sebenarnya siapa? "

Antagonist's Little Wife ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang