Terlihat tiga orang pemuda tengah membolos. Kini ketiga pemuda itu berjalan mendekat ke gerbang. Mereka adalah Leon, Zidan dan antagonis pria, Geovano Kafeel Agraish.
"Itu apaan? Kok nemplok di gerbang? " tanya Leon menyipitkan matanya saat melihat sebuah tubuh mungil tengah bersandar di gerbang.
Geo dan Zidan ikut menatap gerbang dimana ada seorang gadis mungil tengah bersandar dengan tubuh membelakangi mereka.
Ketiga pemuda itu mendekat. Leon mencolek bahu gadis itu lewat sela-sela gerbang.
Navaila yang merasa jika bahu nya dicolek seseorang menoleh kebelakang. Mulut nya terbuka sedikit melihat paras tampan ketiga pemuda ini. Mata Navaila berfokus pada Geo yang paling tampan dan mencolok dibanding Zidan dan Leon.
Geo yang ditatap kagum oleh Navaila terkekeh. Gadis kecil ini menggemaskan. Mata bulat berair itu menatap nya polos dengan binaran.
"Eh, bocil. Ngapain disini? " tanya Zidan saat menyadari gadis itu mengenakan seragam putih biru.
Navaila menatap Zidan. "Nava mau ketemu kakak Nava. Kakak ganteng kenal gak sama kakak Nava?" tanya Navaila.
Zidan membuka gerbang terlebih dahulu. Padahal ada satpam namun entah kemana pergi nya satpam itu.
Setelah gerbang terbuka Zidan langsung menarik lengan mungil Navaila masuk ke dalam wilayah sekolah.
"Pendek banget lo cil, kayak anak tk. " ucap Leon.
Yang dikatakan Leon memang benar. Tinggi Navaila hanya sepinggang mereka saja. Sekitar 140 cm berbeda dengan mereka yang mencapai 180 cm apalagi Geo yang memiliki tinggi 189 cm.
"Nava ga anak tk! Nava bentar lagi jadi anak SMA! Emang kakak ga liat seragam Nava warna putih biru!? " kesal Navaila. Navaila merengut, bibir tipis nya maju ke depan. Pipi chubby nya menggembung lucu.
Zidan tertawa dan mencubit pipi chubby Navaila pelan. "Emang bener, lo pendek cil. "
"Nava ga pendek! Kakak ganteng aja yang ketinggian kayak titan. " balas Navaila.
"Pendek." cibir Geo.
Navaila menatap Geo dengan mata berkaca-kaca. Ia hanya ingin menemui kakak nya lalu memberikan bubur ayam nya namun malah diejek oleh ketiga pemuda yang sayang nya sangat tampan.
"Nava ga pendek hiks.. Nava ga pendek.. Huwaaaa! " pecah sudah tangis Navaila membuat Zidan dan Leon panik. Anak orang nangis woi!.
"Aduh gimana ini!? Lo sih Leon. Pake ngejek segala. " tuduh Zidan.
"Asu lo! Lo juga ngejek ya bangke!" seru Leon tak terima.
Geo menggendong Navaila ala koala. Ia mengelus rambut hitam Navaila yang dikuncir kuda.
"Sttt... Don't cry... " ucap Geo mengelus punggung kecil Navaila.
"Hiks.. Nava ga pendek.. Hiks.. " isak Navaila.
Geo mengangguk. "Iya, Nava ga pendek. Nava cuma kurang tinggi aja. "
Navaila mengangguk menyetujui. Padahal makna kata yang diucapkan Geo sama hanya berbeda pengucapan dan huruf.
"Nava mau ketemu kakak hiks.. " ucap Navaila sesenggukan.
Zidan menatap Geo yang tengah menggendong Navaila dan berusaha menenangkan gadis kecil itu. Ia menatap Leon yang juga menatap dirinya.
"Itu beneran Geo? " tanya Leon pelan.
Zidan mengangguk. "Dia beda. " jawab nya.
Geo yang mereka kenal adalah lelaki yang cuek pada sosok perempuan kecuali ibu nya. Geo bahkan enggan berdekatan dengan perempuan. Lalu apa yang sekarang mereka lihat? Geo tengah menggendong gadis kecil yang notabene nya adalah gadis asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist's Little Wife ✅
Fiksi RemajaAll images are from pinterest. WARNING:- BERISI KATA KATA KASAR. ⚠️ - ADEGAN KISSING. ⚠️ - TYPO BERTEBARAN. ⚠️ . Kenzia Anastasia si gadis periang yang duduk di bangku 2 SMP. Kenzia atau kerap disapa Zia adalah p...