31- Panik

28.9K 2.3K 133
                                    

Geo tengah berada di kantin kampus nya. Ia duduk bersama 4 orang teman sekelas nya. 2 orang lelaki dan 2 nya lagi perempuan. Mereka tengah mengerjakan tugas kelompok yang diberikan dosen tadi.

"Mau makan dulu atau langsung ngerjain? " tanya Galen, teman sekelompok Geo.

"Gue ngikut aja deh, tapi kalo bisa langsung ngerjain aja. " ucap Rafka sembari bersedekap dada.

Galen menatap Naina meminta persetujuan gadis itu. Naina si gadis berpenampilan tomboi itu menatap aneh Galen.

"Terserah, gue ngikut aja. " ucap Naina lalu memainkan ponsel nya.

"Cewek mah gitu, semuanya terserah. " cibir Galen.

Kini, Galen beralih menatap Laluna si gadis manis yang menyimpan perasaan suka pada Geo.

"Lo lun? Mau makan atau langsung ngerjain? " tanya Galen.

"Jangan jawab terserah ya! Kalo lo jawab terserah, gue geprek lo! " ancam Galen.

Laluna terkekeh lucu, lesung pipinya terlihat begitu manis saat Laluna terkekeh dan menunjukkan senyuman nya.

"Makan aja deh, gue laper. " ucap Laluna mengelus perut nya yang terasa keroncongan itu.

Galen mengangguk pelan. Ia menatap Geo yang sedari tadi bersedekap dada dan menatap datar mereka semua. Jujur, sejak awal mengenal Geo ia lumayan merasa sedikit takut dengan pemuda itu, ingat, sedikit!.

Menurut nya, Geo terlalu santai dan lumayan nakal untuk mahasiswa baru. Bahkan tak jarang di kelas Geo memaki dosen yang tengah menjelaskan materi, ia juga sering melihat Geo tertidur di dalam kelas dengan tenang tak terusik sama sekali dengan dosen.

Walaupun begitu, ia tak bisa berbohong tentang kepintaran Geo. Apalagi paras pemuda itu yang sangat tampan, ia saja dibuat iri.

"Lo gimana Van? " tanya Galen memanggil nama Vano.

Menurutnya, nama Geo terlalu tidak sopan untuk nya yang baru saja berkenalan dengan Geovano seminggu yang lalu.

Geo menaikkan alis nya sebelah lalu mengangguk pelan. "Gue setuju sama Laluna, lebih baik makan aja dulu. "

"Yaudah, mau pesen apa? " tanya Rafka menawarkan diri untuk memesankan makanan.

"Bakso sama es teh! " seru Galen.

Naina menyimpan ponsel nya di saku jaket denim nya. "Ayam penyet minum nya air putih. "

"Lo mah air putih mulu, ga bosen apa? " tanya Galen.

Naina menggeleng. "Air putih mah sehat. "

"Iyain aja deh. " cibir Galen pelan.

Rafka mendengus menatap Galen malas. "Jangan cibir banget, Len. "

"Lo mau mesen apa Ge? " tanya Rafka.

"Terserah, gue mau ke toilet bentar. " jawab Geo bangkit dari kursi nya.

Laluna yang melihat itu lantas berucap. "Gue pesenin ya Ge? "

Geo menatap Laluna sejenak lalu mengangguk dan langsung pergi ke toilet.

"Jadi nya mau pesen apa nih? " tanya Rafka menatap Laluna yang tengah malu malu kucing itu.

"Gue soto ayam aja, samain sama Geo ya. Kalo minum nya es teh aja deh. " jawab Laluna.

Rafka mengangguk. "Pake uang gue dulu, nanti lo pada ganti ya. Uang bayar kos gue nih."

Rafka langsung pergi ke stand penjual makanan yang ada di kantin kampus nya.

Antagonist's Little Wife ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang