28- Gay

24.2K 2.3K 40
                                    

Navaila dan Geo memutuskan untuk pindah ke kamar tidur di lantai bawah. Navaila sendiri menginginkan kamar tidur yang berada di dekat dapur dikarenakan dirinya yang sering terbangun tengah malam karena lapar.

2 bulan berlalu dengan cepat. Geo mulai masuk universitas ternama di kota tempat ia tinggal begitu pula dengan sahabat nya. Keenam pemuda itu masuk ke universitas yang sama namun dengan jurusan yang berbeda. Usia kandungan Navaila juga sudah memasuki usia 9 bulan. Menurut perkiraan Rhea, Navaila akan melahirkan kurang lebih seminggu lagi.

Semakin bertambah nya usia kehamilan nya, Navaila menjadi semakin cepat lelah. Geo sendiri disibukkan dengan urusan perkuliahan nya serta pekerjaan nya di perusahaan ayah nya. Walaupun hanya memiliki waktu luang yang sedikit, ia tetap menyempatkan diri menghabiskan waktu berdua dengan Navaila. Geo sendiri semakin posesif pada Navaila. Tak jarang ia melarang Navaila keluar dari kamar ataupun rumah.

"Mau kemana? " tanya Navaila menatap Geo yang tengah memakai kemeja nya.

"Kantor, " jawab Geo.

"Kakak ga kuliah? "

Geo menggeleng. "Ga ada jadwal kelas hari ini. Mau nitip sesuatu? "

Navaila menggeleng pelan. Geo mengangguk dan meraih tas kerja nya lalu mendekat ke Navaila yang tengah duduk di sofa kamar. Mencium dahi Navaila sejenak lalu beralih ke pipi.

"Pulang malem? " tanya Navaila.

"Ga tau, kalo lembur nanti kakak kabarin. Gausah nungguin kakak pulang. " jawab Geo.

"Iya, "

"Jangan lupa makan siang! "

Navaila mengangguk pelan dan menatap Geo yang sudah keluar dari kamar.

Navaila bangkit dari sofa secara perlahan. Dengan langkah pelan, ia berjalan keluar kamar dan menutup kembali pintu kamar.

Melihat sekeliling dan berjalan ke arah halaman belakang rumah. Ia duduk di ayunan yang ada di halaman belakang rumah.

Menatap kolam ikan sesekali memejamkan matanya menikmati angin yang berhembus meniup wajah nya.

"KAK NAVA!! "

Navaila menoleh menatap gerbang kecil yang ada di halaman belakang rumah nya yang terhubung ke lorong kecil yang mana di sebelah lorong itu adalah rumah tetangganya.

Navaila berjalan menuju gerbang kecil itu dan membuka nya. Seorang bocah lelaki langsung  memeluk lengan nya.

"Kenapa, Zian? " tanya Navaila.

"Gapapa, Zian cuma pengen kesini. " Ya, Zian adalah anak dari tetangganya, ia dan Geo baru tahu saat tak sengaja bertemu Zian sepulang dari taman 2 bulan yang lalu.

Siapa sangka, ternyata ayah bocah lelaki itu adalah seorang CEO ternama, dan ibu nya adalah seorang desainer. Sejak tahu bahwa ia bertetangga dengan Navaila, Zian sering berkunjung ke rumah Geo dan Navaila walau harus menghadapi kegalakan Geo.

Navaila manggut-manggut. "Udah makan? "

Zian mengangguk. "Udah, tadi disuapin sama bunda. "

"Ke dalem aja yuk, disini panas. " ajak Navaila. Zian mengangguk dan mengikuti Navaila menuju ruang tengah.

Zian duduk di sofa di samping Navaila. Ia menatap sekeliling. "Om galak nya, kemana? "

Mengerti jika Zian mencari Geo, Navaila menjawab. "Pergi ke kantor, kenapa? Nyariin ya?"

Zian mendengus kesal. "Zian nggak nyariin om galak kok, Zian cuma takut kalo om galak tiba-tiba dateng terus ngomel-ngomel kayak kemarin. "

"Oh.. Kirain kamu nyariin kak Geo. "

Antagonist's Little Wife ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang