END

44K 2.3K 125
                                    

Geo membuka mata nya perlahan. Ia menatap sekeliling nya dengan aneh. Ini bukan kamar nya, lalu kemana kedua putra nya?.

Memilih beranjak dari kasur, ia membulatkan mata begitu menyadari tubuh nya terasa pendek, tangan, kaki serta tubuh nya mengecil.

Ia berlari ke arah cermin. Geo menatap aneh pantulan dirinya. Seorang pria kecil berusia kisaran 12-13 tahun yang memiliki paras sama dengan nya sewaktu kecil. Yang membedakan hanya warna iris mata.

Merasa aneh dengan apa yang terjadi, ia melangkah ke arah meja belajar dan mengambil salah satu buku tulis dan melihat nama yang tertera disana.

Prince Algio Matthew.

Itu bukan namanya. Mata nya menatap salah satu figura yang terpajang di dinding. Seorang wanita dan pria dewasa tengah memeluk seorang remaja pria.

Dengan rasa penasaran nya ia mengambil figura itu dan melihat tulisan yang sengaja ditulis di figura itu.

Mama-Papa-Algio.

Cukup. Itu sudah cukup membuktikan bahwa ini bukan tubuh nya. Menghela nafas panjang. Bagaimana dengan nasib kedua putra nya nanti?

.

.

.

Arion menatap Navan kesal. Adik nya itu mengambil cookies milik nya.

"Navan! Jangan ambil punya abang dong! Sana, minta sama Aunty Zya."

Navan menatap kakak lelaki nya itu dengan mata berkaca-kaca dan bibir yang melengkung kebawah.

"Kamu mau nangis? Nangis aja sana. Ini punya abang, kok! "

Arion membawa kabur piring berisi cookies kesukaan nya pemberian dari Faezya. Navan menangis kencang melihat kakak lelaki nya itu berlari dengan cookies itu.

Bayi berusia satu tahun itu merangkak berusaha mengejar kakak lelaki nya.

"Huaaa!! " tangis Navan saat melihat Arion sudah menghilang dari pandangan nya.

Faezya yang berada di dapur langsung menghampiri Navan dan menggendong bayi lucu itu.

"Kenapa sayang?" tanya Faezya mengelus punggung kecil Navan.

"Ba..ng.."

"Abang? " beo Faezya.

Navan mengangguk. Faezya menghela nafas. Arion suka sekali membuat adik nya menangis.

"Aksa!! Sini dulu!" pekik Faezya memanggil.

"Kenapa Aunty?" tanya Arion santai dengan mulut yang mengunyah.

"Kenapa adik nya dibikin nangis?" tanya Faezya.

"Bukan salah nya Arion. Navan nya mau mam cookies nya Arion. Makanya Rion bawa kabur." jawab Arion.

Faezya menatap Arion. "Ga boleh gitu sayang. Harus berbagi, nanti kalo habis kan Aunty kasih lagi. Sekarang kasih adik nya, gih. "

Arion mendengus malas. Ia menggigit cookies yang ada di tangan kanan nya hingga tersisa sedikit lalu memberikan nya ke Navan yang langsung diterima bayi laki-laki itu.

Antagonist's Little Wife ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang