Voteee duluu
Jangan lupa komen, hehe
Selamat membaca🥰
***
"Cinta itu indah, jika kita bersama orang yang tepat"
***
Kilas balik...
Afka memarkirkan mobilnya di halaman rumah, lelaki dengan setelan kaos putih dan celana jeans selutut itu keluar dari dalam mobil bersama dengan sekala kecil dan alister kecil.
Pintu rumah sudah terbuka, untuk sekejap afka memandangi perempuan yang tengah hamil itu sedang duduk di sofa dengan santai sambil menonton tv.
"Kamu ngapain berdiri disitu?" Tanya vaina.
"Kenapa dirumah aku ada bidadari?" Tanya afka balik.
Vaina terkekeh geli "gombal banget".
Afka melangkah menuju istrinya sambil membawa sebuah kantong plastik berisi makanan "nih aku beliin buat kamu, ini kesukaan bumil ku, kan?"
"Makasih, suami yang baik" kekehnya lagi.
"Oh iya, kamu nggak ada jadwal penerbangan bulan ini kan, ka?" Tanya vaina.
Lelaki yang bekerja sebagai capt pilot itu menghela nafas berat "Harusnya nggak ada, tapi capt reyland ada urusan jadi aku yang gantiin jadwalnya".
"Kapan jadwalnya?"
"Mungkin besok atau lusa, kenapa, sayang? Tenang aja perkiraannya kamu lahiran bulan depan kan? Aku ingat kok" ucap afka seolah mengerti kemana arah pembicaraan istrinya.
"Kamu bisa pulang kan, ka?" Tanya vaina lagi.
"Aku usahain buat pulang, tapi aku nggak bisa janji, ya, sayang"
"Kok gitu sih?"
Afka memposisikan badannya berhadapan dengan sang istri, menggenggam kedua tangan istrinya dan menatap kedua netra nya "Aku adalah seorang pilot, apapun resikonya kalau aku nggak pulang lagi tolong direlakan, karena resiko pekerjaan dimana aku harus terus terbang dan aku nggak tau apa aku bisa pulang utuh atau nggak"
"Kamu kapten yang hebat untuk kru Mandala airlines, untuk aku dan juga anak-anak. Pasti kamu bisa menghandle nya dengan baik, ka"
"Semoga" jawab afka tersenyum.
"Papa kenapa harus kerja lagi?" Tanya sekala kecil dengan polosnya.
Pada saat itu sekala masih berusia tiga tahun dan alister yang masih berusia dua tahun.
"Katanya sekala mau beli kapal, jadi papa harus kerja yang rajin buat beliin kapal untuk sekala dan alister" gurau afka diikuti kekehan kecil dari vaina.
"Kapal nya tiga ya, pa?" Kata sekala mengacungkan jarinya membentuk angka 4.
Vaina tertawa melihat tingkah anak sulungnya "itu namanya empat, sayang. Bukan tiga"
Perempuan berambut sebahu itu membenarkan jari anaknya membentuk angka tiga " nah, ini baru tiga".
Sekala sibuk perkara angka empat dan tiga dengan ibunya, sedangkan alister sibuk menonton film anak-anak di hp ayahnya.
"Besar nanti sekala mau punya kapal pesiar. bawa bunda, papa, alister dan adik yang ada diperut bunda juga, terus kita liburan dilaut naik kapal punya sekala" ocehnya panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPTAIN'S DEPOSIT
Jugendliteratur"Aku ingin sekali bertemu dengan mu, menceritakan bagaimana melewati hari-hari tanpa mu dan membesarkan anak-anak mu sendirian"