MERASA TERBAGI

4.2K 514 147
                                    

Haiii teman-teman:)

Siap dengan bab kali ini?

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya, yaaaaa

Selamat membaca<3

***

Atlas sudah merasa lebih baik dari hari sebelumnya, mengingat dirinya yang sudah banyak tidak hadir, dia pun memutuskan untuk masuk sekolah hari ini, berangkat bersama kakaknya. Semua pasang mata tak henti-hentinya menatap atlas yang kembali hadir ke sekolah, termasuk seorang perempuan yang tampaknya ingin menghampiri atlas dan alister.

"Udah meninggal ya, kakek lo yang sombong itu?" ucapnya setelah berhasil berhadapan dengan dua laki-laki itu.

"Kasian banget hidup lo dari dulu nggak ada bahagia-bahagianya, miris! Setelah orang tua lo pisah, Setelah kakek sama nenek lo meninggal, lo juga kecelakaan. Kenapa nggak langsung mati aja?"

"Eh, tapi syukur deh kakek lo meninggal, siapa suruh sombong, sok berkuasa, mentang-mentang punya jabatan tinggi seenaknya ambil harta orang, penjarain papa sama mama gue lagi!"

"Jaga mulut lo anjing!" Sentak atlas.

"Terserah lo mau sumpahin gue mati! Yang jelas, jangan pernah lo ngata-ngatain kakek gue!"

"Ken__"

"Dan satu lagi, yang dipenjara itu papa gue! Bukan papa lo!"

Shafa tertawa "Sejak kapan lo mau ngakuin dia sebagai papa Lo? Bukannya lo selalu bilang kalau papa lo udah meninggal? Dia papa gue! Bukan papa lo, atlas!"

"DIA PAPA GUE!"

"OH YA?! KEMANA AJA LO SELAMA INI?!"

"Shafa!" Sentak alister.

"Apa?!" Lawannya.

"Lebih baik lo pergi dari hadapan gue sekarang!"

"Kalau gue nggak mau?"

Sekuat tekad alister berusaha menahan agar amarahnya tidak meledak di tempat ini.

"Pergi, Shafa" lembutnya.

"Nggak mau!"

Alister mengalah, lalu menarik atlas untuk pergi dari hadapan perempuan itu.

"Pergi aja sana jauh-jauh! Kalau perlu nggak usah sekolah disini lagi!" Jeritnya.

Atlas berhenti, membalikkan badannya kemudian tertawa "Semua orang yang ada disini juga tau, siapa yang harusnya keluar dari sekolah ini"

"Setelah video lo tersebar, dengan nggak tau malunya lo masih berani berkeliaran di sekolah ini" sahut alister.

"Emang dasarnya udah nggak punya malu, Al"

Atlas maupun alister mentertawakan perempuan itu dengan remeh, memandangnya sebagai perempuan hina dan kotor serta tidak punya urat malu. Lalu pergi.  Sedangkan Shafa, hanya diam di tempat dengan amarah yang meledak akibat mendapatkan cemoohan dari kedua laki-laki itu. Lagi dan lagi dirinya dipermalukan di depan banyak orang.

"Lo salah pilih lawan" ucap seseorang dari belakangnya yang tiba-tiba datang.

Shafa menoleh dan mendapatkan stella yang berada di belakangnya "Lo jangan ikut campur!"

Stella tersenyum "Gue cuma ingetin, lebih baik jangan cari masalah lagi sama mereka, lo fokus aja sama hidup lo yang berantakan. Jangan urus urusan orang lain"

"Heh! Lo lupa ya? Hidup lo juga berantakan! Harta lo udah habis! Bokap lo dipenjara, dan lo sendiri juga tau siapa yang laporin bokap lo ke polisi! Harusnya lo berpihak ke gue biar kita bisa kerja sama balas dendam sama keluarga mereka!"

CAPTAIN'S DEPOSIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang