Haiiiii
Sebelum membaca, yuk kasih satu kata buat author:)
Jangan lupa vote dan komen yaa
Selamat membaca<3
***
"DEK, HATI-HATI!" Jerit seseorang yang berada dari jarak yang tidak terlalu jauh dari gadis kecil itu.
Dari arah berlawanan, tampak seorang pengendara motor yang menggunakan kecepatan tinggi, sementara di depannya, terlihat seorang gadis yang yang ingin menyeberang jalan.
"DEK, AWAS!"
sejurus dengan itu, seseorang itu langsung menggapai tubuh mungil gadis kecil yang hampir saja ditabrak oleh seorang pengendara motor. Tubuh keduanya terlempar ke samping jalanan, yang untungnya disana terdapat rumput-rumput seperti lapangan, membuat tubuh mereka tidak terasa terlalu sakit.
"Adek nggak apa-apa, kan?" Tanya nya.
Rindu menggeleng "Nggak apa-apa om baik, makasih ya, udah nolongin rindu"
Seseorang itu terkekeh kecil "Emang saya kelihatan tua banget ya, dek?"
"Nggak kok, om tetap kelihatan ganteng"
"Jangan panggil om, panggil kakak aja. Oh iya, nama adek siapa?"
"Aku rindu, kak. Kalau nama kakak siapa?"
"Nama kak___"
"Rindu!" Panik stevaina menghampiri anaknya.
"Rindu nggak apa-apa? Maafin bunda ya, sayang? Bunda ceroboh banget, maafin bunda" ucapnya merasa bersalah dan langsung memeluk erat tubuh gadis kecil itu.
"Rindu nggak apa-apa bunda, untung aja ada kakak baik yang nolongin rindu" balasnya.
Stevaina melepaskan pelukannya dengan rindu, lalu mengarahkan pandangannya kepada anak laki-laki yang berada di depannya "Terimakasih banyak ya, kamu sudah menolong anak saya"
"Santai aja Tante" jawabnya.
Vaina merogoh tas kecilnya dan menemukan sesuatu, lalu menyerahkan beberapa lembaran uang berwarna merah kepada remaja laki-laki itu.
"Di terima ya? Anggap aja sebagai ucapan terimakasih saya kepada kamu"
"Eh, nggak usah tante. Saya nolongin rindu ikhlas kok, Tan"
"Saya juga ikhlas berikan ini buat kamu, mohon di terima ya?"
"Beneran deh tante, nggak usah pakai imbalan apa-apa. Demi apapun saya ikhlas dari lubuk hati saya yang paling dalam untuk menolong rindu"
Berkali-kali stevaina ingi memberikan uang itu sebagai bentuk ucapan terimakasihnya, namun berkali-kali pula remaja laki-laki itu menolak pemberiannya, dengan alasan tidak ingin menerima imbalan apapun karena ini murni dari keikhlasan hatinya untuk menolong gadis kecil itu.
"Yasudah, kalau begitu kamu ikut saya dan rindu makan siang aja" tawar vaina.
"Horeee! Kakak baik ikut rindu sama bunda makan siang. Rindu jadi bisa cerita lama-lama sama kakak baik" girang gadis kecil nan cantik itu.
Merasa tidak enak, akhirnya remaja laki-laki itu menerima tawaran dari stevaina. Karena rindu juga terlihat senang dengan kebersamaan mereka.
Kebetulan sekali ada caffe terdekat, yang tidak jauh dari area sekolahan rindu. Jadi langsung saja mereka memasuki caffe itu.
"Kamu mau makan apa?" Tanya stevaina, saat mereka sudah sampai di dalam dan sudah memilih tempat yang nyaman untuk duduk.
"Apa aja tante" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPTAIN'S DEPOSIT
Ficção Adolescente"Aku ingin sekali bertemu dengan mu, menceritakan bagaimana melewati hari-hari tanpa mu dan membesarkan anak-anak mu sendirian"