ISI SURAT DARI JENDERAL

4.9K 468 112
                                    

Hai siap baca bab ini?

Sekedar saran, lebih baik siapin tisu deh:)

Jangan lupa vote dan komen di setiap paragrafnya:)

Selamat membaca<3

***

Setelah pulang dari mengantarkan kakek dan neneknya di pelabuhan dan setelah menyempatkan waktu untuk mengistirahatkan tubuhnya, remaja laki-laki itu kini beranjak dari kamarnya, meraih kunci motor kemudian berjalan santai menyusuri rumah besarnya hingga akhirnya anak laki-laki itu sampai di hadapan sang ibu.

"Bunda, atlas mau keluar bentar ya" izinnya.

"Mau kemana, nak?" Tanya stevaina.

"Ada deh, bunda kepo"

"Kemana lagi kalau nggak pacaran" sewot alister dari samping ibunya.

Vaina sempat tertawa kecil sebentar lalu memberi izin pada atlas "Yaudah, hati-hati, jangan ngebut, jangan nyalip pengendara yang lain sembarangan, jangan lupa pakai helm supaya aman, dan___"

"Iya iya bunda, atlas bakal hati-hati dan dengerin semua nasehat bunda" potongnya.

"Bagus, gitu kalau jadi anak, nurut" bukan vaina yang menjawab melainkan sekala yang tiba-tiba ikut campur.

"Dih! Kayak lo nurut aja" sindir atlas.

"Bacot lo! Udah sana, mau pacaran kan?"

"Iya, kenapa emang? Iri ya?" Ledeknya lagi.

"Nggak banget iri sama lo!" Tukas alister.

"Emang gue ngomong sama lo?"

"Udah! coba sehari aja jangan debat!" Tegur stevaina.

"Atlas pamit ya bun!" Jerit anak itu lagi ketika sudah sampai di pintu.

"Hati-hati!" Jerit vaina.

Tit!

Atlas membunyikan klakson motornya lalu pergi meninggalkan pekarangan rumah yang bernuansa kuning keemasan itu.

"Kakek sama nenek udah sampai belum ya?" Tanya sekala tiba-tiba.

"Belum lah, gila lo! Ya kali secepat itu" jawab alister.

"Santai dong, gue cuma nanya. Lagian gue nanya bunda bukan lo"

Vaina terkekeh melihat tingkah kedua anak laki-laki itu "Kalau udah sampai pasti kakek atau nenek kabarin kita" ujarnya dan diangguki oleh sekala.

Sekala dan alister saling tatap satu sama lain dengan penuh arti, detik berikutnya alister mengangguk kecil istilah memberi kode kepada kakaknya, setelah mendapatkan anggukan itu, sekala beralih menatap ibunya lantas bertanya "Bun, nggak ada niatan mau cari pengganti papa gitu?"

"Iya bun, biar bunda ada pasangannya dan hidup bahagia, kita bahagia kalau bunda juga bahagia" tambah alister.

Bukannya menjawab vaina malah tertawa "Buat apa cari pengganti kalau udah ada kalian yang bisa bikin bunda bahagia"

"Tapi waktu terus berjalan bun, usia anak-anak bunda akan semakin bertambah, misalnya nanti sekala udah nikah, alister udah nikah, dan atlas juga udah nikah, bunda sama siapa?"

"Jadi ceritanya mau ninggalin bunda?"

Sekala menggeleng cepat "Bukan gitu maksudnya, bunda boleh ikut sekala, boleh ikut alister, boleh ikut atlas tapi kita maunya bunda juga punya pasangan yang bisa dampingi bunda sampai tua nanti"

Lagi-lagi vaina tertawa sebelum menjawab "Bunda nggak mau nikah lagi, sayang"

"Kenapa? Harusnya bunda mau, masa bunda kalah sama papa? Atau jangan-jangan bunda masih cinta sama papa? Bunda ada niatan buat rujuk sama papa?" Tuding alister.

CAPTAIN'S DEPOSIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang