ANTARA KEMBALI ATAU KEHILANGAN

4.7K 523 72
                                    

Hai semuanyaaaa:)

Udah siap baca bab ini kan?

Jangan lupa vote dan komen yaaaaa:)

Selamat membaca ❤️

***

Disinilah vaina berada sekarang, di rutan Bareskrim, perempuan itu gelisah menunggu seseorang yang sedang di jemput oleh polisi yang akan menggiringnya keluar. Sambil terus merapalkan doa untuk kedua orangtuanya dan juga anaknya yang sedang koma dirumah sakit, sungguh perasaannya benar-benar tidak tenang saat ini.

"Vaina" sapa seorang laki-laki yang tiba-tiba duduk di depannya.

Stevaina mendongak, mendapatkan afka yang sudah berada disana. Laki-laki itu pun dapat melihat wajah pucat dan mata sembab yang terpancar dari mantan istrinya itu.

"Kamu kenapa, vaina?" Tanya laki-laki itu mengkhawatirkan kondisinya.

Vaina justru menangis sebagai jawaban yang diberikan mantan suaminya, tak kuasa menahan air matanya yang kian mengalir deras, sekuat tekad perempuan itu mencoba untuk menjelaskan semua yang terjadi.

"Atlas kecelakaan, afka. Dia koma dirumah sakit, kata dokter atlas mengalami luka parah, dia kekurangan banyak darah dan kebetulan stok golongan darah yang dibutuhkan atlas nggak ada di rumah sakit, cuma kamu yang golongan darahnya sama kayak atlas, ka. Kamu bisa kan bantu aku? Kamu bisa donorin darah buat atlas?" Tanya vaina berharap jawaban yang diberikan afka dapat memuaskan hatinya.

Laki-laki dengan nomor tahanan 091 lantas terkejut mendengar penjelasan itu, anaknya koma dan terluka parah? Baru saja dia dan atlas sempat berdebat sebelum anak itu tergesa-gesa untuk pulang, lalu sekarang dia mendengar kabar seperti ini yang menimpa anaknya.

"Afka, kamu bisa kan?" Mohon vaina lagi karena afka tak kunjung menjawab.

"Berapa kantong darah yang atlas butuhkan?" Tanya afka.

"Tiga kantong, ka"

Afka mengangguk "Tiga kantong, gampang"

Raut wajah perempuan itu berubah ceria setelah mendengar persetujuan dari mantan suaminya.

"Tapi ada syaratnya"

Seketika raut wajah vaina yang tadinya ceria kini berubah "Syarat?"

"Ya, semua harus ada syaratnya vaina, bahkan kamu tau sendiri kan masuk sekolah ada syaratnya, bekerja juga ada syaratnya, dan___"

"Kalau gitu apa syaratnya, afka?" Tanya vaina mendesak meminta jawaban.

Afka menatap vaina dengan tatapan penuh arti seraya menyunggingkan senyumnya, sedikit lama terdiam kemudian ia membuka suara "Bebaskan aku dan kembalilah dengan ku, vaina"

Brakk!

Stevaina menggebrak meja yang menjadi pembatas antara dirinya dan afka, lalu perempuan itu berdiri "Kamu gila?! Bisa-bisanya kamu mencari keuntungan untuk diri kamu disaat anak kamu sendiri sedang berjuang antara hidup dan mati!"

"Kamu cuma punya dua pilihan, kembali dengan ku maka atlas akan selamat atau menolak syarat yang aku berikan maka kamu akan kehilangan atlas. Pikirkan baik-baik vaina, ini menyangkut nyawa anak kita"

"Papa macam apa kamu?! Dengan anak sendiri bisa-bisanya kamu kasih syarat dan mencari keuntungan dalam keterpurukan! Apa salahnya kamu mendonorkan darah untuk atlas, afka? Dia anak kamu! Anak kandung kamu!"

Afka kembali menyunggingkan senyumnya "Kamu sudah lihat sendiri kalau atlas tidak pernah menganggap ku sebagai papa nya, atlas selalu bilang kalau dia udah nggak butuh papa nya lagi, tapi sekarang apa? Dia butuh aku, dia butuh pertolongan papa nya"

CAPTAIN'S DEPOSIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang