HUJAN DAN LUKANYA

5.2K 373 41
                                    

Hai, semuaaaaa:)

Siap baca bab ini?

Semoga selalu suka dengan ceritanya, ya:)

Jangan lupa vote dan komen biar rame, dan author jadi semangat 😌

Selamat membaca❤️

***

"Tentang ribuan kata yang tak terbalas oleh rasa, tentang duka yang kemudian pantas disebut luka, dan tentang kita yang hanya bisa disebut lara"

***

Satu hari setelah meminta titania untuk menolongnya mencari keberadaan istri dan anak-anaknya, afka berusaha menghubungi titania, memastikan apakah titania berhasil atau tidak. Afka menjauhkan dirinya di sekitar rumah, mencari tempat yang aman untuk menelepon seseorang ini agar tidak ketahuan dengan lina dan shafa. Karena itu akan menjadi masalah yang baru jika saja lina dan shafa mendengar percakapan antara afka dan titania mengenai istri sah nya, bisa saja lina akan membahayakan vaina.

"Halo, capt. Kapten pasti mau nanya soal keberadaan ibu stevaina dan anak-anaknya, kan?" Tanya titania dari balik telepon seolah mengetahui tujuan afka menghubunginya.

"Bagaimana, Titan? Kamu berhasil?"

"Berhasil, saya sudah bertemu dengan ibu stevaina"

"Tolong kasih tau saya, dimana mereka sekarang?" Tanya afka mendesak titania.

"Tujuan kapten mencari mereka untuk apa?" Tanya titania selanjutnya.

"Saya ingin meminta maaf, saya ingin menebus semua kesalahan saya, saya ingin memperbaiki rumah tangga saya dengan vaina, dan saya rindu dengan anak-anak saya" jawab afka dari sambungan telepon.

"Kalau niat dari hati kapten emang tulus buat minta maaf ke ibu stevaina, pasti kapten nggak akan putus asa mencari keberadaan mereka sampai kapten menemukan sendiri. Tapi saya lihat, sama sekali nggak ada usaha apapun yang kapten lakukan untuk mencari mereka, itu artinya permintaan maaf kapten tidak benar-benar tulus"

"Jangan asal bicara kamu, titania. Saya tulus meminta maaf kepada istri saya, saya sudah berusaha dengan menyuruh orang-orang kepercayaan saya untuk mencari mereka"

"Itu bukan usaha yang baik, kapten"

"Tolong, titania. Beri tau saya dimana istri dan anak-anak saya? Saya mohon, saya akan berikan imbalan apapun yang kamu mau"

"Sayangnya saya bukan kapten reyland" jawab titania singkat.

"Lalu kamu mau apa? Cepat katakan, dan tolong beri tau dimana vaina sekarang, titan. Saya mohon" pinta afka lagi.

"Kapten nggak perlu repot-repot mencari ibu stevaina, kapten tunggu saja dirumah yang sudah kapten berikan kepada selingkuhan dan anak perempuan kapten, saya rasa dalam beberapa hari ke depan ibu stevaina sendiri yang akan menemui kapten"

"Kamu tau dari mana vaina mau bertemu saya?"

"Tunggu saja, capt"

Sambungan itu terputus secara sepihak, tentu saja pelakunya adalah titania.

"Vaina, kalau benar apa yang dikatakan titania bahwa kamu akan segera menemui ku, aku akan sangat-sangat berterimakasih karena kamu tidak sepenuhnya membenciku, setidaknya aku masih ada dalam hati mu walaupun ruangnya kecil disana" monolog afka merasa puas dan senang.

CAPTAIN'S DEPOSIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang