Prolog

802 93 9
                                    


Jangan lupa vote dan berikan pendapat!

_________________
• Tacenda •
Prolog
_______

Angin malam begitu menusuk tulang dan kulit. Tetapi hal ini sama sekali tidak mengganggu anak laki laki yang sedang tertidur ditepi jalan. Tubuhnya sedikit menggigil dibalut dengan pakaian seadanya.

Tak jauh dari tubuhnya, ada orang lain yang memiliki paras sama persis. Dia terlihat linglung, kebingungan sekaligus kedinginan. Tubuhnya terduduk menghadap jalan, dengan pandangan mata kosong.

Namun tak jauh dari posisi mereka, terlihat seorang pria bermata tajam. Memperhatikan begitu lekat dari dalam mobil. Dia terlihat sudah mengintai dua anak tersebut sejak beberapa hari terakhir.

Satu tangannya terangkat, membiarkan bibirnya menghisap sebatang rokok. Tidak lama kemudian, satu tangannya merogoh kantong mantelnya. Mengambil ponsel untuk menghubungi teman dekatnya yang sudah ia ceritakan tentang anak anak itu.

"Mereka disini" ucap pria itu tanpa banyak bicara, kemudian menutup panggilan telpon.

"Ayo" ajak pria itu kepada supir mobilnya.

Mereka berdua segera turun dari mobil dan berjalan menuju dua anak malang tersebut. Jarinya sempat menjatuhkan batang rokok yang sebelumnya ia gunakan tersebut, menginjaknya agar apinya padam.

Suara ketukan sepatu pantofel begitu nyaring ditelinga. Lampu lalu lintas menyala bergantian dengan tidak berguna. Sudah larut malam, tidak ada orang yang berlalu lalang untuk mematuhi tanda lampu lalu lintas. Namun tengah malam menuju pagi adalah waktu yang tepat untuk melakukan aksi tanpa harus mendapat banyak perhatian.

Tanpa banyak bicara, pria itu menarik tubuh anak lelaki yang sedang tidur. Sedangkan sopirnya berusaha mengawasi keadaan sekitar agar tidak terjadi pertikaian disini.

"AAA!" Teriak bocah laki laki itu ketika sadar bahwa tubuhnya ditarik dengan kasar. Kedua kakinya menendang nendang keudara.

Tubuhnya terus menggeliat, berusaha untuk lepas dari cengkraman kedua tangan pria itu.

"Lepaskan!" Pintanya terus berteriak kesetanan. Tapi hal ini tidak menghentikan aksi pria bejat itu. Dia terus menarik tubuh bocah itu dengan kasar dan berusaha untuk menggendongnya.

Ketika tubuhnya berusaha berjalan menjauh, tanpa ia duga anak laki laki yang mungkin adalah saudaranya itu berlari dan memukul mukul pria itu dengan kasar. Menunjukkan kemarahan karena seseorang telah mengambil kembarannya.

"Kembalikan!" Perintahnya menarik ujung setelan jas hitam yang dikenakan oleh pria itu.

Kedua matanya terfokus kepada saudaranya yang digendong dipundak oleh seseorang pria yang tidak pernah ia kenali itu.

"Diam!" Pria itu marah dan menendang anak laki laki yang menarik nariknya itu, hingga tersungkur ditanah.

Setelah merasa mendapatkan kesempatan, ia segera berlari masuk kedalam mobil dan meletakkan seorang anak laki laki yang ia bawa dari jalanan itu.

"Jangan takut, aku tidak jahat" ucap pria itu berusaha menenangkan anak laki laki yang memojokkan tubuhnya, meringkuk didalam mobil. Kedua lengannya memeluk dua kakinya yang gemetar hebat.

"Kemari.." pinta pria itu dengan lembut, berusaha untuk memenangkan hati anak laki laki yang ia culik paksa tersebut.

"Kubilang KEMARI!" Kini pria itu membelalakkan matanya kearah anak laki laki yang ketakutan itu. Bibirnya gemetar, tidak mampu berkata kata.

"Telingamu tuli? Aku bilang kemari!" Bocah laki laki itu tersentak ketika pria dihadapannya berbicara semakin kasar. Kedua pundaknya sedikit terangkat karena terkejut dengan suara sang pria.

Pria yang mencoba mengambil hati anak laki laki tersebut merentangkan kedua tangannya, meminta sang anak kecil untuk mendekat dan memberikannya pelukan. Tapi hal ini membuat sang bocah semakin takut ketika tidak sengaja melihat pin kecil berbentuk ular didasi yang dikenakan pria dihadapannya.

"Tidak apa apa, aku tidak jahat" sang pria menarik tubuh anak laki laki itu kedalam pelukannya dengan paksa. Sedangkan anak laki laki itu hanya meringkuk diam, takut disakiti.

Kepalanya memikirkan tentang kakaknya yang tersungkur akibat ditendang oleh pria bermata tajam itu. Bocah itu bahkan tidak pernah melihat seseorang sekasar pria ini.

Tidak lama kemudian seorang supir masuk kedalam mobil dan segera menjalankan mobilnya dengan perlahan. Bocah itu sempat melirik kearah luar kaca, memastikan bahwa kakaknya diluar sana baik baik saja setelah dicegah untuk mengejar adiknya yang tiba tiba ditarik paksa.

"Aku tidak ingin diperjualbelikan" ucap bocah itu dengan gemetar didalam pelukan pria asing.

"Tidak. Tidak akan" pria itu terus mengeratkan pelukannya dan berusaha menggosok puncak kepala bocah laki laki tersebut dengan lembut. Sesekali menarik belakang kepalanya agar bocah itu berhenti menengok kebelakang untuk melihat kakaknya terduduk ditanah dan menangis dengan keras.

Misinya kali ini berhasil, bahkan dia tidak berekspektasi bahwa akan semudah ini untuk menculik anak laki laki yang sudah ia untit sejak lama.

Namun ada satu hal yang mungkin tidak akan dimengerti oleh pria itu. Bocah itu adalah petaka awal dari kehancuran seluruh bisnisnya yang begitu sukses. Entah bagaimana ia akan menanggapi dan menyikapinya, tapi yang pasti mereka akan memiliki kehidupan yang berbeda dari yang direncanakan seperti sebelumnya.

***

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang