38. Pertimbangan

73 11 2
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar!

______________________
• Tacenda •
Bagian 38. Pertimbangan
_______

Selang dua hari kemudian Reina siuman, dua hari dimana Osamu siuman. Kabar baiknya Reina tidak mengalami kehilangan ingatan seperti Osamu. Hanya saja ia tidak dapat mengingat benar bagaimana kronologi yang terjadi ketika kecelakaan berlangsung. Reina hanya mengingat betul bahwa mobil yang dikendarai Osamu sempat menabrak sebuah truk trailer selanjutnya tak dapat ia ingat.

Kepolisian datang untuk meminta Reina keterangan, Suna sengaja mengkambinghitamkan Reina untuk dimintai keterangan dan menyembunyikan Osamu. Reina juga setuju untuk memberi kesaksian dan menyebutkan bahwa ia yang menyetir dan Suna menyuap beberapa orang untuk memastikan bahwa Osamu dianggap sebagai penumpang.

Suna marah besar kepada Reina, namun Reina yang biasanya jauh lebih galak itu justru terdiam. Ia memilih untuk diam saja agar Suna bisa mengklaim asuransi mobil kesayangannya itu secepat mungkin. Lagipula keterangan yang dipublikasikan oleh kepolisian juga tidak merugikan. Tidak ditemukan kadar alkohol tinggi pada tubuh keduanya dan kecelakaan ini dianggap murni ketidaksengajaan.

Pada akhirnya Suna benar benar dapat bernafas lega, setidaknya publik tidak lagi mengecamnya akibat uang amal dan keteledoran sebagai seorang kakak.

Yah, tidak selega itu karena Suna harus membantu Osamu untuk mengembalikan beberapa ingatan yang telah ia lupakan. Sudah beberapa minggu terakhir Suna semakin rutin datang. Meskipun Osamu terkadang banyak diam, namun Suna sedikit senang karena Osamu melupakan masalah kue itu.

Termasuk melupakan kehadiran dirinya.

"Ah, lihat siapa yang datang..!"

"Selamat sore dok, apakah aku mengganggu?"

"Oh tidak, kami sudah selesai. Hanya sedikit intermeso"

Kepala Osamu sontak menoleh dengan kaku ke arah pintu. Seorang dokter yang baru saja membantu Osamu untuk melakukan terapi selama beberapa minggu terakhir itu mengakhiri sesinya. Ia mulai mengemas barang barangnya dan beranjak pergi.

Sial, lihatlah pria setinggi pintu rumah sakit itu. Osamu tidak bisa menahan rasa panas yang menjalar pada wajahnya. Pria itu, yang selalu datang dan mengaku ngaku sebagai kekasihnya selalu berhasil membuat Osamu malu bukan kepalang. Mana mungkin pula dirinya bisa mendapatkan pria tampan yang sedang melambai kepadanya itu. Sialan.

Suna yang datang dengan membawa sebuket bunga tulip dan juga beberapa kotak makanan itu membungkuk untuk berterima kasih kepada sang dokter sebelum kemudian ia menarik kursi menuju samping ranjang Osamu. Osamu hanya diam, berusaha menetralisir rasa panas pada kedua pipinya.

"Bagaimana sesi terapinya? Kau ingin aku mengganti dokternya yang lain lagi?"

Suna membungkukkan tubuhnya ke arah Osamu dan memberikan kecupan singkat pada puncak kepalanya. Osamu memalingkan wajah ketika Suna sibuk mengganti bunga lama dengan yang baru, tak lupa meletakkan sekotak berisikan sushi.

Tak banyak hal yang dapat Osamu ingat dengan utuh. Osamu hanya mengerti bahwa ia memiliki seorang kakak. Sisanya ia tidak mengerti mengapa ia memiliki seorang pria tampan yang kerap berkunjung ke kamarnya dan membawa bermacam macam bunga dengan warna yang berbeda beda tiap harinya.

"Tidak perlu"

"Apakah kau sudah mengingat sesuatu secara spesifik?"

"Apa? Bahwa aku memiliki seorang kakak?"

Suna menghela nafas mendengar jawaban Osamu. Minggu lalu Osamu juga masih menyebutkan kalimat yang sama. Sepertinya hal yang tak akan pernah bisa ia lupakan hanyalah mengenai Atsumu. Di posisi seperti ini, Osamu tidak mengerti bahwa Atsumu juga sedang berada di posisi yang sama. Ia berada di rumah sakit akibat ia mengalami patah tulang dan juga beberapa luka bakar di tubuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang