13. Kecurigaan

251 37 10
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar.

_______________________________
• Tacenda •
Part 13. Kecurigaan
__________

Suna membuang luaran pakaiannya dengan sembarangan di lantai. Asisten pribadinya segera mengambilnya dan menggantung pakaian tersebut.

Hari ini Suna cukup letih dengan keadaan pekerjaannya. Setelah berjam jam ia habiskan untuk berdebat didalam gedung rapat bersama. Kemudian segera pulang secepat mungkin. Tetap saja rasa lelah menghantui tubuhnya yang mulai terasa jompo.

Belum lagi kemacetan akibat buah persik yang dijatuhkan di jalanan. Suna sedikit merasa curiga dengan hal tersebut karena pergerakannya terkesan diulur ulur. Sekalipun orang orang tersebut sengaja melakukannya, untuk apa pula hal tersebut?.

"Dimana Osamu?" Kepala Suna menoleh kearah asistennya.

"Kami tidak tahu tuan"

"Apa maksudnya kalian tidak tau? Otakmu itu bodoh atau bagaimana!?" Jawaban dari asisten pribadinya itu mendadak membuat Suna marah bukan kepalang. Sekalipun itu Osamu kabur dari rumah, ia ingin mendengarkan pernyataan tersebut. Bukan malah tidak tahu, atau justru tidak mengerti.

"Kapan terakhir kali ia seharian di rumah?"

"Kami rasa sudah beberapa hari yang lalu"

"Bodoh.. kalian ini benar benar bodoh" Suna menghempaskan tubuhnya diatas sofa ruang tamu. Wiski yang selalu dipajang disana beserta gelas kristalnya itu menarik cukup perhatian.

Sambil terus bertanya tanya dan sesekali mengumpat. Suna mulai mengambil gelasnya dan menuangkan wiski disana. Rasa letih pada tubuhnya mendadak menguap ketika mendengar jawaban bodoh dari orang rumah.

"Tapi tuan, terakhir kali Osamu pergi. Ia izin kepada kami dan keesokan harinya ia pulang ke rumah"

"Lalu?" Tanya Suna sebelum menenggak wiskinya. Membiarkan rasa panas dan sensasi sedikit terbakar melewati tenggorokannya. Musim hujan membuat Suna lebih butuh banyak minuman alkohol untuk menghangatkan tubuh.

"Lalu ia bersekolah seperti biasa.."

"Itu bodoh, kau ini dibodohi dengan anak kecil" kecapan kecil dari lidah Suna menyecap sisa wiski di bibirnya membuat suasana menjadi sedikit mengintimidasi.

Suna memang suka sekali minum minum. Tapi untuk kali ini, ia minum untuk menenangkan tubuhnya yang mulai cemas. Ujung sepatu pantofelnya terus berketuk, kakinya bergerak dengan khawatir. Suna berusaha menghilangkan rasa cemas tersebut, tidak mungkin pula ia mencari Osamu sekarang juga. Ini pukul 3 pagi.

"Osamu tetap pulang ke rumah pada sore hari tuan dan pamit pergi berjalan jalan pada malam hari"

"Sejak kapan ia menjadi seperti itu?"

"Sejak tuan berangkat menuju Washington"

"Dan kalian tidak memberitahuku sama sekali? Pilihan yang sangat bagus, sangat sangat bagus"

Tidak ada satupun orang di rumah Suna yang menyadari bahwa pulangnya Osamu hanyalah absensi belaka. Osamu melakukan hal tersebut bukan untuk benar benar pulang, ia hanya ingin memastikan bahwa dirinya terlihat muncul di rumah sebelum kemudian kembali bermain diluar.

Cukup cerdik, Osamu melakukannya dengan licin.

Sang asisten mendadak tertunduk. Rasa bersalahnya semakin menjadi jadi ketika Suna mengacak rambutnya dengan kasar. Tepat pada saat itu juga, Reina datang dengan penampilan acak acakan.

"Rintarou.."

"Apalagi? Uang belanjamu kurang?" Suna yang geram itu mendadak menoleh kearah sumber suara. Kali ini rasa letihnya kembali terasa, menjawab seluruh pertanyaan Reina adalah sebuah usaha yang cukup berat baginya.

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang