Jangan lupa vote dan berikan komentar!
______________________
• Tacenda •
Bagian 33. Acara Amal
_______Suna baru saja selesai bertemu dengan para polisi di rumah sakit. Ia mendapatkan kabar bahwa Osamu dan Reina mengalami kecelakaan hebat. Keduanya tak sadarkan diri, dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk menolong nyawa mereka. Suna menjadi penanggungjawab utama dan mendapatkan telepon pertama dikarenakan dirinyalah satu satunya orang yang menjadi anggota keluarga dari salah satu korban, yaitu Reina.
Sekarang yang Suna pikirkan ada dua hal. Pertama, keadaan Reina dan Osamu. Kedua, reputasinya. Kekacauan yang ditimbulkan oleh Reina ini sudah jelas akan menarik perhatian para media dan publik. Kecelakaan yang terjadi ini mungkin saja akan menjadi langkah awal dari kehancuran reputasinya di kemudian hari. Apalagi namanya sedang berada di salah satu barisan partai politik. Topik ini akan menjadi sangat sensitif bagi publik.
Sebelum terlarut semakin jauh memikirkan reputasinya yang mungkin akan menjadi bom waktu selama beberapa hari yang akan datang, Suna ingin menyelesaikan terlebih dahulu urusan rumah sakit. Baru saja ia mendapat kabar bahwa Osamu dan Reina mengalami cedera yang cukup berat. Keduanya sedang menjalankan prosedur operasi untuk memperbaiki cedera tersebut.
Osamu mengalami patah tulang leher dan lengan atas, gerakan mobil yang terbalik dan meliuk hebat mengakibatkan stres rotasi/pergeseran pada tulang lehernya. Lengan atasnya terhantam sisi pintu mobil, sehingga mau tak mau Osamu melakukan operasi gabungan. Di sisi lain Reina tak jauh berbeda, ia mengalami patah tulang selangka akibat tubuhnya terlempar ke depan dengan badan yang masih terikat sabuk pengaman.
Malam sudah berganti pagi, matahari samar samar mulai memancarkan cahayanya. Langit yang sebelumnya berwarna hitam itu juga sudah bercorak kemerah merahan. Sial, jika Suna tidak bertindak cepat maka habislah namanya. Tak bisa dipungkiri bahwa Suna tak memiliki hak istimewa dalam mengendalikan media, belum lagi nama Reina yang sejak awal cukup terkenal.
Kedua langkah kaki Suna berhenti tepat di samping pintu kemudi mobilnya. Beberapa jam ia habiskan di rumah sakit untuk mengurus berkas dan laporan kepada polisi. Suna juga harus mengurus beberapa hal lain mengenai asuransi kendaraan Reina dan juga memberi kabar buruk ini kepada yang lain. Kekasih Reina dan juga anaknya.
"Oh sial.."
"Sial sial sial"
Suna mengacak acak rambutnya, jantungnya tidak bisa berhenti berdegup kencang, rasa marah yang kembali terpacu, kedua lututnya yang terasa lemas, bahkan menjawab pertanyaan para polisi saja Suna harus terbata bata. Ia tak pernah seperti itu sebelumnya, sekalipun ia sedang ditodong dengan senjata api.
"SUDAH KUPERINGATKAN BUKAN?!"
"ARGH BRENGSEK!"
Suna menendang ban mobilnya dengan kasar, namun kerasnya ban mobil membuat kakinya terasa semakin lembek. Tubuhnya mendadak berbalik dan bersandar pada pintu mobil, tak mampu berbicara lagi, tubuh Suna mulai merosot dan terduduk di atas beton.
Kedua matanya terasa panas. Jika ancaman dari luar atau orang asing tidak menakutinya sama sekali maka ancaman dari dalam akan sangat merusak segalanya. Dua kali, Suna sudah mengalami dua kali di posisi seperti ini. Jika sebelumnya Suna sendiri yang membawa Osamu bersimbah darah, kini Suna tak berani untuk duduk di ruang tunggu rumah sakit.
Diperparah dengan keadaan Reina. Ia tak akan pernah mengira bahwa dua orang yang selalu mengganggu kehidupannya itu akan berada di dalam ruang bedah dan meregang nyawa di waktu yang bersamaan. Keadaan Suna jauh dari kata baik baik saja. Kepalanya tidak bisa berhenti berpikir hal hal yang buruk setelah mengetahui mobil Reina habis. Bagian belakangnya hilang menjadi serpihan besi, bagian depannya ringsek, bahkan bagian penumpang tak seperti untuk penumpang, kondisinya seperti habis dilindas sesuatu. Ruangnya mengecil dan menyempit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]
FanficTacenda (adj.) things to not mentioned or published. Also things that are better left unsaid. 🔞 Merahasiakan semua ini dari peradaban dunia adalah solusi yang tepat bagiku. Seseorang yang awalnya kupikir orang yang jahat tidaklah seburuk apa yang k...