19. Kesibukan

222 27 28
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar.

_______________________________
• Tacenda •
Part 19. Kesibukan
__________

Osamu berhasil sampai pada rumah sakit dengan selamat. Sebelumnya Suna datang tergesa gesa dengan luaran setelan yang membungkus tubuh Osamu. Keduanya datang dengan keadaan tak karuan, darah bercampur satu sama lain dan mengotori mana mana.

Suna cukup sadar ketika wajah Osamu semakin pucat akibat darahnya terus mengalir deras. Membasahi jok mobilnya sampai dengan karpet pijakan. Tak peduli dengan resiko keselamatan dirinya dalam berkendara, Suna menginjak pedal gasnya tanpa pikir panjang.

Rasa sakit pada sekujur tubuhnya itu mendorong andrenalin Suna. Sehingga ketika Suna mendapati bahwa warna bibir Osamu senada dengan kulit wajahnya itu, Suna memaksa satu tangan mati rasanya itu untuk ikut andil dalam menyetir.

Sejauh ini Suna belum merasakan tanda tanda aman dari Osamu. Meskipun Suna sudah berusaha untuk menjaga suhu tubuh Osamu, tetap saja Suna bisa merasakan keringat dingin pada tubuh Osamu.

Belum lagi dengan denyut nadinya yang begitu cepat namun terasa lemah. Rasanya pertolongan pertama yang Suna lakukan untuk Osamu tidak membuahkan hasil apapun. Bahkan sebelum ia berkendara pulang, Suna sempat melepas dasinya dan digunakan untuk menekan titik pendarahan.

Namun semuanya nihil, Suna semakin panik ketika mencoba mengikat namun darahnya semakin deras. Pada akhirnya Suna tak ingin mengambil resiko lain dan segera berkendara beberapa puluh menit bahkan beberapa jam untuk dapat pergi ke rumah sakitnya.

Tak hanya Osamu. Darah dari tubuh Suna juga tak henti hentinya mengucur membasahi setir dan jok kendaraannya. Suna bisa memastikan bahwa kini bagian dalam mobilnya sudah serupa dengan tempat kejadian perkara pada kasus pembunuhan.

Meskipun sebenarnya iya. Osamu adalah korban percobaan pembunuhan dengan motif pencurian organ dalam.

"Apakah Osamu akan baik baik saja?"

"Kami berusaha yang terbaik"

Suna meringis ketika ia bisa merasakan betapa perihnya pundaknya dirogoh menggunakan benda lancip. Benda tersebut berusaha mengeluarkan peluru yang bersarang pada tubuhnya. Kedua kelopak matanya terasa memanas, rasanya tak bisa dibendung dan bisa menetes kapan saja.

Setelah beberapa lama ia berusaha menggigit bibir bawahnya dengan kuat untuk menahan suara. Pada akhirnya peluru dapat dikeluarkan dengan baik dan disusun dengan beberapa jahitan untuk menutup lukanya.

Tidak hanya itu. Suna menghabiskan waktunya satu jam penuh untuk mendapat perawatan luka lukanya. Sayatan pada lengan, siku, punggung tangan, bahkan sampai dengan telapak tangan, Suna mendapat beberapa jahitan lain pada lukanya.

Sebuah anugerah dari Tuhan bahwa wajahnya baik baik saja dan tidak mendapatkan luka yang serius.

Setelah benar benar selesai dengan urusannya dalam merawat lukanya sendiri dibantu dengan seseorang kepercayaannya. Suna segera keluar dari ruangan menuju kamar Osamu.

Keadaannya yang tidak baik sama sekali itu membuat beberapa pasang mata menatapnya heran. Noda darah pada kemejanya yang digulung sepanjang setengah lengan, tambalan luka pada lengan dan juga robek pada bagian pundak kemeja.

Ketukan sepatu pantofelnya terdengar begitu nyaring. Tidak banyak pasien yang datang di kala waktu menjelang pagi seperti ini. Mengakibatkan suara sepatunya sedikit menggema ketika tubuh Suna mulai berjalan melewati lorong rumah sakit.

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang