Jangan lupa vote dan berikan komentar.
_______________________________
• Tacenda •
Part 16. Permulaan
__________"Bagaimana paman?"
"Tidak apa apa, mungkin ia hanya sedang kelelahan"
Kalimat yang dilontarkan oleh sang paman sebenarnya hanyalah penenang belaka. Meskipun Osamu ingin meminta keterangan lebih agar dapat yakin dan semakin tenang. Namun rasanya ia terlampau takut untuk bertanya lebih jauh.
"Hari ini Osamu ingin pergi bermain?"
"Tidak, aku ingin bersama bibi"
Sang paman menarik nafas berat. Satu tangannya terangkat untuk memijat pangkal hidungnya dengan letih, "Bibi tidak bisa bermain denganmu untuk saat ini. Bibimu harus beristirahat".
"Apakah bibi sedang sakit?"
"Osamu, nanti kita bicarakan kembali. Mari kita bergi berjalan jalan"
"Paman, jawab pertanyaanku terlebih dahulu"
"Iya, bibimu sedang sakit. Beri waktu untuk beristirahat ya?"
Kali ini Osamu cukup puas dengan jawaban dari sang paman. Meskipun masih belum ada kejelasan lebih lanjut. Setidaknya Osamu bisa memberi waktu sang bibi untuk beristirahat dikarenakan sedang sakit.
Osamu juga tidak diberi izin untuk berjumpa dengan sang bibi yang sedang diisolasi. Lagipula Osamu rasanya tak sampai hati untuk menengok bibinya. Ia takut kehadirannya akan mengganggu sang bibi ketika beristirahat. Jadi keputusan Osamu untuk tidak menengok bibinya adalah keputusan yang tepat.
"Ada pertunjukan balapan kuda di desa sebelah, kau ingin ikut?"
"Aku diperbolehkan ikut?"
"Tentu, justru kau harus ikut" Sang paman segera berbalik, menuju luar rumahnya dan masuk ke dalam truk usangnya itu. Truk yang biasa ia gunakan bersama bibi untuk berbelanja atau bahkan sekadar membeli jerami untuk Joji.
Osamu terus mengekor di belakang tubuh sang paman sebelum kemudian ia ikut masuk ke dalam kursi samping kemudi. Bersiap untuk menuju tempat balapan kuda yang dimaksudkan oleh sang paman.
Deruman knalpot terdengar begitu nyaring, jok mobil yang ia duduki bahkan sedikit bergetar akibat mesin yang bergerak. Menyemburkan asap hasil bakaran diesel pada truk pamannya. Memberi kesan lain yang Osamu tidak pernah rasakan sama sekali ketika bersama Suna yang selalu mengenakan mobil mahal.
Sang paman sempat menoleh ke arah Osamu. Memastikan bahwa keponakannya sudah selesai bersiap dan mengenakan sabuk pengamannya dengan baik. Sebelum kemudian satu tangan sang paman bergerak mengganti persneling dan menginjak pedal gasnya.
Mobil truk yang dikendarai pamannya itu mulai bergerak melaju, membelah pekarangan rumah sederhana namun sangat sangat luas itu. Membelah jalanan aspal yang sangat terawat dengan baik, menuju desa sebelah.
Keduanya tidak seakrab itu. Sehingga Osamu dan sang paman cukup banyak diam selama di perjalanan. Sesekali sang paman akan menoleh ke arah Osamu yang sedikit mengantuk diterpa angin sejuk selama perjalanan.
Tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Sekitar 25 menit berselang. Mobil yang dikendarai oleh paman Osamu itu mulai melaju pada sebuah desa yang dimaksudkan sebelumnya. Meskipun suasananya tak jauh berbeda. Namun Osamu cukup bisa merasakan perbedaan yang signifikan.
Desa itu lebih sejuk dari desa yang ia tinggali. Lebih banyak pepohonan rindang, lengkap dengan bunga bunga cantik yang menghiasi. Begitu pula rumah rumah yang beratap jerami. Sebuah khas dari desa tersebut yang tidak pernah Osamu kunjungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]
FanfictionTacenda (adj.) things to not mentioned or published. Also things that are better left unsaid. 🔞 Merahasiakan semua ini dari peradaban dunia adalah solusi yang tepat bagiku. Seseorang yang awalnya kupikir orang yang jahat tidaklah seburuk apa yang k...