17. Pencarian

235 27 5
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar.

_______________________________
• Tacenda •
Part 17. Pencarian
__________

Kling!

Satu kaki berbalutkan sepatu pantofel mahal itu mulai melangkah masuk. Ke dalam sebuah kantor polisi sekitar yang kebetulan tidak terlalu ramai. Tubuh tinggi besarnya sudah cukup mengintimidasi orang orang disekitarnya.

Pada kesempatan kali ini Suna datang ke kantor polisi, dengan alasan tidak dapat mengetahui keberadaan Osamu. Sudah beberapa hari terakhir ia menghabiskan waktu di rumahnya untuk mencari identias pria yang disebutkan oleh Akaashi.

Tetap saja Suna tidak mendapatkan petunjuk apapun dari Kenma yang terus menerus mencoba untuk mencari. Di sinilah ia berakhir, mau tak mau harus mencari keberadaan pria tersebut dari kantor polisi.

"Selamat sore tuan, ada yang bisa kami bantu?" Salah satu polisi yang menjaga meja resepsionis itu bangkit untuk menyambut kedatangan Suna.

Suna sudah mengetahui semuanya. Langit yang mulai samar samar kehilangan cahaya mataharinya itu menjelaskan semuanya. Suna sudah memantau kantor polisi itu beberapa hari terakhir. Mengetahui bahwa sudah saatnya pergantian shift dan kantor tidak akan banyak polisi.

"Selamat sore tuan"

Beberapa hari terakhir Suna tidak bisa melanjutkan pencariannya. Selain faktor informasi yang tidak lengkap. Suna sering kali mendapatkan laporan bahwa Akaashi datang ke rumahnya. Menangis histeris mengetahui sang nenek tidak ada di kamarnya.

Jadi Suna mau tak mau harus kembali dan menyelesaikan urusan tersebut. Belum pula sahabat lamanya yang baru saja pulang dari studinya. Menjadikan rumah Suna sebagai destinasi utama ketika ia sampai di Jepang. Sudah jelas temannya itu berniat berjumpa dengan Kuroo.

Namun rasa letihnya cukup menguap begitu saja ketika ia mendaparkan kabar dari Kiyoomi. Bahwa dirinya menyatakan sudah melakukan 'malam pertamanya' dengan Atsumu –walaupun mereka tak melakukannya di malam hari– Suna merasa gembira dengan kabar ini meskipun pada akhirnya ia harus marah marah karena laporan bulanan tidak segera disampaikan kepadanya.

"Ada yang bisa kami bantu tuan?"

"Aku sedang mencari seseorang yang hilang"

"Baik. Bisa anda sebutkan namanya?" Polisi yang bertugas di meja resepsionis itu membuka sebuah data base kepolisian untuk dikunjungi.

Suna membiarkan pria itu membukanya menggunakan kata sandi untuk masuk. Sesekali melirik ke arah ruangan para polisi untuk memastikan bahwa di sana hanya sedikit orang yang ada.

"Aku mencari pria bernama–"

"Bernama?"

Sudah memantapkan hati. Suna yang berdiri menyangga tubuh pada meja resepsionis itu mencekal pinggirannya. Tidak melanjutkan kalimatnya, ia mendorong pinggiran meja sekuat tenaga.

Meja tersebut terdorong dengan mudah. Merusak tatanan lengkap komputer dan mengikis jarak antara keduanya. Meja tersebut terdorong hingga sang polisi tersebut terhimpit antara pinggiran meja dan tembok di belakang tubuhnya.

"Ookkhhh!" Pekikan kaget dari polisi yang terhimpit itu begitu nyaring. Perutnya tertekan dengan pinggiran meja itu tak dapat berkata kata.

"Biarkan aku yang mencari sendiri!"

Kedua tangan Suna beralih untuk mencekik leher pria itu. Menargetkan saluran penafasannya untuk disumbat secepat mungkin. Mencegah pasokan oksigen untuk masuk mengganti karbondioksida pada paru parunya.

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang