31. Kuadrat

143 22 3
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar.

_______________________________
• Tacenda •
Bagian 31. Kuadrat
__________

Hari itu Suna tak berhasil membawa pulang Osamu. Bahkan setelah pergi memarahi Atsumu, Suna juga tak mendapatkan banyak pengakuan. Bahkan setelah beberapa hari berlalu pun, Suna masih merasa kesal dengan Atsumu. Cuci otak seperti apa yang telah Atsumu lakukan kepada Osamu, pada intinya Suna kesal.

Suna sudah memarahi saudara kandungnya juga, Reina. Namun nampaknya Reina memilih untuk bungkam dan melawan perintahnya. Enggan memberitahu dimana Osamu, atau justru dirinyalah yang menyembunyikan Osamu.

Pria berambut cokelat, dengan sepasang mata tajam itu tak berhenti menghembuskan nafas berat selama beberapa puluh menit terakhir. Isi kepala dan gerak tubuhnya tak sinkron sama sekali. Rasanya ia harus membaca laporan rencana anggaran berulang ulang kali untuk dapat memahami kalimatnya.

"Oh sial, aku harus apa.."

Membutuhkan jeda untuk beristirahat. Suna bangkit dari kursi kerja dan keluar dari ruangan pribadinya itu. Langkah kakinya menuntun tubuh menuju ruang tamu.

"Ada yang bisa kami bantu tuan?"

"Osamu—"

"Tuan Osamu belum kembali sejak hari itu tuan"

"Maksudku, ehm— sajikan anggur merah untukku ya? Aku ingin beristirahat sebentar"

"Baik tuan"

Suna menggosok kasar wajahnya. Sial, meminta pelayan untuk membawakan minuman saja lidahnya terpeleset dan menyebutkan nama Osamu. Ia sudah terlalu frustasi, Suna sudah malas menanggapi dan mengerjakan pekerjaannya di kantor.

Biarlah hari ini menjadi hari libur, meskipun tidak sepenuhnya. Setidaknya Suna bisa bebas melakukan apapun disini tanpa harus mengontrol emosi dan diri sendiri terlalu ketat. Beruntungnya kali ini bisnisnya masih berjalan dengan baik, meskipun terakhir kali Suna bertemu Sakusa dan menonjok wajahnya karena emosi bertemu dengan Atsumu. Nampaknya hubungan keduanya masih baik baik saja.

Suna kembali duduk di kursi kebesarannya. Beberapa pelayan datang dengan kereta dorongnya untuk menyajikan minuman yang diminta oleh Suna. Dengan sigap mereka membuka penutup botol dengan tuas dan mulai menuangkan anggur merah itu pada gelas berkaki itu.

"Silahkan tuan"

"Terima kasih"

Suna meraihnya, tak ada acara menghirup bau wangi dari anggur merah, menggerakkan gelasnya untuk mendapat aroma yang lebih kuat, Suna segera menghabiskannya dalam sekali tenggak dan meminta pelayannya untuk mengisi kembali.

Tepat ketika Suna sibuk menghabiskan minumannya, sebuah nama muncul di layar komputernya, ia mengirim sebuah pesan dan juga sebuah gambar. Suna tak berpikir dua kali untuk memindah kursor dan membuka pesan itu.

Pesan itu dikirim oleh seseorang yang menjadi orang dalam Suna. Nikolai, sengaja mengirim sebuah potret dimana Osamu dan Reina sedang akan pergi dari rumah. Entah kemana yang pasti Suna sudah mengetahui kabar itu. Setidaknya itu jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

Selama beberapa hari terakhir, Suna sibuk mempersiapkan diri untuk kampanye. Ia sudah menyisihkan uang untuk hal ini. Dibantu dengan Kenma, Kuro dan juga Sakusa yang beberapa waktu lalu sibuk mengurus proyeknya di luar kota. Suna sudah menyempatkan diri untuk datang ke rumah Reina untuk meminta Osamu kembali, namun nampaknya Reina enggan memberikan waktu keduanya untuk bertemu.

Yang terpenting adalah Osamu baik baik saja. Tidak terkontaminasi dengan orang luar yang mungkin saja membuat Osamu semakin berontak dan enggan kembali. Suna tidak ingin kejadian Akaashi terulang kembali.

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang