14. Dadakan

263 43 8
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar.

_______________________________
• Tacenda •
Part 14. Dadakan
__________

Sudah belasan hari lamanya Osamu tinggal bersama paman dan bibinya. Tidak perlu dipaksapun Osamu mengakui bahwa hidupnya disini jauh lebih menyenangkan.

Osamu bebas mengenakan pakaian apa saja, Osamu bebas memakan makanan instan, Osamu bebas untuk pergi kemana saja sesuka hatinya, sang paman memberinya sebuah sepeda untuk digunakan.

Tidak perlu memikirkan alasan ketika pulang terlambat, tidak perlu berbohong untuk pergi bermain. Paman dan bibinya benar benar membiarkan Osamu untuk melakukan apapun.

Jika dulu ia selalu menginginkan pendidikan agar tak putus sekolah ditengah tengah usia mudanya. Kini Osamu lebih tertarik untuk tinggal ditempat yang bersuasana seperti desa. Osamu selalu dapat menemukan kedamaian dari sekitarnya.

"Aku pikir nama Joji kurang keren untukmu"

Joji yang diajak berbicara itu meringik pendek, seolah olah membalas pertanyaan dari Osamu.

Saat ini mereka berdua sedang asik menikmati pemandangan. Sengaja Osamu duduk tepat dibawah sebuah pohon flamboyan yang tumbuhnya sedikit jauh dari kebun buah.

Hembusan angin yang terasa sejuk itu meniup anak anak rambut dari keduanya. Poni Osamu sedikit berkibar, surai Joji juga beterbangan mengenai tubuh Osamu yang duduk disampingnya.

Osamu disibukkan dengan sebuah apel yang sedang ia gerogoti sejak tadi. Sesekali ia akan menggigit kembali apelnya dan mulai berpikir. Kira kira nama panjang apa yang cocok untuk Joji.

"Bagaimana dengan Lil Joji? terdengar seperti seorang rapper dunia!"

Osamu melebarkan kedua lengannya kearah Joji yang sedang duduk disampingnya dan tak acuh. Kuda milik sang bibi benar benar pintar dan jinak, Osamu bahkan tidak dianggap sebagai orang asing sama sekali.

"Tidak? Bagaimana dengan uhm- Suna Joji.." Dendamnya terhadap Suna memunculkan ide jahil untuk memberikan marga Suna kepada seekor kuda.

Namun siapa sangka Joji sedikit mengeluarkan ringikan dan melengos kearah lain. Osamu mendadak menepuk dadanya kaget. Jangankan Joji, Osamu saja juga kesal kepada nama Suna.

"ACK! Apakah itu jawaban penolakan?"

"Bagaimana dengan Miya Joji?"

"Ah, tidak tidak. Margaku bukan marga hewan"

Osamu sibuk mencari cari nama. Joji yang merasa diberi kesempatan itu segera menggigit apel yang digenggam oleh Osamu. Nyatanya Osamu tidak keberatan sama sekali, ia lanjut menggaruk garuk belakang kepalanya karena bingung.

"Bagaimana dengan Alexander Joji? Bukankah itu keren Joji!?"

Osamu merangkul leher Joji yang masih sibuk mengunyah apel milik Osamu sebelumnya. Kedua telapak tangan Osamu menepuk nepuk lembut Joji yang masih tak menggubrisnya sama sekali.

Osamu merasa bahwa dirinya begitu menyayangi Joji lebih dari apapun. Lebih dari Suna, Aki dan Yuji, atau bahkan Atsumu. Osamu menyayangi Joji lebih daripada itu. Luar biasa.

Tawanya begitu antusias, hingga nafasnya terasa terengah engah. Pada akhirnya Osamu menyandarkan tubuhnya pada Joji. Mereka berdua duduk bergelung bersama, menonton rumput rumput hijau, Osamu ingin membawa Joji kemanapun ia pergi.

Tak terasa, Osamu tertidur. Leher dan kepalanya bersandar pada tubuh Joji, begitu pula leher Joji yang melingkar pada tubuh Osamu. Keduanya tertidur dengan damai, seolah olah teman lama yang sedang melepas rindu.

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang