2. Hukuman

942 63 18
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar.

______________________
• Tacenda •
Part 2. Hukuman
__________

"Suna san?" Osamu menatap sekeliling tubuhnya. Ia mencari seseorang yang semalam membuatnya merasakan sesuatu yang mungkin belum pernah ia coba sama sekali.

Osamu meraba raba tubuhnya, mendapati bahwa dirinya memakai pakaian lengkap yang berbeda dengan sebelumnya. Pipinya kembali bersemu merah mengingat bagaimana rasa perutnya seperti dihinggapi banyak kupu kupu.

"Suna san sedang bekerja. Kami diminta untuk mengantar Osamu san untuk pergi ke sekolah" salah satu pelayan yang diutus oleh Suna itu segera menjawab pertanyaan didalam kepala Osamu.

Osamu yang kebingungan itu hanya menjawab dengan anggukan pelan. Ia berpikir bahwa bangun tidur adalah saat yang tepat untuk menyapa Suna. Tapi semua itu salah, Suna sudah menghilang dari sampingnya.

"Hari ini ada kelas ekstrakurikuler, aku pulang sore" Osamu menyingkapkan selimutnya kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Sang pelayan yang bertugas untuk mengurus Osamu selama beberapa tahun terakhir itu mengangguk sebelum akhirnya pergi dari ambang pintu. Memberi ruang dan waktu untuk Osamu bersiap siap.

Osamu masih belum memahami. Apa tujuan Suna membiarkan dirinya hidup dirumahnya yang besar dan mewah tersebut. Apalagi Suna yang mengerikan itu suka sekali memanjakan Osamu.

Osamu menganggap Suna adalah orang yang mengerikan karena sikapnya. Terkadang Osamu sering terkena imbasnya ketika Suna berada dimasa buruknya. Namun Osamu tidak bisa berbuat banyak, ia hanya akan diam dan menuruti semua permintaan Suna.

Terbersit rasa sedikit rindu dengan saudaranya. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak berjumpa. Sempat beberapa kali Osamu menanyakan hal ini kepada Suna. Namun hasilnya nihil, Suna tidak akan menjawab atau terkadang justru menyentak Osamu.

Tapi bagi Osamu, ini semua lebih baik daripada harus kelaparan dan kedinginan dipinggir jalan. Mungkin memang takdirnya bisa menjadi lebih baik dengan bantuan Suna san.

Sesungguhnya keinginan Osamu tidaklah banyak. Ia hanya ingin saudaranya merasakan hal yang sama. Osamu ingin saudaranya juga bisa tidur didalam ruangan yang dapat melindunginya dari hujan dan panas. Kemudian bisa makan tanpa harus mengais sampah seperti yang biasa mereka lakukan dahulu.

"Osamu?" Panggil seorang pria dengan terburu buru.

"Sebentar lagi" teriak Osamu dari dalam kamar Suna, merapikan seragam yang ia kenakan.

Setelah sepuluh menit selesai bersiap, Osamu membuka pintu kamar dan segera turun menuju meja makan. Ia menyempatkan diri untuk meminum satu gelas susu sebelum akhirnya memasukkan satu kotak bekal yang sudah disiapkan dimeja.

"Kuro san?" Panggil Osamu ketika menyadari bahwa ada Kuroo yang sudah menunggunya bersiap siap.

"Ayo, aku yang akan mengantarmu sekolah" Kuroo yang mengintip jam yang melingkar dipergelangan tangannya tersebut segera turun menuju garasi.

Hal ini membuat Osamu segera berjalan mengekor dibelakangnya. Kepalanya masih bingung dengan perbedaan hidupnya akhir akhir ini. Suna yang dulunya jarang menyentuh tubuhnya tersebut juga membuat Osamu merasa sedikit ganjal.

"Mulai sekarang dan seterusnya, aku yang mengantarmu" ucap Kuroo melongokkan kepalanya dari dalam kursi kemudi. Kedua matanya terjatuh pada Osamu yang sedang kebingungan, berdiri diluar mobil.

"Kenapa?" Tanya Osamu masih bingung.

"Karena kejadian semalam. Sudah kuperingatkan Suna untuk tidak berjudi, masih saja dilakukan" ucapan Kuroo sukses membuat Osamu mengernyit heran. Memangnya kenapa jika Suna bermain judi? Bukankah ia sudah menang, untuk apa ia khawatir.

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang