30. Upah

149 20 4
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar.

_______________________________
• Tacenda •
Bagian 30. Upah
__________

"Oh, sedang apa itu?"

Kepala Osamu sontak menoleh ke arah sumber suara. Suna bersandar pada dinding, kedua lengannya dilipat di dada menatap Osamu yang sibuk mencuci tangan. Ia baru selesai sedikit bebersih dapur. Dikarenakan Reina harus segera pergi secepatnya untuk mengurus sponsor dan iklan.

Osamu tidak sadar bahwa seseorang itu berdiri bersandar disana setidaknya lima menit terakhir.

"Suna san!"

"Sibuk sekali yaa.."

"Aku dan Reina san membuat kue!"

Osamu mengeringkan tangannya pada sebuah lap bersih di meja. Bersandingan dengan sebuah piring yang sudah ada bolu hangat.

"Wah, benarkah?"

"Kami berhasil membuatnya"

"Iya, aku bisa melihatnya" Suna berjalan mendekati meja marmer itu untuk menengok hasil karya dua bocah di rumahnya. Masih ada sedikit uap hangat di sekitar roti itu.

Osamu sudah menyicipnya dan rasanya fantastis! Reina ternyata memiliki banyak keahlian. Dia sangat hebat dan berbakat! Sepertinya semua orang kaya di dunia ini pasti memiliki keunggulan.

Osamu mengambil sepotong kue, menggigitnya untuk merasakan betapa nikmatnya makanan hasil karyanya bersama Reina. Kepalanya menggeleng perlahan, mengangumi beratap lembutnya roti itu, seolah meleleh di lidahnya.

"Kau mau mencobanya Suna san? Tapi kami tidak menggunakan bahan dari kepala dapur, kami membelinya di luar"

"Lalu?"

"Aku pikir kau tidak akan nekat makan makanan yang bukan dari petani kepercayaanmu itu"

"Aku mempercayai kalian berdua. Reina itu sangat pemilih, ia akan sakit perut jika bahan yang digunakan tidak cocok dengan dirinya. Mungkin efek terlalu banyak minum air banjir" Suna tertawa sebelum menarik pergelangan tangan Osamu dan menggigit bolu yang dipegang Osamu.

"Suna san, kau tak boleh begitu kepadanya!" Osamu menyembunyikan rotinya, enggan memberikan kepada Suna jika masih terus mengoloknya.

"Oohhh, sekarang kau berada di pihak Reina ya?"

"Hmph, tentu saja tidak usah ditanya"

"Sudah tidak membelaku lagi hm?"

"Tidak. Aku membela Reina san"

"Dia lebih pandai mengambil hatimu ya daripada aku?"

"Bukankah sudah jelas?"

Suna mengangguk angguk paham. Ternyata mereka lebih daripada yang Suna bayangkan. Osamu dan Reina bersahabat jauh lebih baik daripada yang Suna selama ini pikirkan.

Tidak jauh berbeda dengan pikiran Osamu. Tahu begini ini jauh jauh hari berkenalan dengan Reina daripada harus bertemu dengan bibinya itu. Siapa sangka bahwa mereka adalah pelaku jual beli manusia haha. Osamu akan menertawakan dirinya sendiri jika mengingat ingat hal ini.

"Tidak boleh. Sekalipun kau berada di pihak Reina, kau juga harus berada di pihakku"

"Mengapa? Suna san cemburu ya?"

"Cemburu sekali.."

Suna mengaku dengan terang terangan. Berarti dia sebenarnya tak cemburu. Suna tipikal orang yang tidak mau mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. Osamu sudah mengetahui hal itu. Apalagi Reina adalah keluarganya, ia tak akan seperti itu.

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang