9. Malam yang panjang

805 47 13
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar.

_______________________________
• Tacenda •
Part 9. Malam yang panjang
__________

Osamu berjalan dengan langkah gontai. Isi kepalanya terlalu kosong untuk mengerti keadaan di rumahnya. Satu hal yang sedang ia ingin lakukan untuk saat ini hanyalah makan.

Osamu pikir membeli segerobak senbei kemudian menyetoknya dalam kamar akan dapat bertahan selama beberapa hari kedepan. Nyatanya semua itu hanya omong kosong. Osamu menghabiskan seluruhnya dalam semalam ketika ia sedang menonton film di kamar pribadinya.

Benar, Osamu tidak tidur di kamar sang tuan lagi dikarenakan bocah kecil itu merebut tempat tidurnya selama beberapa bulan terakhir ini. Mau tak mau Osamu kembali ke kamar lamanya.

Sebenarnya Osamu tak berkecil hati akan hal tersebut. Osamu hanya bertanya tanya, siapa wanita yang terus mengekor Suna itu? Apakah seorang mantan istri diwajarkan bersikap seperti itu kepada mantan suaminya?.

Seketika Osamu sampai di ruang makan, kedua matanya menyajikan pandangan dimana wanita tersebut sedang sibuk makan juga. Osamu yang tak ambil pusing itu memilih kursi yang jauh dari posisi wanita tersebut.

Piring yang semula tertutup, dibalik kearah meja, ditata sedemikian rupa dengan beberapa macam sendok dan juga mangkuk kecil itu segera dibuka oleh pelayan seketika Osamu duduk disalah satu kursi.

Sepiring makanan disajikan dihadapan Osamu. Seketika tudung saji terbuka, Osamu bisa mencium bau lezat yang membakar rongga hidungnya saat itu juga.

"Hm, terlihat menggoda. Terima kasih" Osamu segera mengambil sendok dan garpu ditangannya, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang baru saja menyajikan makanan untuknya.

"Selamat menikmati tuan muda"

Suara dentingan sendok dan piring terdengar begitu nyaring ditelinga Osamu. Tanpa Suna semuanya terasa sepi, biasanya Suna akan berteriak dan marah marah jika Osamu melakukan sesuatu yang tak disukai oleh Suna.

"Siapa kau?" Tanya wanita tersebut tepat ketika sendok berisi makanan milik Osamu itu masuk kedalam mulutnya. Bahkan Osamu sempat terdiam beberapa detik, membiarkan sendoknya melayang begitu saja tak segera disuapkan kedalam mulutnya.

"Miya"

"Suna Reina"

Osamu mendengus kesal. Bahkan wanita itu masih menyandang nama belakang dari sang tuan. Meskipun dirinya berusaha mati matian untuk tidak penasaran akn wanita itu. Nyatanya wanita itu sendiri yang menyajikan informasi pribadinya sendiri.

"Apa hubunganmu dengan Rin?"

Rin?.

Sungguh tidak mengejutkan.

"Tanyakan saja padanya" Osamu membuang wajahnya kearah lain, berusaha untuk terus menikmati makanan yang kini esensi lezatnya seolah menguap begitu saja sejak wanita tersebut membuka bibirnya.

"Jangan mengira kau spesial disini. Jika ia tak pernah menyentuh atau bahkan menidurimu maka kau bukan siapa siapa, Rin adalah orang yang pemilih"

"Tidak peduli. Aku dibawah umur"

"Ha-ha, ia bahkan tidak peduli hal tersebut" wanita tersebut segera membersihkan bibirnya menggunakan tisu kemudian bangkit, meninggalkan Osamu yang semakin kebingungan.

***

Suna sudah mengetahui semua tentang kawan Osamu itu. Dia diam diam menyelidiki lelaki itu dan tidak menemukan hal yang mencurigakan sedikitpun dari latar belakangnya. Jadi rasanya masih aman saja membiarkan Osamu untuk bergaul dengan anak laki laki yang bernama Akashi itu.

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang