29. Perasaan Aneh

177 17 5
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar.

_______________________________
• Tacenda •
Bagian 29. Perasaan Aneh
__________

Suna mengangkat tinggi tinggi sebuah ikat pinggang miliknya. Sepasang manusia keras kepala itu berdiri berdampingan menghadap dinding ruang kerjanya. Tak ada yang berani menoleh sedikitpun ke arah tuan besar dari rumah seluas itu.

Sampai akhirnya wanita berambut panjang dengan jarak usia yang tak terlalu jauh dengan Osamu itu menoleh. Jari telunjuknya terangkat untuk berusaha menjelaskan.

"Aku yang mengajaknya pergi"

"Tidak usah membela satu sama lain! Kalian ini memang nakal!"

Reina kembali memasang wajahnya menghadap dinding. Ia sebenarnya sudah lupa kapan terakhir kali ia dihukum seperti ini oleh ayah ataupun kakaknya. Sekarang ia dihukum bersamaan dengan Osamu. Meskipun ikat pinggang itu tidak menyentuhnya sama sekali dan digunakan untuk mengancam, namun tetap saja Reina dan Osamu terasa seperti anak kecil yang baru saja tak sengaja memecahkan pot bunga ibu.

"Aku yang memintanya Suna san, Reina san tidak—"

"Diam mulutmu!"

Suna melipat kedua lengannya di dada. Sudah jelas ini ulah Atsumu. Akhir akhir ini keduanya sering bermain bersama. Pasti Atsumulah yang menghasut Osamu untuk menjadi liar seperti ini. Jika sekali lagi Osamu melanggar aturan, Suna tak segan segan untuk memarahi Atsumu dan tidak memperbolehkan keduanya untuk bertemu lagi.

"Kau ini sudah menjadi ibu, tidakkah kau mau jika Leo mendapati ibunya liar seperti ini?"

"Itu permainan dewasa! Semua orang bisa bermain kesana!"

"Alasan. Kau bahkan tidak bisa menjaga Osamu dengan baik"

"Itu tidak disengaja!"

Suna berpikir sejenak. Kali ini perbuatan mereka cukup bisa dimaafkan. Setidaknya keduanya baik baik saja. Hanya itu yang dipikirkan oleh Suna. Selama tidak ada kecelakaan serius, maka reputasinya akan baik baik saja.

"Kimigayo seratus kali"

"HA?!" Osamu dan Reina terkejut, menoleh ke arah Suna dengan serentak.

"Kalian tidak hafal lagu kebangsaan? Sekolah lagi saja!"

"Seratus kali? Mulutku akan berbusa!" Protes Reina mulai menolak, enggan mengiyakan hukuman yang diberikan sang kakak.

"Kalau begitu lakukan plank 15 menit" Suna dengan santai menyampirkan ikat pinggangnya di pundak dan menunjuk lantai. Menatap keduanya dengan menyelidik, satu alisnya terangkat meledek.

Osamu dan Reina melirik lantai yang ditunjuk oleh Suna selama beberap detik sebelum kemudian keduanya mulai menyanyikan lagu kebangsaan mereka sebanyak seratus kali.

"Kimigayo wa. Chiyo ni, yachiyo ni.."

"Bagus, lebih keras!"

"SAZARE-ISHI NO IWAO TO NARITE.."

Osamu dan Reina mengeraskan suaranya, melanjutkan perintah Suna demi memperjuangkan ampunan dari tuan besar. Suna tanpa sadar melipat bibirnya untuk menahan tawa. Beralih menuju kursinya untuk melanjutkan acara merokoknya.

Sesekali Suna akan memutar kursinya, menyilakan kaki sembari terus memantau dua manusia keras kepala itu. Di sela sela kegiatan menghisap lintingan tembakau itu, Suna akan kembali menegur keduanya jika bernyanyi terlalu lirih ataupun terlalu cepat.

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang