Jangan lupa vote dan berikan komentar.
_______________________________
• Tacenda •
Part 10. Pertemuan
__________"Selamat pagi setengah siang. Sudah siap berangkat?" Kuroo yang baru saja datang, membawa sebuah koper yang dibantu oleh asisten pribadi Suna, menggunakan kacamata hitam, lengkap dengan kemeja merah dan celana hitam khasnya ketika sedang bekerja.
Suna dan Sakusa yang sedang berjalan masuk kedalam jet pribadi milik Suna itu mendadak berhenti. Kakinya seolah terpaku pada anak tangga. Mereka selalu dibuat heran dengan kelakuan Kuroo yang selalu terlihat ceria diawal kegiatan. Nanti jika sudah berada ditengah tengah perdebatan luar biasa maka hilanglah rasa ceria tersebut.
"Matahari satu ini sungguh silau.." komentar Suna menggeleng geleng heran dan lanjut berjalan untuk masuk kedalam jet.
"Tetap saja kita membutuhkan ahli bicara" Jawab Sakusa menggedikkan bahunya tak tahu dan mengekor dibelakang tubuh Suna.
"Ya ya ya terserah"
"Eh, dia kembali?" Tanya Sakusa bingung, samar samar ia melihat seorang wanita cantik dengan tinggi badan yang proporsional itu sedang melambaikan tangan kepada mereka berdua.
"Benar, kekasihnya mencampakkannya"
"Ouh, terdengar menyakitkan"
"Tidak menyakitkan. Memang seharusnya ia tetap tinggal bersamaku, bukan kekasih miskinnya itu"
"Apakah Osamu bertanya tanya?"
"Ya, kurasa.." Suna menggedikkan bahunya tak mengerti. Padahal sudah jelas bahwa Osamu marah dan terus bertanya kepada Suna yang saat itu mengabaikannya.
Ukuran jet yang terlalu terbatas itu membuat mereka semua berjalan dengan sedikit sulit. Apalagi mereka bertiga memiliki tubuh yang tinggi dan besar.
"Ingin anggur?" Tawar Suna kepada Sakusa yang kesulitan untuk duduk.
"Tidak terimakasih- ah!" Sakusa yang berhasil mendaratkan pantatnya diatas kursi lembut dalam pesawat itu segera menyandarkan punggungnya. Berusaha rileks karena setelah ini mereka akan dihadapkan dengan permasalahan yang sulit.
Suna yang kesal karena tawarannya terus terusan ditolak oleh Sakusa itu kini menatap kelamin Sakusa dari luaran pakaian. Bahkan satu tangannya masih memegang gelas berkaki, belum sempat menuangkan anggur merah kedalam gelas namun rasa penasarannya terlalu kuat untuk dilawan.
"A!" Sakusa tersentak kaget seketika melihat dua rekannya. Kuroo dan Suna terlihat memandangi selangkangannya. Menatap bagian milik Sakusa itu seolah olah anak kecil uang dihadapkan dengan banyak mainan. Mereka berdua berpikir bahwa Sakusa sudah sembuh dari penyakitnya.
"Apakah penismu sudah sembuh?"
"Kalian mengejutkanku brengsek!"
"Belum!"
"Yah sayang sekali, aku kira kau sudah berhasil meniduri Atsumu" Suna mencebikkan bibirnya kesal. Rasa penasarannya menguap begitu saja setelah mendengar jawaban dari Sakusa bahwa dirinya masih belum sembuh.
Tubuhnya berbalik, seolah sudah tak tertarik dengan Sakusa. Suna kembali sibuk menuangkan anggur merah kedalam gelasnya. Sesekali ia akan menggoyangkan gelasnya dan menhirup aroma anggurnya yang begitu menenangkan.
"Aku juga kecewa, ternyata penisnya masih lembek. Cih" Kuroo yang juga sudah tak tertarik itu segera menuju kursinya dan duduk begitu saja.
"Aku yang sedang tidak sehat tetapi kalian yang kecewa. Apa apaan ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]
FanfictionTacenda (adj.) things to not mentioned or published. Also things that are better left unsaid. 🔞 Merahasiakan semua ini dari peradaban dunia adalah solusi yang tepat bagiku. Seseorang yang awalnya kupikir orang yang jahat tidaklah seburuk apa yang k...