Jangan lupa vote dan berikan komentar.
______________________
• Tacenda •
Part 1. Konsentrasi Ganda
__________"Hei Osamu, berapa umurmu sekarang?" Tanya seorang pria dengan setelan rapi. Satu tangannya terangkat untuk memetik jari, dengan begitu Osamu bisa segera menoleh kearahnya.
Tubuhnya terduduk diatas sofa mewah, satu tangannya dilingkari oleh jam tangan mahal dan satu tangannya sibuk menggulir layar ponsel.
"Tujuh belas" laki laki yang baru saja ditanya tersebut menjawab.
Dia sadar, bahkan sangat menyadari bahwa ia sudah bertahun tahun lamanya tinggal disini sejak kejadian itu. Rasanya masih aneh tinggal dirumah sebesar ini hanya sendirian bersama beberapa pelayannya. Pria itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya, hanya bisa dihitung jari ia mengajak Osamu keluar untuk berjalan jalan.
Pria itu sibuk dengan bisnisnya yang kali ini bisa dibilang lebih pesat daripada sebelumnya. Masih dengan rekan kerja yang sama, dan pernah melakukan kejahatan yang sama.
"Kemari.." pinta sang pria menepuk pahanya beberapa kali. Meminta bocah laki laki itu untuk duduk dipahanya.
"Aku bilang duduk disini" pria itu kembali memerintahkan hal yang menurut anak laki laki itu tidak wajar. Namun ia tidak tidak peduli, selama Suna tidak memperjualbelikan dirinya. Maka ia tidak akan menolak.
Dengan segera Osamu duduk dipaha pria itu.
"Hei" panggil pria itu menyentuh dagu Osamu. Menarik lembut wajah Osamu agar menghadap pria dihadapannya. Mata mereka bersitatap untuk beberapa detik sebelum Osamu akhirnya melirik kearah lain.
Ia terlalu takut untuk sekedar bertatap mata dengan Suna.
"Mulai malam ini dan seterusnya, kau tidur dikamarku" pernyataan pria itu membuat Osamu sedikit kaget, jantungnya berdetak begitu kencang sebelum akhirnya memikirkan kembali resiko jika ia menolaknya.
"Iya Suna-sama"
"Panggil. Aku. Suna saja" Pria yang meminta untuk dipanggil Suna tersebut tersenyum lembut. Satu tanganya mengelus pinggang belakang Osamu dengan perlahan. Sangat perlahan sampai sampai Osamu tidak merasa terancam sama sekali.
"Mau pergi berjalan jalan?" Suna menawari Osamu untuk pergi keluar.
Tanpa banyak waktu lama untuk berpikir, Osamu mengiyakan tawaran tersebut dengan senang hati. Poni rambutnya bergerak gerak akibat anggukan antusiasnya itu. Sudah beberapa bulan terakhir ini ia hanya pulang pergi kesekolah, tidak bisa pergi ke area luar sekolah meskipun didampingi dua temannya.
Suna pun juga jarang mengajak Osamu berjalan jalan kecuali ia sedang tidak sibuk. Sesekali ia akan mengajak Osamu berbelanja, ke pasar malam untuk bermain, atau mungkin berlibur ke lokasi wahana.
Baginya, bisa bertahan hidup didalam rumah orang asing saja sudah lebih dari cukup. Apalagi ternyata Suna tidak seburuk seperti yang ia kira. Suna memberikan semua apapun permintaan Osamu, hanya saja Osamu sedikit takut untuk sekedar bertanya.
Suna yang melihat keantusiasan Osamu, menangkap bahwa hal itu begitu menggemaskan. Ia tidak pernah melihat seorang anak laki laki bermata lebar seperti Osamu. Begitu juga dengan bibir mungilnya yang jarang tersenyum itu. Menurut Suna itu adalah godaan besar yang harus ia tahan bertahun tahun lamanya.
Tapi tidak apa apa, menunggu tiga sampai empat tahun jika orangnya adalah Osamu. Suna tidak pernah keberatan.
"Tolong siapkan baju" pinta Suna menyuruh salah satu kepala pelayannya untuk menyiapkan baju ganti Osamu. Kepala pelayan tersebut mengangguk paham sebelum akhirnya pergi menuju kamar Osamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]
Fiksi PenggemarTacenda (adj.) things to not mentioned or published. Also things that are better left unsaid. 🔞 Merahasiakan semua ini dari peradaban dunia adalah solusi yang tepat bagiku. Seseorang yang awalnya kupikir orang yang jahat tidaklah seburuk apa yang k...