21. Permohonan Maaf

297 27 21
                                    

Jangan lupa vote dan berikan komentar.

_______________________________
• Tacenda •
Part 21. Permohonan Maaf
__________

Suna menatap Reina yang baru saja masuk ke dalam rumah. Terlihat bahwa dua tangannya menggenggam dua buah tas kertas dengan beberapa merk terkenal. Seperti biasa, ia menghabiskan waktunya untuk berbelanja setelah bergantian menjaga Osamu dengan sang kakak selama beberapa hari terakhir.

"Bagaimana Osamu?"

"Aku pergi setelah ia tertidur"

Suna sedikit memiringkan kepalanya, sebelum kemudian kepalanya bergerak mengangguk. Akhir akhir ini ia tak terlalu sibuk, sering kali Suna menyempatkan dirinya untuk datang ke rumah sakit ketika istirahat tiba. Justru Suna disibukkan pemerataan tanah di samping rumahnya, membeli beberapa petak tanah digunakan untuk pedok kuda.

Joji berhasil dibawa pulang oleh Suna. Ia juga segera menyewa beberapa orang untuk membantunya dalam mengurus Joji. Tidak lupa dengan kandang dan juga memproses pedok sederhana di area rumahnya.

"Dia masih bersikap dingin padaku" Reina menarik nafas besar, menghempaskan tubuhnya pada sofa sebrang Suna. Kantong kertas yang semula digenggam itu terjatuh berantakan pada karpet dekat dua kakinya.

"Kau hanya belum akrab, Osamu adalah orang yang lucu"

"Itu kan menurutmu.." Reina menghela nafas berat, cukup membutuhkan banyak usaha untuk mendekati Osamu.

Sudah beberapa kali Reina berusaha untuk perhatian. Membantunya makan, sampai dengan membantu Osamu untuk berjalan. Namun Osamu masih belum banyak bicara. Sebenarnya Reina tak terlalu ambil pusing, namun dorongan dari sang kakak membuat Reina terkadang merasa kurang usaha.

"Kalau begitu, aku akan ke rumah sakit sekarang"

"Osamu sedang tidur, biarkan dia beristirahat terlebih dahulu"

"Aku tidak akan membangunkannya bodoh, aku hanya ingin bersamanya!"

Bibir Reina mengerucut, tidak pernah menduga bahwa sang kakak yang begitu dingin padanya itu rela melakukan hal hal meletihkan untuk bocahnya itu. Ada sedikit unsur meledek dari kerucutan bibirnya itu.

"Mengapa kau memasang wajah mengkerut seperti spons mandi?"

"Tidak ada. Aku hanya sedang heran melihat orang yang sedang jatuh cinta.."

Wajah Suna mendadak datar, kedua matanya menyipit ke arah Reina yang kebingungan. Keduanya terdiam beberapa saat sebelum kemudian tamparan kecil mendarat pada bibir Reina.

"Jaga mulutmu wahai bocah"

"Tsk— bau tembakau!"

Tak terima, keduanya melayangkan tatapan tajam selama beberapa detik. Namun Suna tak ingin masalahnya semakin rumit, sehingga ia segera berlalu. Berniat untuk segera pergi dari rumah menuju rumah sakit.

Akhir akhir ini perkembangan Osamu sangat baik. Masih seperti yang lalu, Osamu memiliki selera dan nafsu makan yang tinggi. Bahkan Osamu selalu bersemangat ketika Suna memberikan beberapa gambar gambar mengenai proses pedok kuda barunya.

Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang