Jangan lupa vote dan berikan komentar.
_______________________________
• Tacenda •
Part 20. Permintaan
__________"Bisakah kau lakukan dengan perlahan lahan?" Tanya Suna kesal dengan Reina yang merawat lukanya dengan tidak hati hati. Sang adik hanya memutar bola matanya kesal.
"Rasakan ini"
Plak!
Satu pukulan mendarat tepat pada bekas luka tembakan milik Suna yang baru saja diganti perbannya. Suna berjengit kaget merasakan lukanya memberikan sensasi perih menuju sekujur tubuhnya.
"Hei! Sudah kubilang itu sakit!"
"Kau ini memang banyak gaya, aku tidak suka melihatnya"
"Ya sudah tidak udah dilihat!"
"Bagaimana caranya aku merawat lukamu tanpa melihatnya?!"
Pertengkaran kecil kembali terjadi antara keduanya. Namun kali ini Suna tak ambil pusing. Pada akhirnya ia terdiam untuk mengalah bercek-cok dengan adik semata wayangnya itu. Meskipun menyebalkan, Suna tidak pernah bisa mengabaikan kehadiran adiknya itu.
Merasa sudah tak memiliki urusan. Reina bangkit dari duduknya, berniat untuk keluar dari ruangan kerja sang kakak. Sudah malas rasanya untuk terlalu lama bersama, pasti akan berakhir dengan bertengkar.
"Ingin kemana?"
"Belanja"
"Urus anakmu itu dan berhenti berperilaku boros!" Suna berseru, tubuhnya mendadak bangkit dari duduknya.
"Dia sedang tidur, aku tidak perlu membawanya pergi!"
Selesai dengan kalimatnya, Reina keluar dari ruangan kerja Suna dengan sedikit kasar. Suara bantingan pintu membuat Suna memasang wajah datar, malas, bosan, dan kesal di waktu yang bersamaan.
Andai saja waktu bisa diputar, mungkin dulu Suna ingin meminta ibu tirinya untuk menelan kembali anak putrinya agar tidak dilahirkan. Namun tetap saja jika ada di masa itu ibunya tidak mungkin mendengarkan permintaan Suna.
Keduanya memang dekat. Itu semua akibat paksaan dari kedua orang tua Suna untuk tetap menyayangi adik beda ibu tersebut. Suna tidak pernah keberatan dengan hadirnya adiknya itu. Tapi tetap saja ia tidak bisa berhenti bertengkar akibat masalah masalah sepele.
Tiba tiba saja Suna teringat bahwa masalah di rumahnya juga belum selesai. Mengenai kehadiran Reina bersama anak balitanya yang secara tiba tiba. Suna belum sempat menjelaskan kepada Osamu yang terlanjur marah padanya beberapa waktu yang lalu.
Tubuh Suna beralih, berjalan menuju pintu ruangan kerjanya. Satu tangannya tergerak mengambil mantel dan bergegas keluar dari ruangan pribadinya. Sudah jelas kedua kakinya melangkah menuju ruang kamar Reina. Berniat untuk meminta Reina bertemu Osamu sekarang juga.
Meskipun beberapa jam yang lalu Suna baru saja dari rumah sakit dan Osamu belum bangun dari tidurnya. Namun tetap saja ia berniat kembali meminta Reina untuk datang secara rutin bersamanya untuk menjaga Osamu.
"Hei– kau akan kemana?"
"Belanja, aku bilang ingin belanja hari ini!"
"Tidak. Kau pergi ke rumah sakit bersamaku sekarang" Suna menarik Reina yang sudah bersiap untuk keluar namun dicegah oleh Suna.
"Tidak. Aku sudah menemuinya kemarin?"
"Sekarang aku akan ke rumah sakit, kau harus ikut"
"Tidak terima kasih lebih baik—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]
FanfictionTacenda (adj.) things to not mentioned or published. Also things that are better left unsaid. 🔞 Merahasiakan semua ini dari peradaban dunia adalah solusi yang tepat bagiku. Seseorang yang awalnya kupikir orang yang jahat tidaklah seburuk apa yang k...