Jangan lupa vote dan berikan komentar.
_______________________________
• Tacenda •
Part 15. Koordinasi
__________"Aku akan memberitahu semuanya, aku melakukan semuanya untuk nenekku!" Akaashi panik, berusaha menghentikan Suna agar tidak menembak kepalanya yang berharga itu.
Suna yang mendapati bahwa Akaashi dapat diajak bekerja sama itu mengangguk mengiyakan. Namun tetap saja ia tidak memindahkan todongan pistolnya dari tubuh Akaashi.
"Apa yang kau lakukan kepada Osamu sehingga ia bisa dipindah tangan dengan mudah"
"Kumohon letakkan pistolmu terlebih dahulu, aku akan memberitahukan semuanya.."
Akaashi berusaha menenangkan Suna yang terburu buru. Ia mengangkat kedua tangannya, menunjukkan kedua telapak tangannya. Memberi kode tuan dari Osamu agar tidak bertindak gegabah dan melesatkan timah panas dari moncong pistol tersebut.
"Tidak bisa, bertahu aku terlebih dahulu"
"Oke.. oke baiklah" Akaashi menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Ia berjalan menuju nakas yang berada didekat jendela kamarnya.
Dipenuhi perasaan panik, Akaashi segera membuka lacinya dan mengambil sembarangan barang barang yang selama ini ingin ia gunakan untuk membius Osamu. Beberapa botol dan juga jarum suntik ia genggam untuk ditunjukkan pada Suna.
Suna yang penasaran itu merebut barang pada genggaman tangan Akaashi. Masih tak mau menurunkan todongan pistolnya pada Akaashi yang semakin panik ketika Suna mendekat.
Kedua mata Suna memincing, sedikit berkedut menyadari bahwa botol bius yang digunakan adalah trivam propofol. Tentu saja obat tersebut adalah obat bius yang biasa digunakan untuk anestesi. Suna juga menyadari bahwa obat ini sering kali disalahgunakan oleh manusia manusia diseluruh muka bumi ini.
Tubuh Suna maju satu langkah, membuat Akaashi mundur dan menabrak sudut lemari nakasnya. Suna tanpa sadar menggeleng gelengkan kepalanya, menyadari ada banyak botol propofol dan beberapa jarum suntik bekas pakai.
Jarum yang patah, jarum bengkok, sampai dengan botol yang pecah, Suna bisa menebak bahwa aksi Akaashi sebenarnya masih amatir. Namun belum sempat Suna bertanya, Akaashi segera menjelaskan dengan terburu buru.
"Aku berusaha melakukannya beberapa kali kepada Osamu namun gagal. Jadi aku menyimpan barang barang rusaknya disini"
Suna bisa menebak bahwa setiap waktu setiap saat, Akaashi pasti ingin melakukannya. Namun entah apa yang dilakukan Osamu tapi ia selalu berhasil menggagalkan semuanya dan mau tidak mau Akaashi harus mencoba melakukannya lagi di esok hari.
"Siapa yang menyuruhmu?" Tanya Suna menutup laci nakas dan menurunkan todongan pistolnya.
"Aku tidak tau benar, tapi yang jelas ia bermarga Miya"
"Tidak mungkin.." gumam Suna. Selama ini ia merawat dan membesarkan Osamu. Suna tidak pernah mengetahui bahwa masih ada orang lain bermarga Miya yang masih hidup selain dua bocah kembar itu.
Suna tidak percaya atas kesaksian Akaashi.
"Mungkin! Ia memberi tunjuk kartu identitasnya dan ia benar benar bermarga Miya!"
"Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak lama. Osamu tidak memiliki siapa siapa lagi selain-" belum selesai Suna kebingungan, Akaashi menimpali Suna.
"Kakaknya?"
"Darimana kau tahu hal tersebut?"
"Pria itu yang memberitahuku. Aku tidak mengerti benar siapa dirinya tapi ia menyuruhku untuk membawa Osamu yang menurutnya memiliki seorang kakak. Sedangkan di sekolahku tidak ada kakaknya sama sekali, jadi terkadang aku ragu apakah Osamu adalah sasaran yang ia maksud"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda [Mafia SunaOsa🔞]
FanfictionTacenda (adj.) things to not mentioned or published. Also things that are better left unsaid. 🔞 Merahasiakan semua ini dari peradaban dunia adalah solusi yang tepat bagiku. Seseorang yang awalnya kupikir orang yang jahat tidaklah seburuk apa yang k...