50

61 8 1
                                    

"Maaf ya, kami belum buka."

Aku menghela pelan. Udah berapa orang yang ditolak sama Mas Adit, coba...?

"Mangkanya, waktu jualan kemaren tuh dicatet sama diinget baik-baik, Mas Alfan.."

"Lupa aku, dek.."

Tadinya ini warung mau buka sore ini. Tapi, semuanya belom disiapin. Nasi aja gak dimasak, sambel belom siap, apalagi yang namanya area kasir-kasiran. Semuanya masih amburadul.

Meskipun disini banyak orang, tapi aku gak bisa ngarepin Mas Adit ataupun Kak Dante. Soalnya, Mas Adit itu kan udah kelas 12, bentar lagi dia harus menghadapi ujian. Mana dia harus adaptasi dengan lingkungan sekolah baru.

Begitu juga dengan Kak Dante. Biasa apa itu anak orang kaya?

Yang biasanya hidup berkecukupan, mau apa tinggal beli, lah masa iya, aku mau nyuruh dia buat nyuci beras sama ngulek sambelan...?

"Ayam-ayam udah aku tepungin. Jadi, kalo besok ada yang beli tinggal goreng.."

"Oke-oke."

"Jangan cuma bisanya oke-oke aja!"

"Den mas, hebat juga ya bisa masak." Puji Bu Irma.

"Besok tolong sambil bantuin Mas Alfan ya, bu. Sambil nanti aku cari orang lagi."

"Dek, jangan kebanyakkan orang. Nanti aku bayarnya darimana?"

"Ya mangkanya yang gesit. Terus itu juga area kopi, siapa yang mau jaga?"

"Biasanya juga beli kopi yang langsung seduh."

"Yang kemaren minta beli mesin kopi segala macem siapa?"

"Aku. Hehe..."

"Kalo ada yang beli ayam bakar, tinggal bakar aja. Semuanya udah aku taro di showcase. Segala sambel sama lalapan. Inget, freezer box itu buat es krim, sama es batu. Bukan buat naroh daging-dagingan."

"Oke."

"Modal awal aku kasih tiga ratus nih. Sengaja aku kasih recehan, buat kembalian. Nanti jangan diutak-atik. Terus inget-inget, anak sekolah diskon 50% tapi harus tuker kupon sama nunjukkin kartu pelajar."

"Oke."

"Kak Dante kan kayaknya bisa pulang cepat ya.."

"Iya."

"Sini, belajar jadi kasir dulu."

Aku ajarin tuh Kak Dante, gimana caranya jadi kasir. Gak sulit-sulit amat kok. Tinggal klik-klik aja, langsung cetak struk. Selesai.

Kalo yang bayarnya pake Qris, gopay, ovo, itu juga gampang, karena tinggal scan barcode doang.

Aku gak pernah nanya, gimana lingkungan sekolah yang baru ke Kak Dante. Udah pasti, dia mah bisa cepat bergaul. Malahan, aku yakin pasti dia bisa jadi idola di sekolah baru, yang mayoritasnya muslim itu.

Hhihii...!

"Ngomong-ngomong, kabarnya Alfian gimana dek?"

Degh!

Aku melongok. Pertanyaan Mas Niko, langsung mengingatkanku tentang sosok itu.

"Yaahh, aku lupa kalo Mas Fian tuh masih ada.."

"Orang kayak dia, ngapain juga diinget-inget?" Tukas Mas Alfan.

Aku telepon salah satu orangku. Dia memberitahu kalo Mas Fian itu kerja dengan baik, rajin, dan sungguh-sungguh.

Di tempat tinggalnya pun, Mas Fian gak pernah berbuat yang aneh-aneh. Palingan, tiap malam minggu, dia suka keluar dan ketemu sama seseorang.

"Benar, kan..."

He Never SleepsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang