60

7 0 0
                                    

Banggg...!

Ini adalah ketiga kalinya, Prince jatoh sampai keluar ring. Benar-benar di luar nalar. Dengan kondisi seperti itu, ternyata Kak Dante masih bisa menghajar Prince! Bahkan dia juga bisa menendang Prince hingga jatoh keluar ring!

"Keadaan sekarang berbalik. Prince kualahan menghadapi Kak Dante, Adriel..!" Ucap Michele takjub.

Aku mengangguk. Tapi aku, belom bisa tenang sepenuhnya. Meski Prince udah kepayahan menghadapi Kak Dante, tapi dia itu orang licik. Dia pasti gak menyerah gitu aja.

Brukkk...!

Blammm...!

Prince terlungkup di tanah. Sementara Kak Dante, kini berdiri sendirian di tengah-tengah ring.

Kami semua lagi-lagi terdiam. Menantikan apa lagi yang akan terjadi...?

"Kak Dante menang, Driel!" Michele memegang kedua tanganku. Wajahnya bahagia banget.

Kak Dante turun dari ring. Dia membawa Prince naik kembali ke dalam ring.

Apakah semuanya udah berakhir...?

Apakah benar, Kak Dante pemenangnya...?

Sekarang Kak Dante terduduk di samping Prince. Wajahnya keliatan gak karu-karuan. Aku pikir, nafasnya pun pasti masih gak stabil.

"Menang..." Aku terduduk dengan pikiran menerawang. "Semuanya udah berakhir... Kak Dante, menang..."

10 menit lamanya, live streaming itu tidak berubah. Terlihat Kak Dante masih saja duduk di samping tubuh Prince yang kini sedang terlungkup tak sadarkan diri.

Krrinnggg...!

Hapeku berdering.

Klik.

'Saya sudah bilang, kalau anak itu hebat dan luar biasa.'

"Mas Seno...?"

Aku sengaja mengaktifkan mode speaker, agar yang lain bisa ikut mendengarkan.

"Mas Seno tahu, dimana mereka sekarang?!"

'Hmmm, bagaimana ya...?'

"Mas Seno, jangan main-main..."

'Saya masih ingin bermain-main dengan anak nakal itu.'

"Berani Mas Seno nyentuh Kak Dante ---"

'Hei, memang saya bilang kalau anak nakal itu Dante?'

"Jadi..."

'Menurutmu, apa hukuman yang pantas untuknya..? Apakah saya harus menghilangkan salah satu kakinya, agar dia tidak bisa menyombongkan dirinya lagi --- atau --- saya keluarkan semua organ dalam tubuhnya itu, lalu saya kirimkan kepada nenek tua yang kini sedang memasang wajah sedih di belakangmu itu..?'

"Mas Seno pasang kamera di rumahku..?!"

'Maaf. Saya terpaksa melakukannya. Karena saya tidak ingin, ada orang jahat di sekitarmu..'

"Kak Dante berdiri, Driel. Kayaknya dia..."

DORRR...!

'Sial!'

Ttuuttt...

Sambungan teleponku dengan Mas Seno tiba-tiba terputus. Dalam live streaming itu, aku lihat Kak Dante yang tadinya sudah berdiri, tiba-tiba jatuh terlungkup dengan darah segar langsung menggenang di sekitar tubuhnya.

Prince...!!

"DANTEEEE...!!!"

"Kak Dante, Adriel..."

He Never SleepsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang