12

98 12 1
                                    

Abis ngisi bensin, Kak Dante mau ke toilet dulu katanya. Tapi udah hampir 10 menitan dia belom balik-balik juga.

Tok.. Tok..

Michele sama Rafael udah berdiri-diri di sebelah mobil Kak Dante.

"Kita mau nginep dimana, Driel?" Tanya Michele.

"Tauk! Ko Jojo daritadi bawel banget. Nanya mulu." Timpal Rafael. "Untung dia bawa temen. Kalo enggak, makin pusing aku!"

"Lagian kamu sih, kenapa Ko Jojo pake diajak segala?"

"Kalo gak diajak, aku gak dibolehin pergi sama mami, Miskah..!"

"Driel, adeknya Mas Alfan siapa namanya?"

"Mas Alfian. Kenapa?"

Michele senyum-senyum. "Lumayan juga ya, Driel."

"Kamu mau aku kenalin?"

"Emang dia masih jomblo?" Rafael ikut-ikutan tertarik rupanya.

"Ya gitu. Cuma orangnya agak gesrek. Baru ketemu aku aja, udah nembak."

Mata Michele membelo. "Terus kamu juga suka sama dia?"

"Ya enggaklah, Mis! Adriel kan udah punya Kak Dante..!"

Kak Dante udah balik lagi. "Yuk.."

Mas Niko menghampiriku. "Dek, nanti kita istirahat dulu di rest area. Sekalian ngomongin mau nginep dimana."

"Oke, mas."

"Gue boleh ikut mobil kalian?" Mas Fian muncul dengan wajah ditekuk.

"Boleh!" Seru Michele dan Rafael kompak.

"Bete banget gue semobil sama Mas Alfan! Tau gitu, tadi gue bawa mobil sendiri."

Rafael -- Michele, semoga pertemenan kalian gak pecah cuma gara-gara Mas Fian si otak mesum ya...

Brakk..!

"Mas Niko keren juga ya, Driel."

"Iya. Beda banget kan sama Mas Alfan?"

"Tenang aja. Nanti juga, badanku bisa kayak dia."

"Dihh, enggak! Aku gak mau..!"

"Kenapa? Bukannya kamu suka sama cowok yang badannya atletis?"

Rombongan mobil kami mulai melaju lagi. Padahal masih di Jakarta, tapi langit udah keliatan mendung.

"Atletisnya masih dalam kategori wajar, kak. Bukan sampai yang ototnya jendol kemana-mana. Geli malahan akunya.."

"Kirain kamu sukanya yang kekar.."

"Lama, kak. Sakit perut?"

"Ngantri mau ambil uang."

"Ohh..."

"Aku cuma ambil lima juta. Cukup kali ya?"

"Ya, mungkin. Kan aku juga gak tau, mau nginep di hotel yang kayak apa."

Kak Dante sesekali noleh ke aku. "Sampai nanti, kita langsung mandi. Oke?"

"Iyaa.."





Sampai di rest area, kita makan siang dulu sekalian ngobrolin mau nginep dimana. Karena perginya juga mendadak, dan yang ikut banyak juga, jadi kita mesti matengin banget buat nyari penginepan.

"Glamping boleh juga, mas." Kata Ko Jojo. "Nanti aku berdua sama temenku."

"Gue sama lo aja dek? Mas Fian mepet terus.

"Sadar! Adriel berdua sama Dante!" Tukas Mas Alfan.

"Bertiga bisa kan, ya?"

"Ngikut, cuma nyusahin."

Rafael sama Michele lagi bisik-bisik. Udah pasti, mereka lagi ngomongin dua kakak adek yang gak pernah akur itu.

"Apa kita gak sekalian cari villa aja?" Usul Mas Niko.

"Iya, mas! Villa aja sekalian. Biar kita bisa tidurnya rame-rame." Daripada ribet glempang glemping yang sekamar cuma muat 2 orang.

"Nanti kita pake jasa orang aja, kalau udah sampai Puncak."

"Gimana, Do?" Tanya Ko Jojo ke temennya, Ko Edo.

"Aku ikut aja."

"Kita nyumbang berapaan, mas?" Tanya Michele.

"Belum tahu. Nanti aja kalau kita udah dapet villanya."

"Driel, biar aku aja yang bayar." Kak Dante bisik-bisik.

"Sok cari muka..!" Gak tauya Mas Fian denger. "Udah, villa biar gue aja yang bayar! Jangan pada kayak orang susah..!"

"Lu ngebacot lagi, gua tonjok tuh mulut!"

"Gue gak suka aja sama orang sok pamer!" Mas Fian malah natap sinis ke Kak Dante. "Masih sekolah aja udah belagu!"

Bughh..!

Mas Alfan gak pernah main-main sama ucapannya. Bukan cuma aku yang kaget, tapi kami semua kaget ketika Mas Alfan beneran nonjok muka Mas Fian, sampai Mas Fian jatoh kejengkang!

"Alfan!"

"Kamu masih mau belain dia, Nik?!"

"Bukannya ngebela, Alfan! Tapi dia itu kan adek kamu...!"

"Aku bilang kan jangan pernah main fisik lagi, mas.."

Mas Alfan noleh dengan mata melotot. Keliatan, kalo dia lagi emosi banget.

Aku raih garpu, lalu aku arahin ke dia. "Apa?! Mau aku colok?!"

"Dia yang mulai duluan, dek.."

"Gak usah pake fisik kan, bisa...?!"

"Iya, maaf..!"

"Mang enak!"

"Mas Fian juga!"

"Kok gue kena semprot juga, dedek?!"

"Kalo masih gak bisa diem, aku jejelin bon cabe nih!"

"Iyaa..."

"Baikkan!"

Mereka berdua malah buang muka.

"Baikkan, atau kita batalin liburan ini!"

"Dia yang duluan, dek...!"

"Kan lo duluan yang nonjok gue, mas!"

Aku angkat tangan. Mendingan aku buru-buru balik ke mobil. Daripada kepala makin puyeng, ngadepin keributan mereka berdua yang enggak ada habisnya.

"Driel.."

"Apa?!"

"Kamu, kalo marah makin seksi..."

"Kak Dante..."

"Marah lagi dong. Biar aku makin gemes..."

"Ayo jalan, kak."

"Siap, sayangku..."

"Mmm..."

• • •

He Never SleepsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang