1. Kenzio Damarion

7K 427 18
                                    



Vote nya tolong 🌷.....

➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶


"Lu dimana sih Zaa? 5 menit lu gak nongol, gue balik!"

"Wait, Gue udah deket kog. 2 menit lagi nyampe."

"Buru! gue risih banget dari tadi diliatin orang di table sebelah". Ganggu banget lirikin gue mulu"

"Iyaaa, My Prince. Sabar sayangkuuuh.... "

Tut! Sambungan telepon terputus.

Jio melemparkan hapenya ke atas meja kafe, sedikit kasar terkesan kalau dia sedang kesal.
Sebenernya bukan kesal karena Zaages, sahabatnya, yang molor datang tapi lebih karena dia terganggu sama kelakuan table sebelah.

Sejak dia datang 10 menit lalu, dia langsung menjadi target pergibahan cewek-cewek bule di table sebelah. Jio paham apa yang mereka bicarakan tapi hanya pura-pura tuli aja. Fisiknya yang menjadi topik utama pembicaraan para gadis itu. Rambutnya, matanya, kulitnya bahkan tinggi badannya seperti di review satu persatu. Sungguh memuakkan. Apasih maunya???

Intinya Jio gak suka.

Jujur, dia butuh tidur. Baru tadi pagi dia sampai di Los Angeles setelah perjalanan yang hampir 24 jam dari Indonesia. Dia baru sempet tidur sebentar, setelahnya dia sudah diteror sama sahabatnya si Zaages buat ketemuan. Zaa bilang gak bisa ditunda besok karena dia besok ada kerjaan seharian.

Mata Jio berasa dikasih lem perekat, tadi tidurnya pun gak nyenyak, dia butuh waktu untuk beradaptasi. Bahkan jetlag masih menguasainya, badannya capek banget, dan dari sejak sampai dia belum makan sama sekali.

Apa mau dikata, Zaages sang sahabat dari jaman oroknya itu pengen secepetnya ketemu. Sudah gak bisa ditunda-tunda lagi.

Zaa sebenernya niat pengen nyamperin ketempat Jio menginap, biar Jio gak perlu keluar rumah, tapi rencana itu ditolak sama Jio sendiri karena dia sadar diri kalau dia hanya menumpang sementara di rumah itu. Jio pikir sangat tidak sopan kalau dia menerima tamu di hari pertama, apalagi kalau tamunya seheboh Zaages.

Dengan modal google map, janjianlah mereka di sebuah Kafe dekat pantai, tempat yang dipilih Zaa. Hanya butuh 10 menit perjalanan taxi dari rumah yang ditempati Jio, tapi entah mungkin butuh lebih banyak waktu dari Rumah Zaa.

Itulah sebabnya Zaa sedikit terlambat, meskipun itu jelas tidak bisa dijadikan alasan. Jiwa indonesianya sudah kadung melekat padahal hampir 10 tahun sudah dia menetap di sini, sejak lulus SMA.

Dua laki-laki itu sama-sama berumur 25 tahun, berteman sejak mereka play group (mungkin) dan awet sampai sekarang meskipun jarang bertemu.

"Sugeng sonten Mas Kenzio Damarion.... " sapa Zaa menggunakan bahasa Jawa. Dia memeluk Jio dari belakang, mengalungkan tangannya dibahu Jio tapi yang dipeluk adem ayem tanpa sambutan.

Sok sokan mau ngagetin, padahal Jio udah duluan tau pergerakan Zaa dari pantulan kaca di dinding Kafe.

"Who are you??" Reaksi Jio sok Inggris.

"Sohib elu bego!!" sahut Zaa sebel, dia ambil kesempatan buat menoyor kepala Jio.

Ujung-ujungnya mereka berpelukan juga, kayak teletubies. Dibilang lama gak ketemu, ya gak juga karena baru sekitar tiga bulan lalu Zaa pulang ke indo dan mereka menghabiskan waktu bareng.

"Oh my god, ini beneran elu? "

"Lu pikir siapa? Kodok?"

"Sumpah gue gak nyangka lu mau keluar sangkar juga. Terbang sampe sini.. Wow.. Demi apa? "

The Replica (BxB||End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang