29. Satu Sama Lain

1.4K 183 32
                                    


Vote beibs.... ❤❤❤

➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶

Sampai jam 1 siang, Jio belum juga keluar dari Laboratorium. Raga gak berani ganggu karena Jio sudah memperingatkannya untuk gak menyentuh Lab. Padahal dia sangat mengkhawatirkan Jio, Dia hanya sarapan beberapa gigit pepaya tadi dan sekarang sudah lewat jam makan siang.

Raga hanya bisa duduk di kursi panjang teras sambil terus melihat kearah pintu Lab, berharap Jio segera keluar. Makanan untuk makan siang sudah dia siapkan. Nasi, sayur dan lauk ayam ungkep dari frozen. Persediaan pangan mereka masih sangat cukup memadai untuk beberapa hari.

Hampir putus asa, Raga akhirnya berani mengetuk pintu.

"Jio, sudah lewat jam makan siang..." teriaknya.

"Iyaaa,... " beberapa detik berikutnya ada sautan dari Jio. Dia keluar dengan kondisi agak berantakan.

"Aku mandi dulu ya.. " pamit Jio jalan kerumah utama, langsung ke kamar mandi di kamarnya.

Gak menyerah begitu saja, Raga punya inisiatif menyiapkan baju untuk Jio. Celana panjang bahan katun dengan atasan kaos dipilihnya. Handuk kecil juga sudah berada ditangannya, dengan setia dia duduk di ranjang sambil menunggu Jio selesai mandi.

"Sini Jio, biar saya bantu keringkan rambutnya," usul Raga, niatnya mau merayu biar Jio berhenti marah.

Yang dirayu plonga-plongo mendapat tawaran seperti itu. Tapinya dia manut, duduk disebelah Raga dan membiarkan Raga mengusap-usap rambut basahnya dengan handuk.

"Mau pakai hair dryer?"

"No, aku lebih suka rambut kering sendiri... " tolak Jio.

Terkesan sudah sedikit melunak, Raga akhirnya berani bicara lebih banyak.

"Apa saya menyakiti Jio?"

"Apaan?"

"Jio marah sejak bangun tidur. Saya takut. Apa karena semal.. (am) " Belum selesai bicara, Jio sudah membungkam mulut Raga pakai tangannya. Kebiasaan Raga yang ceplas ceplos ini bikin Jio ketar ketir.

"Jangan dibahas!!," Jio yang tadinya sudah melunak mendadak sengak lagi.

"Jio, kalau saya salah tolong katakan langsung. Saya tidak bisa melihat kamu marah begini.."

"Jangan keluyuran sendirian walaupun masih di dalam pagar!!" gak usah banyak drama, Jio menjelaskan alasannya marah.

"Hanya itu? Jujurlah, apa yang buat Jio marah tadi pagi... " Raga gak percaya, dia sudah mendapati mood Jio jelek bahkan sebelum Raga bilang dia dari pekarangan.

"Ituuu.... " Jio malah tersipu, hhmm...

Raga mendapatkan signal kemenangannya, ditariknya tubuh Jio ke pangkuannya, bakat perayu dari Jayden memang gak main-main. Jio si pemula cukup mudah di taklukkannya.

"Katakan, apa salahku? Apa yang membuatmu tidak nyaman?" desak Raga lagi.

"Morning kiss... " Jawab Jio sambil malu.

"Hah?"

"Malu tauk, kita habis ciuman semalem trus kamunya bangun duluan tanpa peduli sama gue. Bangunin kagak, tengokin kagak, malah jalan ke kebun sendirian!! Gue ni kek orang dibuang tau gak sih!!" urai Jio sambil ngegas, setelahnya dia balik malu lagi. Sadar kalau tuntutannya mungkin terlalu berlebihan.

"Oh Baby.. Kamu lucu!" Raga terlalu gemez sama Jio, dicubitnya pipi yang tak seberapa gembil itu.

"Aw!!" Jio gak terima pipinya dicubit, sama Jio Raga ditabok bahunya.

The Replica (BxB||End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang