28. Morning Kiss

1.7K 170 13
                                    






Vote beibs.... ❤

➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶


Jio menelan ludah gelagapan, cara Raga memandangnya saat ini terlalu menggodanya. Aura Jayden kuat melekat.

Jio gak sepolos itu untuk berlagak gak paham maksud Raga, bahkan Raga sudah memainkan jari-jarinya sebagai kode. Jelas yang ditawarkan Raga adalah sebuah Kiss untuknya.

"Iyain gak ya?" bimbang Jio dalam hati. Si amatiran itu tetaplah bodoh dalam segi pertahanan. Terkesan sedikit murahan gak sih? Ntar disakitin nangeees lho Dek...

"Kalau Jio tetap diam, jadi... Tolong jangan marah jika saya benar-benar mencobanya" peringatan dari Raga.

Jio tak bergeming, gak mundur tapi  juga gak maju ketika bibir Raga mulai mendekat kearah bibirnya. Pandangan Raga sulit dielakkan dan berujung dia yang merem.

Kecupan pertama yang lembut, manis tanpa muslihat tapi sanggup membuat Jio tak terkendali.

"Hei.. Bernapas lah Jio... " Raga dibuat gemas ketika Jio membatu, matanya masih terpejam padahal ciuman Raga hanya sekejap dan sudah lepas dari tadi. Kek minta nambah gak sih?

"Huh!! Huh!!" Raga meniup kedua mata Jio membuat mau gak mau Jio melek  juga. Jarak yang dekat dengan Raga bikin dia menahan nafas sekali lagi.

"Lagi? Boleh?," tawar Raga menggoda, suaranya yang berat membuat ajakan itu sempurna.

Pertanyaan macam apa itu? Mau kiss aja harus banget konfirmasi, kan yang ditanyain jadi salah tingkah. Kalau diiya-in ntar dikira mau-an, kalau dienggak-in padahal masih pengen. Aturan gak usah nanya, sat set aja.

Kan gitu ya??

Tapi si amatiran Jio dengan polosnya kasih anggukan tanda dia memperbolehkan Raga menciumnya sekali lagi. Bahkan matanya udah merem duluan kode persiapan. Hhmmm...

Kali ini tentu saja kiss-nya beda. Yang pertama tadi Raga masih  ragu takut Jio gak berkenan dan yang kedua ini sudah jelas dapat persetujuan dari Jio. Jadi, Raga makin yakin dan berani.

Bibirnya bermain lebih lama di bibir jelly Jio, masih dengan ciuman manis lembut tanpa terburu, pelan mengajak Jio memberi balasan.

Jio hanya mengikuti alur hingga terpancing memberi balasan saat kelembutan ciuman bibir itu membuatnya terbuai dan menolak pasif.

"Haruskah  kita lanjutkan?" konfirmasi Raga.

"Hah?!"

Yang dimaksud Raga adalah step selanjutnya, bukan hanya sekedar ciuman tapi  lebih dari itu. Tangannya sudah berada di dalam kaos Jio, mengusap pinggang rampingnya. Memberi kode dia menginginkan lebih dari itu.

"Jangan sekarang!" tolak Jio.

Jawaban apa itu???. Jio merutuki dirinya sendiri setelah mengucapkannya.

Ishh.. Dasar mulut tak terlatih. Harusnya cukup katakan TIDAK, tegas gitu lho. Misal pun nanti berubah jadi IYA, ntar lah urusan belakangan.

Tapi, dua kata JANGAN SEKARANG lebih terkesan menggantung, meminta Raga untuk menunggu atau bahkan bertanya di waktu lain. Tertarik sih tapi jangan sekarang.... Suatu saat nanti Ayok.

Itu artinya gak selesai sampai sini. Bersambung....

.
.
.

Pagi datang dengan Jio yang baru saja sadar sudah ditinggal sendirian di kamar. Raga sudah berkutat dengan urusan perdapurannya, sementara Jio memutuskan untuk menarik selimut dan melanjutkan tidurnya lagi. Bangun pagi bukan keharusannya lagi, dia gak terikat kontrak sama pihak manapun.

The Replica (BxB||End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang