3. Waspada: Jayden!

3.4K 264 32
                                    


Vote nya beib.... ✩

➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶



Zaa berkali-kali menghentakkan kakinya, dia sedang meluapkan kekesalannya.

"Gue sebel ni yang begini ni..." Gerutunya. Entah udah berapa kali dia mengatakan kalimat yang sama.

"Sudahlah Baby, turutin saja" hibur Jayden.

"Huhh... " Zaa berhenti menggerutu ketika taxi yang dipesannya sudah datang.

Zaa harus segera pergi ke basecamp, karena ada panggilan darurat dari ketua timnya. Jadwal keberangkatannya ke luar kota seharusnya masih besok pagi, tapi entah kenapa tiba-tiba diminta segera ngumpul di basecamp.

Kekesalan Zaa bisa dimaklumi karena dia belum puas rasanya melepas kangen sama Jio. Ngobrol juga baru bentar, dan sekarang harus pergi.

"Sorry ya Yo, gue beneran harus pergi... " dan hanya dibalas anggukan dari Jio.

"Titip temenku ya Dad, antarin dia sampai rumah" Zaa pamit pergi ke Jayden n Jio. Apa mau dikata, ini resiko dari pekerjaannya.

Dan yaaaa, Zaa pergi duluan. Ninggalin Jayden dan Jio berdua dengan PR Jayden harus mengantar Zaa pulang.

.

"Yuk Kenzio, saya antar pulang... " ajak Jayden.

Sambil jalan pelan-pelan ke parkiran, Jio akhirnya berani angkat bicara:

"Bukanya sebaiknya anda mengantarkan Zaa? Kalaupun dia menolak, harusnya anda berusaha meyakinkannya kan?"

Percayalah, ini bukan Jio yang biasanya. Sekarang mungkin dia sudah menghabiskan seluruh level Keingintahuan-nya terhadap urusan orang lain demi mengucapkan pertanyaan itu.

"Itu akan percuma. Zaa belum mengijinkan saya masuk ke lingkup kerjanya. Saya tidak bisa berbuat banyak tentang itu, Saya menghormati profesinya..."

"Ish, dia childish... " gerutu Jio lirih. Dia merasa gak terima, gak habis pikir kenapa Zaa memberi batasan kepada Jayden, yang seperti Jayden kenapa disembunyikan?? Kan kasihan Jayden (*eh gimana Yo??? Tolong tampar dirimu sendiri)

"Tenang, Saya sudah menyiapkan semua perlengkapan dia selama diluar kota. Dia cukup ambil koper dirumah lalu pergi ke basecamp. Segampang itu... "

"Aaah oke.... " Jio merutuk dirinya sendiri. Seharusnya pertanyaan tadi tak dia katakan. Tolong kembalilah ke Jio yang bodo amat sama sekitar..

"Kenzio butuh sesuatu? Mau saya antar ke grocery?" Pertanyaan dari Jayden muncul ketika mereka berdua sudah duduk di dalam mobil. Siap pergi, mobil mulai berjalan.

"Tidak Mr. Jayden, terimakasih"

"Sikat gigi, sabun mandi, facial wash, sunblock, handuk, daleman, semua perintilan remeh sudah ada?" Jayden menegaskan sekali lagi dengan meng-absen perlengkapan kamar mandi.

Jio sedikit tercekat. Apa semua orang akan sebaik ini menjaga 'saudara' satu negaranya? Menurut Jio perhatian Jayden terlalu detail.

"Gimana Kenzio? Benar tidak butuh apapun??" Sekali lagi Jayden bertanya.

"Semua yang saya butuhkan sudah saya dapatkan. Terimakasih banyak atas tawaran Mr. Jayden"

"Hahahahahah, tolong kurangi formalnya, susah ya memanggil saya dengan hanya nama? sudah saya katakan berkali-kali panggil saja Jayden saja. Apa saya terlihat setua itu sampai harus dipanggil Mister?"

The Replica (BxB||End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang