27. Pulang

1.9K 183 12
                                    





Vote nya beibs.... ❤❤❤

➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶

Setelah perjalanan sekitar 30 menitan, sampailah Jio dan Raga di sebuah rumah besar model joglo, disekitar rumah itu tak ada rumah lain, hanya perkebunan tebu. Ada satu bangunan lagi disamping kanan rumah utama dan  garasi mobil juga terpisah di samping kiri. Area pekarangannya sangat luas dan  dipagar tembok setinggi 2,5meter, sebagai pemisah dengan kebun.

"Persis seperti di foto!" kesan pertama dari Jayden setelah sampai. Mungkin ini senyum pertamanya setelah tiba di Indonesia.

Benar, mereka sudah tiba di Indonesia dengan selamat kemarin sore. Menginap dulu semalam di rumah Jio yang di kota, paginya berbelanja kebutuhan dan siangnya langsung kesini.

"Suka?" konfirmasi Jio ke Raga.

Raga mengangguk semangat, sudah jelas dari bagaimana tingkahnya sekarang, berkali-kali dia mengambil nafas panjang, udara disekitarnya memang sesegar itu walaupun ini sudah siang, pohon-pohon disekitar membuatnya rindang.

"Suka! Suka banget! Ini keren!" kata Raga. Memang sejak kemarin dia-lah yang gak sabar kesini.

"Masuk yuk!" ajak Jio,"bawa kopernya sekalian!" tunjuknya di bagian belakang mobilnya.

Raga yang badannya  lebih besar membantu menurunkan koper dari mobil double cabin-nya. Jio yang menyeret  dua kopernya sampai teras, sekali doang, sisanya tetap tugas Raga, entah berapa lali bolak balik karena bahkah mereka bawa kontainer besar yang menampung hasil belanjaan mereka tadi pagi.

Rumahnya memang Joglo tradisional tapi akses masuknya sudah pakai smart key, sesuai karakter  Jio yang ahli rekayasa robotik.

"Itu kamarmu... Bereskan barangmu disana!" tunjuk Jio ke kamar untuk Raga, sementara dia menyeret kedua kopernya ke kamar disebelah.

Tapi Raga malah diam ditempat, bibirnya mendadak manyun kayak bebek, menolak keputusan Jio.

"Hanya untuk menyimpan barang Raga, gak muat lah barang kita kalau disimpen di satu lemari..." jelas Jio melihat Raga kurang semangat.

"Masih boleh tidur bareng kan?" rajuk Raga.

"Iyaa..... "

Raga jadi sumringah lagi mendengar jawaban Jio. Daripada membereskan barangnya, Raga justru lebih dulu membantu Jio merapikan barangnya, toh barangnya hanya sedikit, sebatas yang dibeli Cassa waktu itu.

"Rumahnya bersih, ada yang membereskan ya?" tanya Raga sambil menata baju Jio di dalam lemari.

"Mmm.. Ada Pak Narto dan keluarganya yang merawat rumah ini." jawab Jio. Karena Raga sudah mengambil alih kerjaanya, dia justru melempar badannya ke kasur.

"Disini tidak ada tetangga?" tanya Raga lagi.

"Kenapa? Kesepian? Seram? Takut hantu?" goda Jio, senyumnya licik pengen ngerjain Raga.

"Apa itu hantu?" justru reaksi Raga bikin Jio mengkeret. Tidak asik diajakin becanda.

"Dibelakang rumah ini, ada kebun jeruk, ada  pintunya kok untuk langsung akses kesana. Setelah itu udah ada kampung, rame! Rumah Pak Narto yang jagain rumah ini juga disana. Sesekali doang kesini. Gitu." jelas Jio.

"Kok rumah Jio sendirian ditengah kebun?" pertanyaan masuk akal dari Raga. Akses jalan kerumah Jio memang dipenuhi kebun tebu. Hanya area rumah Jio yang hijau karena pohon lain. Terkesan rumah Jio ditengah kebun yang jauh dari jalan.

"Ayah. Tuh tempat kerja Ayah gak bisa sembarangan campur sama lokasi penduduk. Makanya dibangun disini." terang Jio.

Yang dimaksud Jio adalah bangunan terpisah di sebelah rumah ini. Ternyata itu adalah Laboratorium pribadi milik sang Ayah.

The Replica (BxB||End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang