34. BJ

1.3K 159 42
                                    





Tau kiss yang ala French gitu gak? Yang sampai nyem nyem nyem pakai lidah, tukeran ludah, yang gitu lho. Pernah ngalamin? Pokoknya yang gitu deh ah...

Nah, dua oknum tak tau diri ini sedang melakukan perbuatan tak senonoh itu. Masih di sofa, entah sudah berapa menit lamanya.

Yang Dewasa jelas dengan sengaja sedang memanfaatkan si amatiran labil tanpa pengalaman yang mudah terintimidasi itu, dan yang konon katanya plin-plan, jelas naif kurang pertimbangan.

Jayden gak mau begitu saja melepaskan kesempatan, dan Jio juga terkesan pasrah bahkan  mapan tanpa perlawanan. Dua-dua sama menyedihkan.

Tak puas hanya menjajah bibirnya saja, Jayden mulai berkeinginan menjamah ke bagian lain. Jio masih tanpa perlawanan ketika Jayden pelan-pelan merebahkannya ke bahu sofa, bahkan gak mau melepaskan ciumannya.

Bisa dipastikan kalau gak ada yang menginterupsi, kekhilafan mereka akan makin susah untuk dipertanggungjawabkan.

Tapi untungnya, si bocah polos  Jio masih punya secuil sisa kewarasan.

"Jay... Kamu oke?" Jio notice Jayden sedang meringis seperti menahan sakit.

"Oke.. baby... " elak Jayden, dia malah berinisiatif melanjutkan kegiatan mereka, padahal kelihatan kondisinya gak sepenuhnya baik.

"Jangan bohong!!" tolak Jio, "migrain kan?" tebaknya.

Perlu diingat, Jio si paling paham tentang Raga. Setiap kali Raga mimpi buruk, beberapa menit kemudian kalau gak muntah, ya pasti migrain. Besar kemungkinan Jayden juga sama.

"Gue cariin obat!," tandas Jio. Dia mendorong Jayden, sedang Jayden hanya meringis pasrah melepas Jio pergi dan merutuki ketidakberuntungannya kali ini.

Jio pergi ke kotak obat di sekitar dapur, mencari kalau mungkin masih ada obat migran untuk Jayden.

"Yah, udah kadaluwarsa." keluhnya. Bisa dimaklumi sih, Jio jarang dirumah ini, hanya sesekali mampir, pantas saja kalau persediaan obatnya sampai kadaluwarsa.

"Tidak apa Jio, saya masih bisa tahan." aku Jayden sambil minum air putih.

"Kamu di Indonesia sampai kapan?" tanya Jio, agak melenceng dari topik.

"Terserah. Jio pengennya berapa lama?" Jayden sempet-sempetnya masih modusin Jio.

"Ok. Malam ini nginep sini lagi yaaa?" pinta Jio tiba-tiba. Dia fokus sama hal lain sampai gak mikirin arti selorohan Jayden tadi.

Jayden yang diminta menginap tentu saja mengangguk semangat.

"Mandi dulu aja kali ya?" tawar Jio.

"Hah?" Jayden makin bingung melihat Jio yang seperti kenceng banget memutar otak.

"Lu mandi dulu, gue harus pergi. Gak lama kok, nanti gue ceritain setelah gue pulang. Aaah, obat migrain ntar gue kirimin pakai kurir kesini sekalian makanan. Oke?" atur Jio. Dia lanjut grusah-grusuh.

"Jio mau kemana?" tanya Jayden. Baru juga ketemu udah ditinggalin lagi, dia migrain pula.

"Pulang." jawab Jio cepat. Dia bahkan sudah menyeret kopernya yang memang belum sempat dia buka.

"Ke?"

"Ke rumah yang ada Raga."

"What??!!!" Jayden kaget.

Jio bukan tipe yang detail menjelaskan sesuatu, terkadang dia justru jengah karena banyaknya pertanyaan. Maunya dia, kalau dia kasih komando ya nurut aja jangan banyak bacot. Sifat ini yang udah dihafal Raga tapi belum sama Jayden.

The Replica (BxB||End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang