36. Golden Blood

1.2K 161 12
                                    




Vote, jadiin kebiasaan ya.. ❤

➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶

"Harusnya gue ngeh lu kesini pasti karena ada sesuatu, dan yang pasti bukan karena gue. Kan?" Jio ngomong sama Jayden, padahal posisi Jayden  sedang tidur pulas, itu artinya Jio ngomong sendiri. Gak berharap Jayden bisa mendengarnya, tapi dia hanya merasa harus mengeluarkan uneg-unegnya demi dirinya sendiri.

Isi otaknya ruwet awut-awutan setelah mendengar curhatan Zaa. Dia merasa ketidak-dewasaannya telah menyakiti orang lain. Dia mungkin bisa menghujat Zaa karena sifat kekanakannya, tapi apa bedanya dirinya dengan Zaa? Bahkan Jio mungkin lebih parah.

Prasangkanya mulai mengawur diantara banyak dugaan tentang alasan sebenarnya Jayden menemuinya. Awalnya, dengan polos Jio berpikir jika memang ada perasaan yang belum tertuntaskan diatara mereka,l. Jika hanya itu yang terjadi, semuanya akan lebih mudah. Tapi kepercayaan dirinya menciut setelah mendengar curhatan dari Zaa. Merasa bodoh adalah satu-satunya yang dia simpulkan sekarang. Dirinya mungkin hanyalah pelampiasan atas luka yang sedang Jay tanggung atas Zaa.

Sedikitpun Jio tak pernah berharap bisa memiliki sosok Jayden, kekasih sahabatnya, itulah kenapa ada Raga. Bahkan kalaupun tanpa Raga, secuilpun tak ada niatan darinya untuk menghancurkan hubungan Jayden dan Zaages.

Jio paham, Zaages adalah semestanya Jayden, sangat terlihat dari bagaimana Jayden memperlakukan dan cara memandang kekasih hatinya selama ini. Cara yang sama juga dilakukan Raga untuk Jio. Marahnya, cara melihatnya, cara tersipunya, cara menunjukkan kasih sayangnya, sama persis antara Jay-Zaa dan Raga-Jio. Semua yang Jayden berikan ke Zaa sudah Jio dapetkan dari Raga.

Yang paling membuat Jio ketakutan adalah keserakahannya tentang Raga, dan sampai sekarang dia masih terus belajar bertanggung jawab sebaik mungkin kepada sosok yang tak pernah menuntut apapun itu. Jio lah yang membawa Raga kedunia ini dan Jio gak mau semua ini jadi jauh tak terkendali.

"Oke. Kita Restart aja," putus Jio bermonolog. "Kalau gue bisa otak-atik memori Raga, berarti gue juga bisa lakuin ke elu. Tahan sedikit lagi Jay, ini demi elu dan Zaa. Dia sangat berharga buat gue, jadi tolong pahami keputusan yang gue ambil." Terangnya.

Setelah lega bermonolog di depan Jayden, Jio memasang selang  infus ke tubuh tenang itu, beserta cairan obat yang bisa membiusnya. Dalam waktu dekat, Jayden gak akan bangun sebelum Jio menyelesaikan misinya membaca memori otaknya.

Menghapus memori tentangnya di pikiran Jayden, adalah keputusannya. Setelah itu dia cukup memulangkan Jayden ketempat dia menginap di Indonesia. Menganggap tak pernah terjadi apapun diantara mereka.

* * *

Butuh waktu lebih dari tiga puluh tujuh jam sebelum Jio akhirnya memilih menyerah. Dia hampir tak tidur selama itu. Banyak kode pemetaan memori yang harus dia pecahkan seorang diri. Sebenarnya itu bukanlah perkara yang sulit untuknya, hanya saja, mengetahui apa yang Jayden pikirkan secara detail memberinya lebih banyak tekanan.

Rangkaian dan jaringan yang berkesinambungan di peta memori Jayden membuatnya sangat kesakitan, dia kesulitan menahan emosi. Itulah salah satu alasan Jio memilih untuk menyerah, bahkan sebelum dia menghapus hal ingin dia hapus sebelumnya.

Kini Jio duduk di meja makan bersama kopinya yang masih panas. Badannya lebih segar karena dia sempatkan untuk mandi dan sarapan, bahkan dia juga sempat melakukan panggilan bersama Raga demi menenangkan hatinya. Jio tak bisa segera pulang ke kebun tebu sesuai janjinya. Untungnya Raga selalu mengerti tanpa banyak menuntut.

Jio sudah mengantongi alamat hotel tempat Jayden menginap, tentu saja karena dia membaca memori otaknya, alih-alih mengantarnya ke hotel seperti yang direncanakan sebelumnya, Jio justru menunggu  kesadaran Jayden pulih, ada banyak hal yang perlu dia bicarakan dengannya.

The Replica (BxB||End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang