30. Pemilik hati

1.4K 179 42
                                    





Vote beibs.... ❤


➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶


Tiga bulan kemudian.....

Raga beradaptasi dengan baik dan tumbuh sebagai pribadi yang sangat bertanggungjawab untuk Jio. Dikata bocah kali ah pakai kata "tumbuh", nyatanya kan dia secara perhitungan umur justru lebih muda dari bayi yang belajar tengkurap. Iyakan?.

Tanpa legalitas apapun, Raga mendapat pekerjaan sebagai tenaga pengajar Bahasa Inggris disebuah sekolah SMP-SMA swasta di dekat area kampung. Tentu saja hanya dengan mengandalkan tampangnya yang bule. Toh kemampuan bahasa Inggris-nya nya gak perlu diragukan lagi, ditambah publish speaking-nya yang juara.

Gajinya sebagai tenaga pengajar tentu gak bisa mencukupi semua kebutuhannya bersama Jio, padahal dengan sok yes-nya dia sudah bertekad untuk bertanggungjawab, walaupun Jio gak pernah mempermasalahkannya. Kata Raga, minimal dia menanggung biaya makan sehari-hari, yang lain tetap jadi urusan Jio, biaya listrik laboratorium-nya aja 6x gaji Raga. 😭😭😭

Sekarang disulaplah area pekarangan Jio menjadi ladang sayuran hidroponik, bahkan ada beberapa kolam ikan juga, selain dimakan sendiri juga sudah ada beberapa langganan catering sehat yang mengambilnya, lumayan bisa memenuhi kebutuhan dapur.

Jangan tanyakan tentang uang di rekeningnya Raga, jika di rupiah kan mungkin kebeli mansion beserta mobil mewahnya, atau mau beli pabrik gula yang mengontrak tanah Jio pun juga lebih dari cukup. Tapi, sementara Raga menuruti pesan Cassa untuk gak memberitahu Jio soal uang itu.

Alasannya mengambil uang itu sebenernya karena pada waktu itu dia belum sepenuhnya mempercayai Jio. Bagaimanapun mereka masih sangat asing waktu itu, wajar jika Raga dengan otak Jayden memilih untuk berjaga. Dan tapi, selama dia hidup dengan Jio, Raga mempelajari Jio memang tak serumit itu sampai dia harus membutuhkan banyak uang. Jio sederhana, dan tulus untuknya. Gak ada alasan Raga untuk kabur.

Raga sudah pandai adaptasi, dan Jio juga masih sama, sibuk dengan perintilan perkabelan, pemrograman, dan rumus-rumus yang hanya dia pahami. Beberapa konsep project sudah dia rampungkan sendirian, tinggal presentasi ke beberapa perusahaan yang siap bekerjasama untuk investasi project-nya. Kesulitan terbesarnya adalah tanpa Cassa, tapi itupun bisa Jio atasi untuk sementara ini.

Bahkan ini aja Jio sedang bersiap untuk pergi ke Singapore besok, ada janji presentasi dengan
Laboratorium yang juga tempat ayahnya kerjasama dulu.

"Nanti Mas kangen lho Dek.... " yang ngomong adalah Raga, jangan heran. Adaptasinya Raga kenceng, dia sudah bisa menuntut Jio memanggilnya Mas dengan alasan dia lebih tua. Sesekali dia memanggil Jio dengan Dek.

Konon katanya dimana bumi berpijak, disitu langit dijunjung. Raga sudah kental Indonesia, hidup dengan cara Indonesia. Jualan sayuran aja dia gak malu kan?.

"Cuma seminggu, gak mungkin juga kamu ikut Mas. Lagian anak-anak juga ujian kan?" timpal Jio. Raga sebenarnya pengen nemenin Jio tapi Anak-anak didiknya sedang ujian.

"Nanti tidurnya di hotel kan? Makan gimana? Ada yang handle atau pesan sendiri?" berondong Raga.

Jio masih no komen, dia cuma melongok ke kopernya yang sedang disiapkan Raga. Ntar tinggal ngecek trus nutup doang dia mah. Kebiasaan manjanya dibangun dengan sangat apik sama Raga. Enak ya semua ada yang ngurusin sekarang, Jio bangga.

"Kamu kalau gak diingetin makan pasti lupa terus Dek, bahaya lho kalau seminggu Keulang-ulang... " beber Raga.

"Hhmmm.... "  iyain aja ya Yo...

The Replica (BxB||End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang