One

88 8 1
                                    

Brum!
Brum!
Brum!

Suara sepeda motor bersaing satu sama lain di jalanan, sosok pria berwajah dingin nan datar memandu jalannya motor tersebut dengan ugal-ugalan. Raja jalanan, mungkin nama itu sangatlah cocok bersanding dengan pria dingin bernama panjang Glen Gevaro George.

Bagaimana tidak dikatakan Raja jalanan, pria itu berkendara seenaknya di jalanan tanpa peduli bahwa aksinya dan kedua sahabatnya dapat membahayakan keselamatan diri mereka sendiri dan orang lain. Saat mereka asik berkendara, tiba-tiba ada sebuah motor yang menghalangi jalan mereka.

Orang yang mengendarai motor tersebut membuka helm full face–nya dan menatap Glen dan kawan-kawan dengan wajah tanpa dosanya. "Hi, are you from Astro High School, right?" Glen mengangguk membenarkan ucapan pria di hadapannya.

(Hai, kalian dari Astro High School, kan?)

"Um... can I join you, guys? I'm new in this city, so I don't know how to walk around here."

(Uum ... boleh gue gabung sama kalian? gue orang baru di kota ini, jadi yaa belum tau jalan-jalan sekitar sini.)

"Hm, follow me!" balas Glen datar yang diangguki oleh pria asing di hadapannya.

(Hm, ikutin gue!)

Akhirnya mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Astro High School dengan menguasai jalanan kembali dan mengabaikan sumpah-serapah  pengendara lain yang kesal sekaligus geram dengan tingkah mereka yang ugal-ugalan.

Sesampainya di depan gerbang yang di atasnya terdapat nama "Astro High School" , Glen dan kawan-kawan langsung memarkirkan motor mereka begitu saja dan berhasil mengalihkan perhatian seluruh siswa-siswi Astro High School.

Astaga-astaga ... pangeran hati gue udah dateng!

Ya Allah ... mimpi apa gue semalem bisa ngeliat pangeran dari kayangan!

Bang Glen ... nikahin gue, Bang!

Astaga, Roky makin hari makin ganteng aja!

Jay juga makin ganteng, kok.

Eh, eh, eh, itu di samping Roky siapa?

Avvv ... so cute ... siapa dia guys? Cogan sekolah kita bertambah, nih!

Begitulah sorakan-sorakan heboh para ciwi-ciwi Astro High School yang begitu memekakkan telinga, pastinya sorakan tersebut hanya dianggap angin lalu oleh Glen. Berbeda dengan Roky, Jay, dan pria asing tadi, mereka malah asik menyugar rambut mereka ke belakang untuk menarik perhatian dan minat para ciwi-ciwi.

"Eh, ngomong-ngomong ... nama dia siapa, Ky? Kita belum sempet nanya nama dia pas di jalan tadi," ucap Jay menunjuk pria asing tadi dengan dagunya.

"Oh iyyaa, kita belom tanya nama dia. Bentar, gue tanya dulu!"

"Eum ... sorry, what is your name, bro?"

"Muhammad Ikbal, this is my name!"

"Owh ... Ikbal, gue yakin dia anaknya alim banget. Ketahuan dari namanya," bisik Jay pada Roky di akhir kalimatnya.

"Gue Marcell Sanjaya Roberto, dia Gala Roky Harison, dan cowok wajah datar itu Glen Gevaro George, Bos tampan kita yang dingin." Jay memperkenalkan satu per satu sahabatnya pada Ikbal yang mendapat geplakan keras di tengkuknya.

"Anjir, sakit, Ky! Lo apa-apaan, sih?" sarkas Jay.

"Lo yang apa-apaan! Udah tau Ikbal gak bisa bahasa Indonesia lo malah make bahasa Indonesia!"

"Oh iyyaa, gue lupa kalau dia muka-muka bule!" sahut Jay cengengesan.

"Its okey, Roky. Gue paham bahasa kalian, kok!"

Bugh!

Awhs ....

"Lo kalau bisa bahasa Indonesia, kenapa sok-sokan pake bahasa Inggris dari tadi, bego!" sentak Roky.

"Ya maaf sih, habisnya gue udah kebiasaan pake bahasa Inggris selama di Singapura. Jadi, maklumi ajalah," balas Ikbal dengan wajah tanpa dosanya.

"Ekhem! Bisa pergi?"

Saat Jay hendak membalas ucapan Ikbal, deheman Glen membuat Roky, Ikbal, Jay terkejut dan spontan ketiganya menganggukkan kepala. Tatapan Glen bak pisau yang tajam dan siap menusuk dalam targetnya membuat Ikbal, Roky, dan Jay sedikit takut untuk sekedar menatap wajah pria dingin itu.

"Ayo!" seru Glen datar.

Mereka terus berjalan ke ruang kepala sekolah mengantarkan Ikbal si anak baru yang tampan, ketampanannya diperkuat oleh baby face pada dirinya sehingga hari pertama masuk saya pria itu sudah digilai banyak gadis Astro High School.

Tok ... tok ... tok ....

"Masuk!"

Ceklek.

"Oh, Glen dan kawan-kawan, ada apa?" tanya sang kepala sekolah yang ber–name tag Khairul.

"Murid baru," balas Glen singkat.

"Benar, Pak. Saya Muhammad Ikbal murid baru di sekolah ini pindahan dari Singapura, boleh saya tau di mana kelas saya, Pak?"

"Kamu ikut saja dengan Glen dan kawan-kawan, kamu satu kelas dengan mereka!"

"Yes, kita sekelas, bro!" sorak Jay heboh.

"Geli gue punya temen absurd kaya lo, Jay!" seru Roky bergidik ngeri melihat kelakuan sahabatnya.

"Baik, terima kasih, Pak. Saya pamit undur diri, selamat pagi!"

"Sama-sama dan pagi juga, Ikbal."

Mereka pun pergi dari ruang kepala sekolah dan berniat untuk ke kelas, tetapi di tengah jalan mereka berempat dihadang oleh sosok gaib menjijikan dengan tatapan centilnya. Gaib menjijikan itu sih menurut Jay yak, bukan Ai :)

"Astaga Glen Sayang ... akhirnya kamu dateng juga! Aku kangen banget sama kamu ..., " rengek sosok itu bergelayut manja di lengan Glen.

"Njir, syaiton jenis apakah ini? Jenis cabe-cabean, kah? Atau jenis ulet bulu? Jijik banget!" cerca Ikbal yang dibalas tatapan cengo oleh Jay dan Roky.

"Ky, gue tarik perkataan gue yang bilang kalau dia alim banget. Bener kata orang, jangan lihat sesuatu dari cover dan namanya," tukas Jay.

"Bener, Jay. Gue sepemikiran sama lo, ternyata dia gak sealim namanya. Gue rasa, orang tuanya harus nge–aqiqah Ikbal ulang biar namanya diganti pake nama yang sesuai sifatnya."



Next jangan?

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang