Seventeen

24 4 0
                                    

"Sayang? Glenn, gue butuh penjelasan! Apa maksud lo manggil dia Sayang?" tuntut Jay.

"Glenn, apa bener yang aku bilang tadi kalau kamu nolak aku karena cewek ini? Jawab, Glenn!"

Maafkan hamba yang harus melakukan ini, ya Allah ....

"Rea, kalau gue bilang bener gimana? Gue gak cinta sama lo karena gue cintanya sama Luna, lo ma apa? Mau merusak hubungan gue sama Luna? Iya?"

Deg!

"Kalau bisa aku lakuin, kenapa nggak? Dia udah rebut kamu dari aku, tentunya aku bisa rebut kamu balik dari dia! Jangan remehkan Freya Lorenzia ini, Glenn! Aku bisa lakuin apa pun untuk dapetin apa yang aku inginkan termasuk harus merusak hubungan kamu sama cewek perebut ini!"

"Silakan kalau lo mau hidup lo dalam bahaya! Pernikahan gue sama Luna gak akan pernah bisa dirusak oleh siapa pun termasuk lo sendiri, Rea! Karena apa? Kekuatan cinta sejati antara gue dan Luna bisa melawan beratnya rintangan yang ada dalam pernikahan kami!"

"Ab ... Abang?"

"Mau gak mau Abang harus kasih tau mereka, Luna! Sudah cukup Abang diem aja pas cewek ini terus-menerus deketin Abang dengan perhatiannya yang terlihat murahan berhasil bikin kamu sakit hati melihatnya!"

Astaga! Ini Abang gue kenapa, sih? Salah apa gue punya Abang meresahkan kaya dia? Pernikahan? Istri? Cinta? Ya ampun ... Abang gue udah gak waras kayanya, gak liat apa tu cewek udah nangis kejar gitu karena penjelasan dia. Akan tetapi, apa pun itu gue harus manfaatkan keadaan ini untuk bermanja ria sama Abang, bukan? –pekik Luna bersorak gembira dalam batinnya.

"Abang, Luna tau Abang lakuin ini untuk kebaikan pernikahan kita, tetapi ... apa kata-kata Abang gak terlalu kasar sama Kak Rea? Bang, Luna juga perempuan, Luna tau gimana rasanya dikatain murahan sama orang yang kita sayangi. Tolong, jangan ngomong gitu lagi, ya? Minta maaf sama dia sekarang," tutur Luna lembut dengan wajah lugunya. Gadis itu mengikuti sandiwara cinta meresahkan sang abang, yaa sekaligus mencari kesempatan dalam kesempitan sih ....

"Hm, okey maaf."

"Yang ikhlas minta maafnya!"

"Iya-iya ... Rea, gue minta maaf!"

"Gitu dong! Makin sayang dan cinta sama Abang, deh!"

"Hm ... love you more, Baby!"

Cup!
Deg!

Tak mengabaikan kesempatan yang ada, Luna memeluk dan menyandarkan kepalanya di lengan kekar sang abang. Perbuatan Luna yang mengecup serta berlaku manja pada Glenn serta balasan pria dingin itu berhasil membuat ketiga sahabat Glenn percaya bahwa keduanya memanglah pasangan yang saling mencintai.

Namun, berbeda dengan Rea yang masih tidak percaya akan kenyataan yang didengarnya, gadis itu masih yakin bahwa Glenn hanya berpura-pura menjalin hubungan dengan gadis bernama Luna itu, tetapi ....

Perlakuan serta perkataan Glenn tak dapat ia abaikan. Sebab, dirinya tau bahwa Glenn hanyalah anak tunggal dan dia sangat menjunjung tinggi nilai keislaman dengan menjauhkan diri dari wanita bahkan, pria itu tak pernah mau disentuh oleh wanita manapun yang mendekatinya.

Tak tahan dengan kemesraan Glenn dengan Luna, Rea beranjak dari tempatnya dan berlari menuruni tangga rooftop disertai uraian air mata yang terus mengalir tanpa henti dari pelupuk matanya. Mengabaikan sakit hati Rea karena ucapannya, Glenn lebih memilih menyibukkan dirinya dengan menatap sang adik yang telah membantunya hari ini.

"Mencari kesempatan dalam kesempitan, huh?" bisik Glenn yang hanya bisa didengar oleh Luna.

Luna terkekeh kecil mendengar, "Sekali-kali bermanja ria dengan Abang gak nambah dosa, 'kan?"

Glenn turut terkekeh, "Tentu saja tidak!"

"Glenn, lebih baik lo sama Luna pergi dari sini dah! Jujurly aja nih yaa jiwa jomblo gue meronta-ronta minta ayang, jadi mohon pengertiannya."

"Lo risih? Atau lo iri? Kalau lo iri liat gue sama istri gue, pergi aja dari sini! Lagian, gue gak minta lo ada di sini. Gak guna juga bagi gue, baik lo ada di sini maupun lo ada di manapun," cibir Glenn dengan wajah menyebalkannya.

Roky dan Ikbal terbahak mendengar cibiran Glenn, "Mampus, lo! Kena mental kan lo, ngomong gitu sama Glenn!"

"Nistain gue aja terus ... nistain! Bener-bener yee kalian semua, gak peduli sama perasaan dedeq tau, nggak! Hiksrot ... ayang Luna ... Abwang Jay dinistain, hiksrot ..., " ujar Jay dramatis membuat ketiga pria di hadapannya mual.

"Terus? Luna harus peduli sama Kakak yang dinistain, gitu? Maaf-maaf aja nih yaa rasa peduli Luna itu mahal dan hanya untuk suami Luna tercinta," balas Luna tak kalah pedas dan memeletkan lidahnya mengejek.

Lagi dan lagi Glenn, Roky, serta Ikbal terbahak mendengar ucapan Luna yang turut menistakan Jay, entah mengapa melihat Jay ternistakan membuat mereka bahagia. Akhir-akhir ini Glenn seringkali membuka diri dan ekspresinya secara perlahan setelah menceritakan masalah antara dia dan Jack sang papa, tetapi ekspresinya yang terbuka seperti ini hanya ia tunjukkan pada sang ibu, ketiga sahabatnya, dan mungkin ... Luna.

"Udahlah, gue ngambek! Awas kalian bicara sama gue! Liat aja, nantinya kalian nggak akan gue tanggepin!"

"Gue herman deh, emang ada ya ... orang ngambek bilang-bilang? Aneh banget si Jayanjing!"

"Jangan ngumpat di depan istri gue!"

"Duh, pawangnya marah, padahal kita udah biasa ngumpat!"

"Beda, itu kalau kita cuma bertiga, sekarang ada istri gue di sini! Gue nggak mau yaa otak polos dia tercemar oleh umpatan kalian bertiga! Awas aja kalian berani ngumpat di depan istri gue lagi!" seru Glenn menatap tajam penuh peringatan pada tiga sahabatnya.

"Yee si Glenn gak asik! Eh, tapi Glenn gue mau nanya deh. Kalau emang lo udah nikah sama Luna, kenapa kita nggak diundang sama lo pas hari nikahan lo?"

"Yaa gimana ya ... gue cuman takut kalau kalian diundang, yang ada gue kasihan sama para tamu dan rekan kerja bokap gue. Mereka pastinya nggak akan kebagian makanan karena dihabisin kalian semua, jadi ya ... gue nolak usulan ibu untuk ngundang kalian bertiga," balas Glenn santai.

"Bangke!"

"Kurang asem!"

"Njrr, pedes banget tuh omongan! Sumpah ya, lo sahabat ternyebelin yang pernah gue temui di dunia ini!"

Mendengar umpatan yang lagi dan lagi keluar dari mulut tiga sahabatnya, mata Glen menajam seketika seakan-akan mereka bertiga adalah mangsa yang siap untuk dicabik-cabik dan dimakan. Hal itu pun berhasil membuat ketiga pria tersebut ketar-ketir, bayangkan saja tatapan tajam dan menusuk itu membuat ketiganya merinding ketakutan bahkan kaki mereka tak dapat digerakkan.

"Ngumpat, huh? Karena gue baik, gue kasih kalian pilihan yang sangat menakjubkan. Kalian mau gue sayat atau gue potong lidah kalian?"

Ketiganya cengengesan dengan wajah tanpa dosa, "Peace Glenn, janji gak ulangi lagi! Dan untuk pilihan itu ... maaf aja nih, kita nggak akan milih apa pun!"






Next jangan?

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang