Eleven

33 5 0
                                    

"Maaf, sebenarnya mereka adalah mantan suami dan anak Mama. Jack George adalah mantan suami Mama dan Glen Gevaro George adalah buah hati kami," ujar Diandra kemudian.

"Lalu, bagaimana denganku? Anak haram? Apa maksud bang Glen manggil aku seperti itu, Ma? Dan bahkan ... papa terlihat sangat membenciku, bisa Mama jelaskan segalanya?" tukas Luna tak dapat menahan genangan air di wajahnya.

"Kamu memang bukan putri kandung Jack, kamu anak Mama dengan ... pria lain."

Deg!

"Ma, jelaskan segalanya padaku!"

"Mama akan jelaskan, tetapi Mama mohon ... jangan membenci Mama setelah ini."

"Sebenarnya ... selama ini hubungan Mama dan Jack tidaklah seharmonis rumah tangga pada umumnya, kami berdua selalu sibuk dengan karier dan mengejar kekayaan dunia sehingga ... kami berdua mengabaikan Glen yang saat itu masih kecil dan sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya."

"Sampai pada saat di mana Glen berusia enam bulan, perusahaan Jack bermasalah nyaris bangkrut, dan Mama dipecat oleh atasan Mama karena Mama ketahuan menjalin hubungan gelap dengan sekretaris bos Mama sendiri."

"Mama memang berhenti bekerja, tetapi berhentinya Mama dari perusahaan tidak pula membuat Mama memutuskan hubungan dengan Hendrik sehingga Mama seringkali keluar rumah dan pulang malam hanya untuk menghabiskan waktu bersama kekasih gelap Mama tanpa ketahuan oleh Jack ataupun orang rumah."

"Namun, tanpa Mama sadari ... kala itu ada salah satu pegawai Jack yang melihat Mama sedang menghabiskan waktu bersama Hendrik dan melaporkannya pada Jack sehingga tiada hari tanpa adanya pertikaian antara kami berdua baik di depan ataupun di belakang Glen kecil."

"Hal itu berhasil membuat Glen trauma dan begitu sedih, bodohnya Mama mengabaikan Glen dan lebih memilih pergi bersama Hendrik meninggalkan Jack yang tengah mengalami krisis di perusahaannya dalam keadaan Mama mengandung kamu, putri Mama dan Hendrik."

Diandra terkekeh kecil dengan air mata yang turut mengalir di wajahnya, " Saat itu Mama tertipu oleh Hendrik."

***
"Hendrik, aku ... ingin berbicara denganmu."

Hendrik mengangkat sebelah alisnya, "Kau ingin berbicara apa, Sayang? Bukankah saat ini kau tengah berbicara denganku? Lalu, mengapa kau izin seperti ini?"

"Hendrik, aku serius!" seru Diandra dengan wajah seriusnya.

"Okey, katakanlah!"

"Sebenarnya ... saat ini aku hamil anakmu, Hendrik ... anak kita!"

Deg!

"K ... kau ... serius, Sayang?" Diandra hanya menganggukkan kepalanya.

"Akan tetapi, bagaimana? Bukankah ... kau masih terikat dengan Jack bodoh itu? Aku tidak bisa bertanggung jawab, Diandra! Begini saja, kau katakan kabar bahagia ini pada Jack dan katakan bahwa itu adalah anak kalian berdua, bukankah itu lebih baik?" saran Hendrik.

"Tidak bisa, Hendrik. Jack tidak akan percaya, jika kau lupa ... sejak Geva lahir hubungan kami tidaklah seharmonis yang orang lain bayangkan dan kau tau itu!"

"Baiklah, aku akan bertanggung jawab!" Diandra tersenyum ceria mendengarnya, dia kira Hendrik akan menolak bayi dalam kandungannya dan menyuruhnya untuk menggugurkan janin itu. Namun, syukurlah realita tak sesuai dengan pikiran buruknya.

"Aku akan bertanggung jawab dengan syarat kau harus bercerai dengan Jack dan meninggalkan pria bodoh itu tanpa membawa putramu yang masih balita, bagaimana?" tawar Hendrik membuat Diandra mematung.

Meninggalkan Geva, apakah aku bisa? Mau bagaimana pun ... dia adalah darah dagingku sendiri, –batin Diandra bimbang.

"Bagaimana, Sayang? Kau terima permintaanku? Tidak mungkin aku menikahimu dalam keadaan kau yang masih berstatus sebagai istri Jack sialan itu, bukan? Jika kau setuju, tiga bulan setelah kau resmi bercerai dengan Jack aku akan menikahimu dan hidup bahagia bersama anak kita," terang Hendrik mengelus perut Diandra yang masih rata.

Diandra berpikir sejenak, "Baiklah, aku setuju! Namun, berjanjilah bahwa kau akan segera menikahiku sesuai janjimu ini, Hendrik! Aku tidak akan sanggup jika kau membohongiku."

Hendrik menangkup pipi chubby Diandra dengan kedua telapak tangan kekarnya, "Sayang ... pernahkah aku berbohong padamu? Tidak, 'kan? Lalu, apa yang kau khawatirkan? Aku berjanji akan menepati janjimu ini, jika aku melanggarnya ... kau boleh mengutukku nantinya."

"Okey, aku akan meninggalkan Jack dan Geva sekarang juga, aku akan pulang. Aku mencintaimu, Hendrik!"

Cup!

"I love you more, my love! Kutunggu kau di apartemenku dan kita akan pergi ke Bandung malam ini juga, jangan sampai terlambat!"

"Baiklah, aku akan datang."

Diandra pergi dari hadapan kekasih tercintanya dengan hati yang lega, wanita itu pergi membereskan segala barangnya kemudian ia pergi dari mansion milik Keluarga George disertai pertikaian hebat antara dirinya dan Jack tepat di hadapan Glen kecil.


Pertikaian Diandra dan Jack bisa kalian baca kembali di bab prolog, ya guys yaa :)

Back to Diandra.


Diandra benar-benar kehilangan akal sehatnya dan gelap mata akan harta. Sesampainya di apartemen Hendrik, wanita itu melakukan hal yang telah direncanakan bersama sang kekasih sebelumnya, yaitu pergi ke Bandung untuk hidup bersama dan bahagia. Namun, kenyataan tak sesuai dengan apa yang direncanakan!

Setelah tiga bulan Diandra resmi bercerai dengan Jack, Hendrik tidaklah menepati janji yang dikatakannya pada Diandra beberapa bulan lalu. Diandra mendapatkan kabar bahwa sebenarnya Hendrik hanya menjadikannya pelampiasan amarah semata karena masalah yang pria itu hadapi dalam rumah tangganya.

Yah, Hendrik telah menikah dengan wanita lain sebelum menjalin hubungan dengan Diandra, tetapi terjadi kesalahpahaman dalam pernikahan Hendrik dengan sang istri sehingga Hendrik marah dan melampiaskannya pada Diandra.

Karena kecewa juga merasa dikhianati oleh sang kekasih, hati Diandra hancur. Wanita itu memutuskan untuk menjalankan kehidupannya di Bandung diikuti hinaan, cacian, serta pandangan buruk warga sekitar tertuju kepadanya dan sang anak yang membuat dirinya mau tak mau harus merantau ke Palembang untuk kehidupan yang lebih menenangkan untuk dirinya juga sang putri.

***

"Sejak Mama mengetahui pernikahan Hendrik, pria itu sama sekali tidak menemui Mama untuk sekadar melihat atau menanyakan keadaan kita. Mama menyesal karena lebih memilih dia daripada Glen dan Jack, andai Mama tidak tertipu oleh janji manis Hendrik ... mungkin sekarang Mama hidup bahagia dengan Jack juga Glen."

"Dan Mama tidak akan pernah melahirkan diriku ke dunia ini," timpal Luna.

"Mungkin saja, tetapi Mama tidak menyesal karena telah melahirkan dirimu, Sayang. Tidak sama sekali!" seru Diandra mengelus lembut wajah cantik putrinya.

"Ma, Luna gak tau lagi harus bagaimana, tetapi yang pasti ... Luna harap ... hubungan Luna, mantan suami Mama, dan bang Glen bisa membaik sehingga kita bisa hidup bahagia bersama selamanya."

"Semoga saja."

Itupun jika Glen bisa memaafkan Mama, Glen bisa menerima kehadiranmu sebagai adiknya, dan Jack yang mau menerima kehadiran kita berdua di dalam hidupnya. –batin Diandra.



Next jangan?

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang