Twenty Four

22 3 0
                                    

"Diandra ..., " geram Glenn berapi-api. Tanpa banyak bicara, Glenn bergegas meninggalkan Jack dan Dokter Kaisan dengan emosi yang membara dalam diri mengabaikan panggilan dari sang Papa. Dendam, itulah yang akan Glenn tuntaskan dan balaskan kepada Diandra, persetan dengan statusnya yang merupakan ibu kandung Glenn sendiri.

Namun, langkah Glenn terhenti seketika kala tatapan tajamnya menangkap hal yang membuat emosinya semakin meluap dan membara.

"Luna? Apa yang kau lakukan?"

Deg!

"Ab ... Abang Glenn, ap ... apa maksud Abang? M ... memangnya ap ... apa yang kulakukan?" tanya Luna terbata.

Glenn menautkan kedua alisnya hingga menukik tajam, "Mengapa kau gugup?"

"Apa yang kau lakukan, Luna?"

"Lu ... Luna gak ngapa-ngapain kok," kilah Luna.

"Jangan kamu pikir Abang bodoh, Luna! Apa yang kau sembunyikan di balik tubuhmu? Apa yang kau lakukan dari ruang dokter kandungan?" sentak Glenn.

"Mengapa diam? Jawab Abang, Luna!" bentak Glenn.

Luna terdiam kaku di tempatnya, jujur hal ini adalah hal yang paling Luna takutkan. Dia takut Glenn murka, kecewa, dan lebih parahnya lagi membencinya seperti awal pertemuan mereka. Tubuh Luna gemetar ketakutan, lidahnya kelu seakan kaku 'tuk sekedar mengeluarkan sepatah kata.

"Siapa ayah dari bayi dalam kandunganmu itu, Luna?" desis Glenn kala menangkap suatu kesimpulan dari pemikirannya dan hal itu membuat Luna semakin bergetar ketakutan.

"Ap ... apa maksud Abang, sih? Siapa yang hamil, coba?" Luna tetap keukeh mempertahankan kilahannya.

Glenn mendekati Luna dengan napas yang semakin memburu dan wajah yang memerah menahan luapan amarah yang siap meledak kapan saja, dalam sekali gerakan Glenn telah sampai di hadapan sang adik, mengambil surat keterangan dokter dan membacanya secara perlahan.

"Foto USG? Nyonya Alluna Fristy Federico dinyatakan positif mengandung dan usia kandungannya beranjak enam minggu. Kau mengecewakanku, Luna!" ujar Glenn menatap Luna tajam penuh kekecewaan.

"M ... maaf, Bang. Lun ... Luna bisa jelaskan segalanya."

Glenn menggenggam tangan Luna sedikit kasar dan menyeret wanita itu kembali ke ruang rawat sang ibu dengan emosi yang lagi-lagi menyeruak nan membara dalam dirinya, pada hari ini tiga kejutan menyakitkan dirinya dapatkan dari wanita yang sama-sama memiliki hubungan darah dengannya.

"Minta maaf dan jelaskan segalanya di hadapan Papa!"

Ceklek.

Jack yang berada di dalam dan menatap sendu tubuh lemah tak berdaya Bu Sari di atas brankar langsung mengangkat wajahnya kala pintu terbuka yang menampakkan kedua putra-putrinya yang dia rasa kembali bermasalah.

"Ada apa, Glenn? Mengapa wajahmu tampak lebih murka dari sebelumnya? Apakah mama kalian kembali membuat masalah dengan kalian berdua?"

"Dia bukan mamaku, baik kini maupun selamanya! Dan bukan dia yang membuat masalah, tetapi putri kesayangannya yang membuat masalah dan berhasil mengecewakanku, Papa!" seru Glenn mendorong kasar adiknya yang terisak tanpa perasaan ke hadapan Jack.

Bersyukur ada Jack yang menahan tubuh Luna, jika tidak mungkin wanita berbadan dua itu tersungkur. "Ada apa, Glenn? Bukankah kalian sudah berbaikan? Kau pun sudah berjanji kepada Papa dan Ibu untuk bersikap baik lagikan lemah-lembut padanya lantas, mengapa kau kembali bersikap kasar pada adikmu?"

"Aku tidak sudi memiliki adik jalang dan murahan sepertinya!"

Deg!
Plak!

"Jaga lisanmu, Glenn Gevaro George! Ibumu tidak pernah mengajarkan kau untuk berkata buruk pada perempuan terutama adikmu!"

Dengan napas memburu, Glenn berseru lantang hingga suaranya menggelegar. "Dia hamil Di luar nikah, Papa! Dia hamil tanpa ikatan pernikahan!"

Deg!

"Ap ... apa? Apakah benar semua itu, Luna?"

Luna semakin terisak pilu, "Maafin Luna, Papa ... maafin Luna ... Lun ... Luna akui Luna salah, te ... tetapi ... Luna dijebak Papa, Luna dijebak ... maaf ... maafin Luna ..., " isak Luna.

"Dijebak? Apakah kau pikir kami percaya dengan bualanmu, hah? Apakah kami akan percaya pada perempuan murahan sepertimu? Tidak!" teriak Glenn.

"Jangan harap setelah ini kau kuanggap sebagai adikku lagi, Luna!" pungkas Glenn kemudian berlalu dari hadapan Papa dan adiknya.

"Bang Glenn .... "

"Sudahlah, biarkan Glenn menenangkan dirinya terlebih dahulu, Luna. Bagaimana kalian bisa bertemu? Bisa kau jelaskan segalanya kepada Papa?"

Luna menghela napas panjang, kemudian wanita berbadan dua tersebut menjelaskan kronologi di mana dirinya tertangkap basah baru saja keluar dari ruang dokter kandungan oleh Glenn disertai air mata yang mengalir deras dari pelupuk matanya. Luna pun menjelaskan bagaimana Glenn merampas surat keterangan dokter dan membacanya dengan wajah merah padam menahan emosi yang kian membara.

"Pa, maafin Luna ... maaf. Lun ... Luna dijebak ... Luna gak punya kekuatan untuk melawan dan menghindar dari keadaan saat itu sehingga ... sehingga kejadian naas itu terjadi. Maafin Luna, Pa ... maafin Luna ... Pa ... Papa mau maafin Luna, 'kan? Papa gak akan minta Luna untuk gugurin kandungan ini, 'kan? Pa ... Papa gak akan ngusir dan ngebenci Luna lagi, 'kan?"

"Ssshhhtt ... Kamu tenang, okey? Papa tidak akan pernah menyuruh atau membiarkan siapa pun menggugurkan kandunganmu ini, janin ini ... Dia tidak bersalah dan dia berhak hidup di dunia, kamu tenang saja."

"Pa, te ... tetapi bang Glenn ... bagaimana jika dia ... menyuruh Luna menggugurkannya? Luna gak mau, Pah ... Luna gak mau bikin dia meninggal ... Luna gak akan sanggup, Papa ... cukup kejadian itu membuat Luna mendapatkan dosa besar. Namun, Luna tidak akan sanggup membunuh dan menanggung dosa yang lebih besar lagi dengan menggugurkannya," lirih Luna di akhir kalimatnya.

"Abangmu tidak akan pernah tega melakukan hal itu, Sayang. Mau bagaimanapun marah dan murkanya dia, dia tidak akan pernah bisa membunuh janin tak bersalah ini, berdoalah semoga amarahnya segera mereda dan dia tidak akan berani ataupun tega membunuh anakmu."

"Abang tampak sangat murka, Papa. Bagaimana bisa Luna tenang?"

"Dia murka bukan karena kehamilanmu ini, Sayang. Namun, beberapa menit lalu, dirinya ditampar oleh kenyataan pahit yang begitu menyesakkan dadanya dan hari ini tiga hal mengejutkan lagikan menyakitkan menghampirinya secara bersamaan tanpa perasaan."

"Ap ... Apa maksud Papa? Tiga hal mengejutkan menghampiri secara bersamaan? Selain kehamilanku, berita buruk apa yang datang menghampirinya, Pa?"

"Pertama, saat Glenn mendapatkan kabar dan telepon dari rumah sakit bahwa Ibu Sari kondisinya semakin memburuk dan nyaris kehilangan nyawa adalah hal yang amat menyakitkan baginya, Sayang. Kedua, kenyataan bahwa ... Diandra, mama kalian adalah dalang di balik buruknya kondisi ibu Sari pun turut menghantamnya dan terakhir adalah berita kehamilanmu."

"Tentu Abangmu tidaklah sekuat itu menerima berita dan kenyataan pahit yang amat menyakitkan lagikan menyesakkan hatinya, dia hanya membutuhkan waktu untuk menerima semua ini."

"Biarkan dia menenangkan hati dan pikirannya terlebih dahulu, dan kau janganlah memikirkan kejadian ini bahkan nyaris stress karena itu bisa membahayakan janin dalam kandunganmu, Sayang. Sekarang, ceritakan kepada Papa apa yang terjadi dan siapa ayah dari janin yang kau kandung itu, Luna!"

Deg!

"Sebenarnya .... "






Next jangan?

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang