Thirty Four

23 3 0
                                    

"Abang!" pekik Luna memeluk tubuh pria di hadapannya.

"Alhamdulillah Abangku turun dan gak ngurung diri di kamar lagi, Luna seneng banget!"

Glenn terkekeh seraya membalas pelukan sang adik perlahan, jangan lupakan keadaan Luna yang saat ini berbadan dua dan usia kandungannya sudah memasuki usia delapan bulan. Banyak hujatan, cemoohan, cacian dan makian dari masyarakat luar mengenai Luna, tetapi berkat Glenn dan Jack mereka semua bungkam, mereka tak lagi berani mengeluarkan kata-kata pedas untuk merendahkan harga diri Luna lagi.

Bagaimana tidak bungkam, ancaman yang Glenn dan Jack berikan amatlah menakutkan di mana mereka akan menghancurkan hidup orang-orang yang telah merendahkan Luna dengan begitu kejam. Ancaman itu tidaklah sekedar ancaman.

Sudah banyak korban kekejaman keduanya dalam menghancurkan hidup beberapa masyarakat yang sempat menghujat Luna dan sekarang, hidup orang-orang itu luntang-lantung di jalanan karena usaha yang mereka rintis hancur begitu saja karena kekuasaan Glenn juga Jack.

Ah ... dan jangan lupakan pula bahwa Glenn adalah sang pemimpin dunia malam, King of The Darkness. Katakanlah mereka kejam, tetapi siapa yang tidak marah jika adik juga anak mereka dihujat habis-habisan oleh masyarakat sekitar, memanfaatkan jabatan dan kekuasaan tidaklah salah, bukan? Keduanya memang ada untuk dimanfaatkan sewaktu-waktu untuk membungkam mulut pedas masyarakat yang iri lagikan dengki kepada kita.

Back to Glenn and Luna.

"Tolong kendalikan dirimu, Sayang. Lihatlah, perutmu sudah seperti balon yang bisa meledak kapan saja! Abang jadi ngeri melihatmu berlari seperti tadi, apakah anakmu tidak terguncang di dalam sana?" ringis Glenn menatap ngeri adiknya.

"Abang mah lebay, Luna biasa aja kok."

Glenn menyamakan tingginya dengan perut Luna, "Cebong, kalau udah lahir jangan bar-bar kaya emak lo, yak? Kaya gue aja gak papa, jangan kayak emak lo! Ngeri gue tiap hari kelakuannya aneh banget, mana makin bar-bar lagi!"

"Heh! Dia anak Luna, tentu dia harus kaya Luna, dong! Enak aja kaya Abang, Luna yang hamil sembilan bulan ini! Bawa dia ke mana-mana, enak aja mau kaya Abang!" berang Luna tak lupa menggeplak kepala sang abang tanpa rasa bersalah.

"Heh! Kepala ini! Enak aja main geplak!"

"Bodo amat!"

"Tuh, kan Cebong. Udah deh, jangan kaya emak lo, baru dibilangin bentar udah makin menjadi sikap barbarnya," ucap Glenn kembali menghasut sang ponakan yang masih berada di dalam perut adiknya itu.

Jack yang melihat keadaan Glenn yang berangsur pulih dan menerima kepergian Ibu Sari hanya tersenyum seraya bersyukur dalam hati atas perubahan putranya yang kembali ceria seperti sedia kala meskipun semakin dingin kepada orang luar.

"Pah, Glenn mau keluar dulu, ya?"

"Ke mana?" tanya Luna.

"Kepo!"

"Abang mah .... "

"Ke mana, Glenn?"

"Ke supermarket bentar terus ketemu teman-teman Pah, katanya mereka udah pulang dari puncak dan Glenn mau kumpul-kumpul dulu sama mereka, mungkin sebelum isya Glenn pulang, boleh?"

"Okey, jangan minum ataupun melakukan hal yang dilarang oleh Islam, Glenn."

"Siap, Pah. Itumah pasti!"

"Ikut!" seru Luna menatap penuh harap sang abang.

"Nggak!"

"Pah, Luna boleh ikut, 'kan?"

"Bo .... "

"Nggak, ya! Liat kamu jalan dengan perut besar gitu aja Abang ngeri, apalagi bonceng kamu pake motor Abang, ih ... ngeri! Gak mau ah, takut jatuh!"

"Bener juga apa kata Abang kamu, Glenn."

"Abang kan bisa pake mobil, Papa! Jadi, gak akan kenapa-napa. Lagian, Luna gak mau sendiri di rumah, sebentar lagi Papa ke kantor, terus Luna sama siapa? Gak mau ah ... Luna gak mau sendiri! Pokoknya Luna ikut yaa? Luna mau temenin Abang Glenn."

"Kamu bisa aja yaa ngelesnya! Mau temenin Abang atau mau ketemu Ikbal, heum?"

"Apaan, sih Bang? Siapa yang mau ketemu kak Ikbal, coba?"

"Kamu pikir Abang gak tau gimana kalian deket akhir-akhir ini? Kamu yang gak butuh Abang lagi buat penuhi permintaan kamu dan minta tolong Ikbal buat penuhi keinginan anak kamu, Abang bener?"

Blush!

"Y ... ya ... kan kemauan baby untuk makan masakan kak Ikbal, jangan salahin Luna, dong! Luna gak mau jalin hubungan dengan kak Ikbal, Bang!"

"Kenapa? Apa sih, kurangnya Ikbal?"

"Luna yang dulu dan Luna yang sekarang beda, Bang. Dulu Luna suci, sekarang ... Luna udah kotor dan mau jadi Ibu. Luna gak mau mencoreng nama baik kak Ikbal dan keluarga," gumam Luna.

"Kamu tau gak, Ikbal pasti menerima kamu apa adanya, dia tulus mencintaimu, Dek. Kamu beruntung bisa dicintai cowok sebaik Ikbal, dia gak peduli keadaan kamu sekarang. Buktinya, dia sendiri yang datang ke Abang untuk deket sama kamu," ungkap Glenn.

"Kak Ikbal mungkin menerima Luna, bagaimana dengan kedua orang tua dan keluarga besarnya? Tidak tentu mereka akan menerima Luna, 'kan Bang?"

"Kamu tau, kedua orang tua dan keluarga Ikbal adalah orang baik-baik, Abang yakin mereka akan menerima kamu dan anak kamu di keluarga mereka."

"Akan tetapi, kamu harus mengikutsertakan Allah dalam urusan ini agar kamu tak lagi salah dalam melabuhkan hatimu, Luna. Jika memang Ikbal adalah pria yang tepat untukmu, atas izin Allah kamu akan dipersatukan dengannya seberat apa pun rintangan yang kalian hadapi di masa depan. Jadikanlah pernikahan Papa dengan mama kalian sebagai pelajaran, terima kamu, Glenn!"

"Sebab, kamu nantinya akan menjadi seorang kepala keluarga yang pastinya menanggung beban berat. Pernikahan bukan untuk percobaan atau mencari kecocokan, tetapi pernikahan adalah suatu ibadah dan sunnah yang begitu sakral, pernikahan tak boleh dipermainkan yang mana jika tidak cocok akan berpisah."

"Pernikahan adalah ibadah terlama atau seumur hidup yang menyimpan segudang pahala di dalamnya, dia menyatukan perbedaan, dia melengkapi suatu kekurangan dengan kelebihan yang dimiliki oleh pasangan. Papa hanya bisa berharap dan berdoa agar pernikahan kedua putra-putri Papa ini hanya terjadi sekali seumur hidup mereka dan tak akan ada yang namanya perpisahan sampai ajal menjemput."

"Pesan Papa akan kami ingat selalu, terima kasih Papa. We love you, Papa!" seru Glenn dan Luna memeluk tubuh pria paruh baya kesayangan mereka.

"I love you more, dear!"












Next jangan?

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang