Nine

33 5 0
                                    

"Bu, kenapa Ibu terdiam?"

"Aden, Bibi rasa ... Bibi gak pantas dapat panggilan Ibu dari Aden. Sebab, Bibi hanya asisten rumah tangga keluarga besar George dan Bibi rasa ... panggilan Ibu tidak cocok, Den."

"Gak ada yang gak cocok, kau seorang wanita, kau pantas menyandang panggilan Ibu dariku. Ibu, Glen mohon setuju, ya? Selama ini Ibu yang selalu ada di sisi Glen, sejak Glen kecil hanya Ibu yang merawat, mendidik, dan mengajarkan banyak hal pada Glen layaknya seorang ibu pada anaknya. Glen memberikan pernyataan dan bukan pertanyaan, mulai saat ini Glen akan panggil Bi Sari dengan sebutan Ibu dan Glen gak terima bantahan!" tandas Glen memeluk erat Bi Sari.

Hati Bi Sari menghangat, "Baiklah, apa pun yang Aden mau akan Bibi turuti," putus Bi Sari tersenyum.

"No! Tidak ada panggilan Aden atau Bibi lagi, melainkan panggilan Glen, anakku, Sayang, atau apa pun itu yang mengungkapkan bahwa Glen adalah anak Ibu, okey?"

"Okey, Glen Sayang."

"Itu lebih bagus!" Glen bahagia, kemudian remaja itu menyandarkan kepalanya di bahu Bi Sari yang kini berstatus sebagai Ibunya.

Sesampainya di mansion Keluarga George, Ibu Sari henxak membawakan barang-barang Glen dari rumah sakit. Namun, Glen langsung menghentikan aksi Bu Sari dan mengambil alih tas yang berisikan perlengkapan yang dipakainya selama di rumah sakit.

Bu Sari hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Glen yang memperlakukan dirinya sebagai Ibu kandungnya sendiri, wanita itu mengikuti langkah lebar Glen dengan senyum ramah yang senantiasa terpatri di wajah keriputnya.

Langkah lebar Glen membawa mereka menuju kamar yang sudah beberapa minggu ini tidak ditempatinya, Glen meletakkan barang di tangannya dan berbalik menatap Bu Sari dengan senyum manisnya.

"Ada apa, Glen?" tanya Bu Sari lembut seakan paham ada hal yang remaja di hadapannya inginkan.

Glen terkekeh, "Ibu tau aja kalau Glen mau sesuatu."

"Tentu, kamu pikir Ibu gak tau bagaimana gerak-gerikmu ketika menginginkan sesuatu? Kalau kamu lupa, Ibu sudah bersamamu sejak dirimu masih bayi lagi, Sayang."

Senyuman Glen semakin lebar, "Ibu ... Boleh nggak, nanti malam Glen balapan?"

"Tidak!"

"Ayolah, Bu ... Glen udah janji sama anak-anak buat balapan nanti malam, kalau Glen gak dateng ... besok orang yang nantangin Glen akan bikin rusuh di sekolah dan Glen gak mau itu terjadi, Bu! Boleh, ya?" rayu Glen menampakkan puppy eyes–nya.

Melihat raut Glen yang seperti itu, Bu Sari bukannya gemas melainkan geram ingin menampol wajah tampan Glen. "Ibu gak bisa kamu rayu dengan raut sok polosmu itu, Glen Sayang! Demi kebaikanmu, kau tidak boleh balapan nanti malam. Jika kau lupa, kau baru saja keluar dari rumah sakit dan keadaanmu belum pulih benar."

"Ayolah, Bu ... bukannya Ibu pernah bilang yaa sama Glen, kalau janji itu haruslah ditepati jika kita tidak ingin menjadi orang munafik, bukan? Jadi, gak salah dong ... Kalau Glen nepatin janji Glen sama mereka?" tutur Glen tak menyerah.

"Pintar sekali membalikkan ucapan Ibu, ya?"

"Kok membalikkan ucapan Ibu, sih? Nggak, dong! Glen kan cuma ingetin nasehat yang pernah Ibu berikan sama Glen," ucap Glen.

"Sekali tidak, tetaplah tidak! Lagipula, Ibu gak ada hak izinkan kamu ke manapun dan yang berhak hanyalah papa kamu, yaitu tuan Jack sendiri. Minta izin gih, sama dia!"

"Ibu ... Ibu tau sendiri bagaimana hubungan Glen sama papa, sehingga apa pun itu Glen maunya cuma izin sama Ibu sendiri dan tidak kepada pria tua menyebalkan itu!"

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang